London (ANTARA News) - Kurs dolar terkonsolidasi mendekati tingkat tertinggi dalam satu pekan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada perdagangan Senin (3/9).
Ketegangan seputar perdagangan global dan aksi jual berkelanjutan di negara-negara berkembang memicu permintaan greenback.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Sabtu (1/9) tidak perlu mempertahankan Kanada dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dan memperingatkan Kongres tidak ikut campur dalam pembicaraan untuk merubah NAFTA atau dia akan mengakhiri perjanjian trilateral sama sekali.
"Ketegangan perdagangan secara luas mendukung dolar, tetapi pasar sangat tidak kondusif terhadap risiko," kata Viraj Patel, seorang analis valas pada ING di London.
Status mata uang AS sebagai mata uang cadangan utama menjadikannya penerima manfaat terbesar dari kekhawatiran atas konflik perdagangan. Para pedagang telah membeli dolar terhadap pound Inggris dan dolar Kanada di antara mata uang lainnya.
Indeks dolar datar di 95,12 terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, mendekati level tertinggi sejak 27 Agustus. Dolar telah menguat hampir tujuh persen sejak pertengahan April ketika ketegangan perdagangan pertama kali muncul.
Dalam basis pemosisian, pasar-pasar menguat dalam kamp dolar yang lebih kuat, dengan posisi net outstanding bertahan di posisi sedikit di bawah tingkat tertinggi sejak Januari 2017, perhitungan oleh Reuters dan Data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi menunjukkan.
Para investor juga gelisah tentang pasar negara-negara berkembang, banyak yang melihat eksodus modal. Negara-negara seperti Argentina dan Turki sudah dalam krisis, dengan peso Argentina jatuh lebih dari empat persen terhadap dolar dan lira Turki jatuh dua persen.
Tekanan di tempat lain juga sedang meningkat, dengan rupiah Indonesia mencapai terendah 20 tahun dan rupee India berada di rekor terendah.
"Sepertinya kita akan melihat satu minggu lagi dolar menguat terhadap EM (mata uang negara-negara berkembang) ... Ditambah laporan pekerjaan AS yang akan kuat pada Jumat (7/9) dan kami memperkirakan dolar/EM akan terdorong lebih jauh ke depan," kata analis ING, mengacu pada data penggajian karena pada akhir pekan ini.
Euro tergelincir 0,11 persen terhadap dolar setelah data menunjukkan pertumbuhan manufaktur zona euro melambat menjadi
mendekati level terendah dua tahun pada Agustus, karena optimisme menurun akibat ketakutan meningkatnya perang dagang global.
Poundsterling mencatat penurunan menonjol hari ini akibat kekhawatiran baru tentang negosiasi Brexit dikombinasikan dengan data manufaktur Inggris yang lemah, mendorong mata uang Inggris turun 0,8 persen.
Michel Barnier, kepala negosiator Brexit Uni Eropa, mengatakan dia "sangat menentang" proposal pemerintah Inggris tentang hubungan perdagangan masa depan setelah meninggalkan Uni Eropa.
Pound jatuh 0,8 persen menjadi 1,2855 dolar dan melemah 0,8 persen terhadap euro menjadi 89,80 pence.
Baca juga: Sanksi AS batasi ekspor Iran, picu kenaikan harga minyak
Baca juga: Dibayangi sentimen negatif, rupiah berpotensi kian melemah
Baca juga: Kurs rupiah stagnan, bertengger Rp14.689
Ketegangan perdagangan global, dongkrak penguatan dolar tertinggi
4 September 2018 07:18 WIB
Pecahan dolar AS (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: