Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan cepat pengguna internet di Indonesia telah mendorong munculnya banyak perusahaan rintisan (startup) lokal, tidak terkecuali Qlapa.com yang memposisikan diri sebagai lapak online (marketplace) bagi produk kerajinan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Hadir pada sekitaran 2015, Qlapa sekarang sudah mewadahi lebih dari 4.000 UMKM yang menawarkan ratusan ribu produk kerajinan lokal Indonesia, dengan omzet kolektif miliaran rupiah setiap bulannya, kata Qlapa.com dalam pernyataan persnya di Jakarta, Jumat.

William Wimpy, UMKM pemilik produk batik bermerek Canting Hijau, mengaku sejak bergabung dengan Qlapa, popularitas produk batiknya—yang diproduksi dengan teknik ramah lingkungan (eco-friendly)—itu terus meningkat.

“Sebelum bergabung dengan Qlapa, penjualan produk-produk Canting Hijau hanya terbatas pada teman-teman dan saudara saja. Kini, produk-produk kami bisa dijamah oleh pembeli dari Sabang sampai Merauke,” jelas William, pemilik brand batik yang pernah mengikuti Eco Fashion Week di Seattle dan tampil di Indonesian Fashion Week 2017 tersebut.

Riski Hapsari, pemilik brand Koleksikikie, menyampaikan bahwa sejak bergabung dengan Qlapa pada 2015, sekarang produk-produk aksesorisnya menjadi salah satu peraih penjualan terbaik (best seller) di Qlapa.

“Produk kami ini masih skala UKM, semuanya diproduksi di rumah, lewat garasi yang disulap jadi basecamp tempat kerja bersama ibu-ibu sekitar. Sejak memasarkan produk kami secara online lewat Qlapa, bukan hanya kami memiliki kanal pemasaran yang lebih luas, kami juga menjadi pedagang yang lebih cerdas. Tampilan packaging, kualitas foto, presentasi produk, semua kami pikirkan,” jelas Riski.

Menurut Riski, UMKM perlu memiliki tampilan online yang memadai. Pada September 2017 lalu, Riski juga tiba-tiba mendapatkan undangan untuk mengikuti pameran kerajinan tangan Indonesia yang diadakan Konjen RI di Pakistan.

“Tim KJRI memilih kami karena ketika browsing, banyak informasi mengenai produk-produk kami yang dapat ditemukan secara online. Mereka melihat, produk kami telah diterima dan masuk marketplace sekelas Qlapa, ini artinya sudah terseleksi oleh sistem,” kata Riski menambahkan.

Berdasarkan data yang dilansir oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017, lebih dari 50 persen penduduk Indonesia telah terhubung dengan jaringan internet.

Total populasi pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 143 juta orang, menempati posisi tertinggi di Asia Tenggara dan kelima dunia.

Namun demikian, jumlah UMKM yang merambah sektor ecommerce terbilang masih rendah. Menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani, persentase produk lokal yang dijual oleh lapak-lapak online (marketplace) di Indonesia pada umumnya hanya mencapai 6-7 persen saja.

Padahal, menurut Kementerian Perdagangan, UMKM perlu mendapatkan dukungan untuk dapat menggali potensi pemasaran digital dan mengembangkan perekonomian Indonesia. Di tahun 2017 saja, kontribusi UMKM untuk Produk Domestik Bruto sangat besar, yakni mencapai Rp520 triliun.