Cianjur bentuk koperasi kopi untuk jadi terbesar di Jabar
5 September 2018 17:24 WIB
Ilustrasi - Petani memanen buah kopi robusta di Desa Mekarmanik, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/8/2018). Berdasarkan data Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), produksi kopi Indonesia tiap tahunnya sekitar 630.000 ton. Dari jumlah tersebut sekitar 430.000 hingga 450.000 ton diekspor ke luar negeri dan sisanya untuk kebutuhan dalam negeri. (ANTARA FOTO/Nurul Ramadhan)
Cianjur, (ANTARA News) - Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Cianjur, Jawa Barat, mendorong petani dan pengusaha kopi di Cianjur membentuk koperasi.
"Ini dilakukan sebagai upaya memaksimalkan potensi kopi untuk kesejahteraan petani," kata Kepala Bidang Koperasi Usaha Mikro dan Menengah Diskoperindag setempat Judi Adi Nugroho di Cianjur, Rabu.
Ia menuturkan, Cianjur memiliki potensi besar untuk mengulang sejarah sebagai daerah penghasil kopi terbesar di Jawa Barat karena sejak beberapa tahun terakhir petani mulai menanam kopi di beberapa wilayah.
Seiring meningkatnya produksi kopi di wilayah tersebut, perlu dibentuknya koperasi untuk petani agar dapat melindungi hasil produksi dan kebutuhan petani.
"Semakin banyaknya petani kopi, seharusnya bisa diarahkan untuk membentuk koperasi petani karena sampai saat ini, belum ada koperasi untuk komoditas kopi," katanya.
Dia menilai koperasi dapat memutuskan mata rantai perjalanan kopi, sehingga bisa langsung terjadi komunikasi antara petani dengan pembeli atau pengusaha.
"Keberadaan tengkulak yang nantinya merugikan petani dapat terhapus dengan sendirinya karena fungsi utama koperasi, sehingga petani lebih sejahtera. Harga pun lebih stabil dan keuntungan penuh untuk petani," katanya.
Pihaknya akan mendukung pembentukan koperasi dan membina pelaku usaha mikro dan menengah untuk kopi Cianjur, agar sejarah Cianjur sebagai penghasil kopi terbaik kembali terbangun," katanya.*
Baca juga: Kopi Indonesia mejeng 24 jam di LA
Baca juga: Petani Garut sepakati ekspor kopi lima tahun ke Taiwan
"Ini dilakukan sebagai upaya memaksimalkan potensi kopi untuk kesejahteraan petani," kata Kepala Bidang Koperasi Usaha Mikro dan Menengah Diskoperindag setempat Judi Adi Nugroho di Cianjur, Rabu.
Ia menuturkan, Cianjur memiliki potensi besar untuk mengulang sejarah sebagai daerah penghasil kopi terbesar di Jawa Barat karena sejak beberapa tahun terakhir petani mulai menanam kopi di beberapa wilayah.
Seiring meningkatnya produksi kopi di wilayah tersebut, perlu dibentuknya koperasi untuk petani agar dapat melindungi hasil produksi dan kebutuhan petani.
"Semakin banyaknya petani kopi, seharusnya bisa diarahkan untuk membentuk koperasi petani karena sampai saat ini, belum ada koperasi untuk komoditas kopi," katanya.
Dia menilai koperasi dapat memutuskan mata rantai perjalanan kopi, sehingga bisa langsung terjadi komunikasi antara petani dengan pembeli atau pengusaha.
"Keberadaan tengkulak yang nantinya merugikan petani dapat terhapus dengan sendirinya karena fungsi utama koperasi, sehingga petani lebih sejahtera. Harga pun lebih stabil dan keuntungan penuh untuk petani," katanya.
Pihaknya akan mendukung pembentukan koperasi dan membina pelaku usaha mikro dan menengah untuk kopi Cianjur, agar sejarah Cianjur sebagai penghasil kopi terbaik kembali terbangun," katanya.*
Baca juga: Kopi Indonesia mejeng 24 jam di LA
Baca juga: Petani Garut sepakati ekspor kopi lima tahun ke Taiwan
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: