Asian Games 2018
Derai air mata Ji-su usai Korea takluk di final basket putri
1 September 2018 20:07 WIB
Suasana pertandingan final bola basket putri Asian Games 2018 antara Korea Bersatu (putih) melawan China (merah) di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (1/9/2018). (ANTARA News/Gilang Galiartha)
Jakarta (ANTARA News) - Pebasket Korea Bersatu, Park Ji-su, berderai air mata saat melakukan konferensi pers selepas timnya takluk 65-71 dari China di partai final bola basket putri Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu.
Pebasket berusia 19 tahun itu memasuki ruangan konferensi pers dengan mata yang sembab didampingi pelatihnya, Lee Moon-kyu, serta kapten Korea Lim Yung-hui.
Bahkan ketika menjawab pertanyaan wartawan Ji-su beberapa kali harus mengusap air matanya, termasuk saat ditanya mengenai kebugarannya yang belum mantap benar sejak bergabung dengan tim Korea Bersatu mulai babak perempat final Asian Games 2018 beberapa waktu lalu.
"Sebagai pemain, kondisi apapun bukanlah alasan untuk menganggap kekalahan hal wajar," kata Ji-su.
Ji-su melantai selama 35 menit atau hanya duduk di bangku cadangan sepanjang lima menit di laga tersebut.
Pemain yang kini berkarier di Liga Bola Basket Wanita Amerika Serikat (WNBA) Las Vegas Aces tersebut membukukan catatan krusial berupa double-double 15 poin dan 13 rebound ditambah 6 blok, kendati gagal membawa Korea menang.
Baca juga: Basket putri China rengkuh emas usai tundukkan Korea
Ji-su praktis menjadi tumpuan utama Korea di area di bawah keranjang, namun ia kerap terlambat kala melakoni transisi dari menyerang ke bertahan maupun sebaliknya, lantaran ketatnya penjagaan yang juga diterapkan kepada dirinya dari para pemain China, yang juga memiliki dua pilar berpostur tinggi yakni Li Yueru dan Han Xu.
"Saya mengapresiasi seluruh rekan-rekan di tim, Lim Yung-hui dan semuanya," kata Ji-su.
"Kami bermain dengan baik, sekuat tenaga, terus bertarung hingga akhir," ujarnya menambahkan.
Penampilan Ji-su juga diapresiasi sang pelatih, yang menyebut ia tetap memberikan 100 persen kemampuannya meski tidak berada dalam kondisi terbaik.
"Ji-su tampil penuh meski tidak berada dalam kondisi terbaik, saya mengapresiasi penampilan setiap pemain di tim ini," kata Moon-kyu.
Baca juga: Jepang pertahankan medali perunggu basket putri
Pebasket berusia 19 tahun itu memasuki ruangan konferensi pers dengan mata yang sembab didampingi pelatihnya, Lee Moon-kyu, serta kapten Korea Lim Yung-hui.
Bahkan ketika menjawab pertanyaan wartawan Ji-su beberapa kali harus mengusap air matanya, termasuk saat ditanya mengenai kebugarannya yang belum mantap benar sejak bergabung dengan tim Korea Bersatu mulai babak perempat final Asian Games 2018 beberapa waktu lalu.
"Sebagai pemain, kondisi apapun bukanlah alasan untuk menganggap kekalahan hal wajar," kata Ji-su.
Ji-su melantai selama 35 menit atau hanya duduk di bangku cadangan sepanjang lima menit di laga tersebut.
Pemain yang kini berkarier di Liga Bola Basket Wanita Amerika Serikat (WNBA) Las Vegas Aces tersebut membukukan catatan krusial berupa double-double 15 poin dan 13 rebound ditambah 6 blok, kendati gagal membawa Korea menang.
Baca juga: Basket putri China rengkuh emas usai tundukkan Korea
Ji-su praktis menjadi tumpuan utama Korea di area di bawah keranjang, namun ia kerap terlambat kala melakoni transisi dari menyerang ke bertahan maupun sebaliknya, lantaran ketatnya penjagaan yang juga diterapkan kepada dirinya dari para pemain China, yang juga memiliki dua pilar berpostur tinggi yakni Li Yueru dan Han Xu.
"Saya mengapresiasi seluruh rekan-rekan di tim, Lim Yung-hui dan semuanya," kata Ji-su.
"Kami bermain dengan baik, sekuat tenaga, terus bertarung hingga akhir," ujarnya menambahkan.
Penampilan Ji-su juga diapresiasi sang pelatih, yang menyebut ia tetap memberikan 100 persen kemampuannya meski tidak berada dalam kondisi terbaik.
"Ji-su tampil penuh meski tidak berada dalam kondisi terbaik, saya mengapresiasi penampilan setiap pemain di tim ini," kata Moon-kyu.
Baca juga: Jepang pertahankan medali perunggu basket putri
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: