Asian Games 2018
Tinju belum berhasil sumbang emas di Asian Games
31 Agustus 2018 20:15 WIB
Petinju nasional kelas bantam (56 kg) putra Sunan Agung Amoragam harus puas hanya mendapat medali perunggu setelah kalah dari petinju Uzbekistan, Mirazizbek Mirzakhalilov di babak semifinal tinju Asian Games 2018, Jakarta, Jumat. (Indra Arief Pribadi)
Jakarta (ANTARA News) - Cabang olahraga tinju dipastikan belum berhasil menyumbang medali di Asian Games 2018 setelah dua petinju yang menjadi harapan pamungkas gagal di babak semifinal, JIEXPO Kemayoran Jakarta, Jumat.
Petinju nasional kelas bantam (56 kg) putra Sunan Agung Amoragam harus menerima kekalahan mutlak 0-5 dari petinju Uzbekistan, Mirazizbek Mirzakhalilov. Di laga sebelumnya, Huswatun Hasanah di kelas ringan (60 kg) putri harus merelakan tiket finalnya setelah kalah dari petinju Thailand Sudaporn Seesondee.
Sunan hanya mendapat keunggulan poin dari juri saat ronde pertama. Di awal laga, Sunan memang terlihat percaya diri. Peraih perunggu pada Kings Cup Thailand 2018 ini beberapa kali melayangkan pukulan jab dan lurus yang bersih kepada Mirazizbek. Dua juri memberikan Sunan nilai mutlak 10 pada ronde pertama.
Mirazizbek tampak frustasi untuk mencuri poin dari Sunan. Namun di ronde kedua, pelatih dan asisten pelatihnya meminta Mirazizbek lebih banyak melakukan pukulan dari bawah (uppercut) untuk membuka pertahanan ganda (double cover) Sunan.
Alhasil pertahanan Sunan goyah. Di ronde ketiga, Sunan dua kali sempat terhuyung karena menderita dua kali pukulan bersih Mirazizbek. Wasit melakukan penghitungan namun Sunan mampu bertahan.
Di ronde kedua dan ketiga, keseluruhan wasit memberikan nilai mutlak 10 kepada Mirazizbek. Dengan begitu, Sunan kalah mutlak 0-5.
Seusai laga, Sunan mengakui kalah pengalaman di atas ring dari Mirazizbek. Sunan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena gagal menembus babak final.
"Mungkin saya butuh lebih banyak uji coba (try out) agar bisa lebih baik melawan pemain internasional," ujar dia
Meskipun hanya meraih perunggu, prestasi di Asian Games 2018 merupakan prestasi terbaik Sunan selama kiprahnya. Hal ini juga terbilang prestasi bagi cabang tinju nasional. Pasalnya, Indonesia memperoleh medali dari tinju, terakhir kali pada 1998 ketika Asian Games diselenggarakan di Bangkok, Thailand.
Sunan kini berkonsentrasi untuk bisa lolos ke pemusatan latihan nasional (pelatnas) SEA Games 2019 di Filipina.
"Seharusnya di SEA Games bisa lebih baik lagi kalau di tingkat Asian Games 2018 sudah dapat perunggu," ujarnya.
Pelatih Kepala Tim Nasional Tinju Adi Swandana memuji penampilan Sunan yang dinilai berani dan taat menjalankan instruksi pelatih. Namun, Adi mengakui, Mirazizbek lebih berpengalaman sehingga mampu mengungguli Sunan.
"Harus dilihat juga dari pembinaannnya. Di Uzbekistan pembinaan sangat baik, selalu ada kompetisi untuk menambah pengalaman petinjunya," ujar dia.
Dengan hasil ini, tinju menyumbang dua perunggu untuk Indonesia melalui Sunan dan Huswatun di kelas ringan (60 kg) putri.
Baca juga: Petinju Huswatun harus puas dengan perunggu Asian Games
Baca juga: Harapan emas tinju pada Sunan dan Huswatun
Baca juga: Tinju berharap medali lewat lima nomor
Petinju nasional kelas bantam (56 kg) putra Sunan Agung Amoragam harus menerima kekalahan mutlak 0-5 dari petinju Uzbekistan, Mirazizbek Mirzakhalilov. Di laga sebelumnya, Huswatun Hasanah di kelas ringan (60 kg) putri harus merelakan tiket finalnya setelah kalah dari petinju Thailand Sudaporn Seesondee.
Sunan hanya mendapat keunggulan poin dari juri saat ronde pertama. Di awal laga, Sunan memang terlihat percaya diri. Peraih perunggu pada Kings Cup Thailand 2018 ini beberapa kali melayangkan pukulan jab dan lurus yang bersih kepada Mirazizbek. Dua juri memberikan Sunan nilai mutlak 10 pada ronde pertama.
Mirazizbek tampak frustasi untuk mencuri poin dari Sunan. Namun di ronde kedua, pelatih dan asisten pelatihnya meminta Mirazizbek lebih banyak melakukan pukulan dari bawah (uppercut) untuk membuka pertahanan ganda (double cover) Sunan.
Alhasil pertahanan Sunan goyah. Di ronde ketiga, Sunan dua kali sempat terhuyung karena menderita dua kali pukulan bersih Mirazizbek. Wasit melakukan penghitungan namun Sunan mampu bertahan.
Di ronde kedua dan ketiga, keseluruhan wasit memberikan nilai mutlak 10 kepada Mirazizbek. Dengan begitu, Sunan kalah mutlak 0-5.
Seusai laga, Sunan mengakui kalah pengalaman di atas ring dari Mirazizbek. Sunan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena gagal menembus babak final.
"Mungkin saya butuh lebih banyak uji coba (try out) agar bisa lebih baik melawan pemain internasional," ujar dia
Meskipun hanya meraih perunggu, prestasi di Asian Games 2018 merupakan prestasi terbaik Sunan selama kiprahnya. Hal ini juga terbilang prestasi bagi cabang tinju nasional. Pasalnya, Indonesia memperoleh medali dari tinju, terakhir kali pada 1998 ketika Asian Games diselenggarakan di Bangkok, Thailand.
Sunan kini berkonsentrasi untuk bisa lolos ke pemusatan latihan nasional (pelatnas) SEA Games 2019 di Filipina.
"Seharusnya di SEA Games bisa lebih baik lagi kalau di tingkat Asian Games 2018 sudah dapat perunggu," ujarnya.
Pelatih Kepala Tim Nasional Tinju Adi Swandana memuji penampilan Sunan yang dinilai berani dan taat menjalankan instruksi pelatih. Namun, Adi mengakui, Mirazizbek lebih berpengalaman sehingga mampu mengungguli Sunan.
"Harus dilihat juga dari pembinaannnya. Di Uzbekistan pembinaan sangat baik, selalu ada kompetisi untuk menambah pengalaman petinjunya," ujar dia.
Dengan hasil ini, tinju menyumbang dua perunggu untuk Indonesia melalui Sunan dan Huswatun di kelas ringan (60 kg) putri.
Baca juga: Petinju Huswatun harus puas dengan perunggu Asian Games
Baca juga: Harapan emas tinju pada Sunan dan Huswatun
Baca juga: Tinju berharap medali lewat lima nomor
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: