Presiden Turki usulkan perdagangan tanpa menggunakan dolar
4 September 2018 21:10 WIB
Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri upacara memperingati Hari Kemenangan ke 96 di mauseleum Mustafa Kemal Attaturk di Ankara, Turki, Kamis (30/8/2018). (ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas) (ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas)
Cholpon-Ata, Kyrgyzstan, (ANTARA News) - Ketergantungan perdagangan internasional atas dolar AS mesti dikurangi sebab itu menjadi penghalang buat Turki, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (3/9).
"Kami mengusulkan perdagangan dengan menggunakan mata uang kita daripada dolar AS," kata Erdogan dalam Pertemuan Puncak Ke-6 Dewan Turki di Pusat Kebudayaan Rukh Orod di Kyrgizstan.
Presiden Turki tersebut mengatakan Ankara dan negara sahabatnya tak boleh menunda upaya memerangi Organisasi Teror Fetullah (FETO), demikian laporan Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.
FETO dan pemimpinnya, yang berpusat di AS, Fetullah Gulen, mendalangi upaya kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016, yang membuat 251 orang gugur dan hampir 2.200 orang lagi cedera.
Ankara juga menuduh FETO berada di belakang aksi lama untuk menggulingkan pemerintah melalui penyusupan ke berbagai lembaga Turki, terutama militer, polisi, dan lembaga kehakiman.
Erdogan menambahkan organisasi teror itu telah membentuk satu susunan organisasi dengan mendirikan lembaga pendidikan di seluruh dunia serta di Turki.
Pertemuan puncak tersebut dituan-rumahi oleh Presiden Kyrgyzstan Sooronbay Jeenbekov, dandi Pusat Kebudayaan Rukh Ordo.
Selain presiden Turki, Azerbaiyan, Kazakhstan, dan Uzbekistan, perdana menteri Hongaria juga menghadiri pertemuan itu sebagai pengamat.
"Kami mengusulkan perdagangan dengan menggunakan mata uang kita daripada dolar AS," kata Erdogan dalam Pertemuan Puncak Ke-6 Dewan Turki di Pusat Kebudayaan Rukh Orod di Kyrgizstan.
Presiden Turki tersebut mengatakan Ankara dan negara sahabatnya tak boleh menunda upaya memerangi Organisasi Teror Fetullah (FETO), demikian laporan Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.
FETO dan pemimpinnya, yang berpusat di AS, Fetullah Gulen, mendalangi upaya kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016, yang membuat 251 orang gugur dan hampir 2.200 orang lagi cedera.
Ankara juga menuduh FETO berada di belakang aksi lama untuk menggulingkan pemerintah melalui penyusupan ke berbagai lembaga Turki, terutama militer, polisi, dan lembaga kehakiman.
Erdogan menambahkan organisasi teror itu telah membentuk satu susunan organisasi dengan mendirikan lembaga pendidikan di seluruh dunia serta di Turki.
Pertemuan puncak tersebut dituan-rumahi oleh Presiden Kyrgyzstan Sooronbay Jeenbekov, dandi Pusat Kebudayaan Rukh Ordo.
Selain presiden Turki, Azerbaiyan, Kazakhstan, dan Uzbekistan, perdana menteri Hongaria juga menghadiri pertemuan itu sebagai pengamat.
Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: