Metropolitan
Koalisi Pejalan Kaki: Kami dukung ganjil-genap demi kenyamanan pejalan kaki
4 September 2018 18:20 WIB
Arsip Boneka Ondel-ondel berkalung papan sosialisasi peraturan plat mobil ganji genap ditempatkan di Jalan MH Thamrin, kawasan Bundaran HI, Jakarta, Jumat (29/7/2016). Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menggunakan beragam sarana pendukung untuk memberikan informasi dan pengertian kepada masyarakat tentang penerapan peraturan plat nomor ganjil-genap. (ANTARA/Reno Esnir)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus mendukung perpanjangan kebijakan ganjil-genap karena dinilai kebijakan itu dapat berbagi dengan pejalan kaki yang membutuhkan kenyamanan menyebrang maupun berjalan dengan berkurangnya emisi kendaraan bermotor.
"Ya, sebenarnya itu sangat mempengaruhi laju lalu lintas, saya kira ini sangat membantu mengurangi beban kota yang dimana setiap ruas jalan tertentu yang padat lalu lintasnya. Dengan adanya lalu lintas yang cukup lancar, maka bisa berbagi dengan pejalan kaki yang bisa menyebrang dengan aman," ujarnya, di Jakarta, Selasa.
Alfred melanjutkan kondisi psikologi pejalan kaki saat menggunakan ruas jalan sangat berpengaruh dengan kebijakan ganjil-genap yang akan diperpanjang hingga 13 Oktober nanti.
Pada saat diterapkan ganjil-genap, tambah Alfred, pencemaran udara di kawasan tertentu itu tidak drastis hilang tapi ada penurunan.
Namun, Alfred berharap kebijakan ini untuk dievaluasi lagi, seperti apakah perlu diterapkan seharian atau tidak.
"Kebijakan ini sebenarnya cukup bagus tapi butuh dievaluasi. Yang penting dari koalisi pejalan kaki kita mendukung dengan adanya kebijakan ganjil-genap," kata Alfred.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melakukan perpanjangan kebijakan ganjil genap yang tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 92 Tahun 2018. Pergub tersebut berlaku mulai 3 September 2018 hingga 13 Oktober 2018 atau setelah Asian Para Games selesai.
Hal itu guna mempermudah pada pengelolaan lalu lintas dan juga menjaga kebiasaan yang sudah terbangun selama Asian Games.
Saat pemberlakuan sistem ganjil genap selama berlangsungnya Asian Games, terdapat temuan fakta-fakta dalam jangka pendek seperti ada peningkatan kecepatan sampai dengan 37 persen. Lalu, ada peningkatan penumpang Transjakarta sampai dengan 40 persen.
"Ya, sebenarnya itu sangat mempengaruhi laju lalu lintas, saya kira ini sangat membantu mengurangi beban kota yang dimana setiap ruas jalan tertentu yang padat lalu lintasnya. Dengan adanya lalu lintas yang cukup lancar, maka bisa berbagi dengan pejalan kaki yang bisa menyebrang dengan aman," ujarnya, di Jakarta, Selasa.
Alfred melanjutkan kondisi psikologi pejalan kaki saat menggunakan ruas jalan sangat berpengaruh dengan kebijakan ganjil-genap yang akan diperpanjang hingga 13 Oktober nanti.
Pada saat diterapkan ganjil-genap, tambah Alfred, pencemaran udara di kawasan tertentu itu tidak drastis hilang tapi ada penurunan.
Namun, Alfred berharap kebijakan ini untuk dievaluasi lagi, seperti apakah perlu diterapkan seharian atau tidak.
"Kebijakan ini sebenarnya cukup bagus tapi butuh dievaluasi. Yang penting dari koalisi pejalan kaki kita mendukung dengan adanya kebijakan ganjil-genap," kata Alfred.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melakukan perpanjangan kebijakan ganjil genap yang tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 92 Tahun 2018. Pergub tersebut berlaku mulai 3 September 2018 hingga 13 Oktober 2018 atau setelah Asian Para Games selesai.
Hal itu guna mempermudah pada pengelolaan lalu lintas dan juga menjaga kebiasaan yang sudah terbangun selama Asian Games.
Saat pemberlakuan sistem ganjil genap selama berlangsungnya Asian Games, terdapat temuan fakta-fakta dalam jangka pendek seperti ada peningkatan kecepatan sampai dengan 37 persen. Lalu, ada peningkatan penumpang Transjakarta sampai dengan 40 persen.
Pewarta: Tessa Qurrata Aini
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: