Bupati Maluku Tenggara melacak leluhur Suku Kei di Buleleng
1 September 2018 11:08 WIB
Arsip Foto. Pemuka agama Hindu memimpin persembahyangan Hari Raya Galungan di Pura Dadia Shri Karang Buncing, Desa Bulian, Buleleng, Bali. Sebagaimana kebanyakan warga Buleleng, orang Suku Kei juga menganut ajaran Hindu. (ANTARA FOTO/Gede Wira)
Singaraja, Bali (ANTARA News) - Saat mengunjungi Kabupaten Buleleng, Bupati Maluku Tenggara Anderias Rentanubun melacak sejarah leluhur Suku Kei, yang diduga berasal dari Desa Pedawa di Buleleng.
"Kunjungan ini untuk silaturahmi dengan Pemkab Buleleng, selain tujuan utama untuk menyusuri jejak sejarah orang Suku Kei yang dipercaya berasal dari Bali. Hal itu didasari oleh hukum adat Suku Kei yaitu Hukum Larvul Ngabal yang dibawa oleh perempuan Bali," kata Bupati Anderias dalam siaran pers dari dari Humas Pemkab Buleleng yang diterima Antara di Singaraja, Sabtu.
Saat bertemu dengan Sekretaris Daerah Buleleng Ir. Dewa Ketut Puspaka MP di ruang rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Jumat (31/8), sang bupati mengatakan bahwa dia tahu leluhur orang Kei berasal dari Bali, namun belum tahu tepatnya di bagian mana.
"Dengan kunjungan ini, saya ingin bertemu tetua adat, khususnya di Desa Pedawa, sekaligus melakukan penelitian bersama tim peneliti yang sudah dibentuk," katanya.
Ia menyebut adanya kesamaan dan bukti keterkaitan antara leluhur orang Kei dengan leluhur warga Desa Pedawa, yang dikenal sebagai desa tua di Bali Utara.
Bupati Anderias mengatakan Suku Kei, yang menganut ajaran Hindu Bali dan masyarakat Desa Pedawa punya beberapa kesamaan dalam aspek budaya, yang terlihat pada keris, perahu kecil, rumah adat dan tradisi mereka.
"Rumah adat di Kei memiliki kesamaan dengan rumah adat yang ada di Desa Pedawa dari sisi dalamnya dan juga tradisinya," katanya.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah Buleleng Dewa Puspaka mengatakan kunjungan Bupati Maluku Tenggara akan menjadi semacam jembatan untuk menggabungkan kembali ikatan persaudaraan yang dulu pernah ada.
"Buleleng ternyata memiliki keluarga dan sejarah di Maluku Tenggara. Itu menunjukkan bagaimana kedinamisan para leluhur yang sangat fleksibel untuk menjelajah seluruh Nusantara," katanya.
Pemerintah Kabupaten Buleleng mendukung penuh upaya Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara untuk menyusuri sejarah persaudaraan yang dulu pernah ada dengan Kabupaten Buleleng.
"Pemkab Buleleng melalui OPD terkait akan memfasilitasi Kabupaten Maluku Tenggara dan juga terus mengikuti perkembangan-perkembangan yang akan terjadi selanjutnya. Kita siap untuk terus mengikuti penelitian ini," kata Puspaka.
"Kunjungan ini untuk silaturahmi dengan Pemkab Buleleng, selain tujuan utama untuk menyusuri jejak sejarah orang Suku Kei yang dipercaya berasal dari Bali. Hal itu didasari oleh hukum adat Suku Kei yaitu Hukum Larvul Ngabal yang dibawa oleh perempuan Bali," kata Bupati Anderias dalam siaran pers dari dari Humas Pemkab Buleleng yang diterima Antara di Singaraja, Sabtu.
Saat bertemu dengan Sekretaris Daerah Buleleng Ir. Dewa Ketut Puspaka MP di ruang rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Jumat (31/8), sang bupati mengatakan bahwa dia tahu leluhur orang Kei berasal dari Bali, namun belum tahu tepatnya di bagian mana.
"Dengan kunjungan ini, saya ingin bertemu tetua adat, khususnya di Desa Pedawa, sekaligus melakukan penelitian bersama tim peneliti yang sudah dibentuk," katanya.
Ia menyebut adanya kesamaan dan bukti keterkaitan antara leluhur orang Kei dengan leluhur warga Desa Pedawa, yang dikenal sebagai desa tua di Bali Utara.
Bupati Anderias mengatakan Suku Kei, yang menganut ajaran Hindu Bali dan masyarakat Desa Pedawa punya beberapa kesamaan dalam aspek budaya, yang terlihat pada keris, perahu kecil, rumah adat dan tradisi mereka.
"Rumah adat di Kei memiliki kesamaan dengan rumah adat yang ada di Desa Pedawa dari sisi dalamnya dan juga tradisinya," katanya.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah Buleleng Dewa Puspaka mengatakan kunjungan Bupati Maluku Tenggara akan menjadi semacam jembatan untuk menggabungkan kembali ikatan persaudaraan yang dulu pernah ada.
"Buleleng ternyata memiliki keluarga dan sejarah di Maluku Tenggara. Itu menunjukkan bagaimana kedinamisan para leluhur yang sangat fleksibel untuk menjelajah seluruh Nusantara," katanya.
Pemerintah Kabupaten Buleleng mendukung penuh upaya Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara untuk menyusuri sejarah persaudaraan yang dulu pernah ada dengan Kabupaten Buleleng.
"Pemkab Buleleng melalui OPD terkait akan memfasilitasi Kabupaten Maluku Tenggara dan juga terus mengikuti perkembangan-perkembangan yang akan terjadi selanjutnya. Kita siap untuk terus mengikuti penelitian ini," kata Puspaka.
Pewarta: Made Adnyana, Naufal Fikri Yusuf
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: