Jakarta, 31/8 (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengapresiasi hasil karya inovasi teknologi 4.0 dalam bidang antisipasi bencana yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

"Satu lagi karya anak bangsa yang perlu kita acungi jempol. Ini tentu memudahkan kita semua. Waspada sebelum terjadi bencana, sigap menangani bencana, dan sudah dapat memprediksi apa saja kerugian yang timbul akibat bencana,? kata Menko PMK dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jum.

Puan berpendapat karya anak bangsa patut dihargai. Ke depannya alat semacam ini akan lebih memudahkan semua pihak terutama untuk antisipasi bencana alam di Indonesia.

Produk inovasi dari BMKG adalah Indonesia Tsunami Early Warning System (INATEWS) 4.0 untuk mendukung keselamatan dari ancaman gempabumi dan tsunami, Geohotspot BMKG 4.0 untuk monitoring peringatan dini kebakaran hutan dan lahan yang sekaligus dapat memantau potensi sebaran kabut asap, dan info BMKG 4.0 yang memberikan layanan informasi cuaca dan iklim secara lebih presisi dan akurat.

Inovasi Teknologi 4.0 ini telah didukung oleh Big Data dan Artificial Intelegence. Dengan demikian, BMKG dapat lebih cepat, tepat, akurat dan luas jangkauannya dalam menginformasikan cuaca dan iklim ekstrem serta gempabumi dan tsunami di berbagai wilayah Indonesia.

BMKG kini dipercaya untuk memantau dan memberikan peringatan dini bagi 10 negara ASEAN dan 28 negara yang berada di wilayah Samudera Hindia, mulai dari Afrika hingga Australia.

Lewat inovasi InaTEWS 4.0 sedikitnya terdapat 17.000 pemodelan skenario tsunami yang dikembangkan BMKG berdasarkan algoritme matematika.

Inovasi ini memungkinkan BMKG menganalisa dan memverifikasi data gempa bumi dan potensi tsunami dalam waktu kurang dari 5 menit.

Sementara inovasi Geohotspot 4.0 memungkinkan BMKG mengidentifikasi titik panas secara lebih presisi dan real time. Adapun inovasi Info BMKG 4.0 menjadikan informasi cuaca BMKG lebih presisi dan akurat dimana prediksi cuaca tidak hanya dalam skala provinsi maupun kabupaten namun hingga tingkat kecamatan maupun venue. Tingkat akurasi mencapai 85 - 100 persen.