Bayi kembar empat di Bali siap pulang
31 Agustus 2018 15:52 WIB
Tenaga kesehatan mendampingi bayi kembar empat di RS Puri Bunda, Denpasar, Bali, Jumat (31/8/2018). Bayi kembar empat dari pasangan Luh Gede Irin Pradnyawati dan Putu Agra Ricna Sukarmawan tersebut lahir pada 1 Agustus 2018 dengan berat masing-masing 1.660 gram, 1.530 gram, 1.470 gram dan 1.200 gram. (ANTARA FOTO/Wira Suryantala)
Denpasar (ANTARA News) - Warga Kabupaten Badung Luh Gede Irin Pradnyawati melahirkan bayi kembar empat yang terdiri atas satu lelaki dan tiga perempuan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda, Denpasar, Bali.
Dalam acara Syukuran "Bayi Kembar Empat Siap Pulang" di RSIA Puri Bunda, Denpasar, Jumat, Irin mengungkapkan perasaannya ketika mengetahui bahwa dia mengandung bayi kembar.
"Perasaan saya, awalnya senang bercampur sedih ketika mengetahui mengandung bayi kembar. Senang, karena saya akhirnya mendapat anugerah memiliki momongan, sedih karena mengetahui risiko yang sangat tinggi pada janin yang dikandung seperti risiko keguguran hingga lahir prematur," kata Irin.
Warga asli Buduk, Kabupaten Badung, yang dipersunting Putu Agra Ricna Sukarmawan dari Desa Kayuputih di Kabupaten Buleleng itu menjalani operasi sesar untuk melahirkan empat buah hatinya pada 1 Agustus 2018.
Perempuan yang mengikuti program bayi tabung itu sangat bersyukur karena tidak menghadapi masalah pada masa awal kehamilan.
"Untungnya, perkembangannya bagus, sehat semua, seperti mengandung satu bayi, dari berat badan aman, perkembangan juga aman," katanya.
"Akhirnya saya bisa melewati, awal-awal memang tidak terasa berat hingga akhirnya menginjak usia kehamilan tujuh bulan saya diminta dokter untuk beristirahat," kenang Irin, yang sebelumnya selama tiga tahun menanti kehadiran buah hati.
Irin menjalani perawatan di RSIA Puri Bunda sejak 12 Juli karena mengalami gejala persalinan prematur seperti kontraksi rahim yang disertai keluarnya lendir campur darah. Dia mengalami gejala saat kehamilannya berusia 28-29 minggu.
Ibu muda yang berprofesi sebagai guru itu selama menjalani perawatan untuk mencegah persalinan prematur hingga 31 Juli dan masalahnya akhirnya teratasi.
Namun setelah gejala persalinan prematur hilang, muncul persoalan yang lebih serius. Ketuban Irin pecah saat kehamilannya menginjak usia 32 minggu.
Akhirnya, berdasar pertimbangan medis, pada 1 Agustus akhirnya tim dokter memutuskan melakukan operasi sesar.
Sewaktu lahir, berat badan bayi lelaki dan tiga bayi perempuannya masing-masing 1.660 gram, 1.530 gram, 1.470 gram, dan 1.200 gram.
Bayi-bayi Irin dinamai Putu Agartha Delano Rinandra (Agartha), Made Naila Zeina Rinandra (Naila), Komang Anaira Isyani Rinandra (Naira) dan Ketut Anaisya Kamila Rinandra (Naisya).
Sekarang keempat bayi itu beratnya masing-masing sudah 2.100 gram, 2.020 gram, 2.000 gram, dan 1.600 gram. Tim dokter menyatakan mereka sudah sehat dan boleh dibawa pulang.
"Saya merasa mendapat keajaiban yang luar biasa dengan memiliki empat buah hati sekaligus, semoga kisah saya ini juga dapat menginspirasi pasangan suami istri lainnya dalam berjuang memperoleh momongan," ujar Irin.
Putu Agra Ricna Sukarmawan, ayah bayi kembar empat itu, menuturkan dia berusaha sepenuhnya mendung sang istri selama masa kehamilan.
"Kehamilan seperti istri saya ini memang perlu penanganan yang sangat khusus dan spesifik, dan setelah survei sejumlah rumah sakit, akhirnya saya memilih di Puri Bunda ini," ujar Agra, yang bekerja di PT PLN.
Kasus Langka
Direktur Utama PT Puri Bunda dr Ida Bagus Semadi Putra SpOG mengatakan kehamilan bayi kembar empat tergolong langka, angka kejadiannya diperkirakan 1 berbanding 512.000 kehamilan.
Ia mengatakan kelahiran bayi kembar empat Irin merupakan persalinan kembar empat pertama yang ditangani RSIA Puri Bunda, yang sejak 2014 sudah menangani kelahiran 88 bayi kembar dua.
Prof Dr Made Wiryana SpAN (KIC), dr Ida Bagus Upadana Pemaron SpOG, dr I Wayan Artana Putra SpOG (K), dr Ida Bagus Semadi Putra SpOG, dan dr I Wayan Dharma Artana SpA (K) menangani persalinan bayi kembar empat itu bersama dr Made Rini Suari MBiomed SpA (K), dr AA Ngurah Prayoga SpA, dr Made Sumiartini SpA, dr I Gede Budiarta SpAn-KMN, dr IB Krisna SpAn MKes, dan dr Novandi Kurniawan, SpAn.
"Kasus yang sulit, penuh risiko, kompleks dan sangat jarang ini merupakan tantangan tersendiri yang menguji kesiapan berbagai stakeholder. Selain dari kegigihan pasien, tim dokter dan perawat juga harus mendedikasikan segenap profesinya, didukung langkah terpadu manajemen RS," kata Ida Bagus Semadi.
Sejak bayi masih dalam kandungan, tim RSIA Puri Bunda telah melakukan komunikasi serta terus menerus menyampaikan informasi kepada pasien dalam menghadapi kehamilan kembar empat (quadruplet) tersebut.
"Segala persiapan harus dilakukan secara matang agar ibu dan bayi kembar empat ini selamat dan sehat," katanya.
"Memang banyak kelahiran bayi kembar empat, tetapi komitmen kami bukan hanya sampai proses lahir, bayi-bayi mungil ini harus bisa melalui fase kritis saat persalinan, pascapersalinan, hingga pertumbuhannya mencapai potensi yang maksimal. Pada intinya kami memberikan pelayanan yang komprehensif," ia menambahkan.
Supaya ayah, ibu dan keluarga bayi kembar empat itu siap melanjutkan perawatan setelah pulang dari rumah sakit, tim medis dan paramedis Puri Bunda mengunjungi rumah pasangan suami istri itu.
"Tim melakukan home visit dan bersama orangtua bayi melakukan pembenahan agar kamar bayi selalu memiliki suhu yang diperlukan, terjaga kelembaban dan kebersihannya. Untuk keberlanjutan pemantauan perawatan keempat bayi, tim Health Home Care Puri Bunda akan berkunjung secara periodik ke rumah pasien," kata dr Ida Bagus Semadi Putra.
Dalam acara Syukuran "Bayi Kembar Empat Siap Pulang" di RSIA Puri Bunda, Denpasar, Jumat, Irin mengungkapkan perasaannya ketika mengetahui bahwa dia mengandung bayi kembar.
"Perasaan saya, awalnya senang bercampur sedih ketika mengetahui mengandung bayi kembar. Senang, karena saya akhirnya mendapat anugerah memiliki momongan, sedih karena mengetahui risiko yang sangat tinggi pada janin yang dikandung seperti risiko keguguran hingga lahir prematur," kata Irin.
Warga asli Buduk, Kabupaten Badung, yang dipersunting Putu Agra Ricna Sukarmawan dari Desa Kayuputih di Kabupaten Buleleng itu menjalani operasi sesar untuk melahirkan empat buah hatinya pada 1 Agustus 2018.
Perempuan yang mengikuti program bayi tabung itu sangat bersyukur karena tidak menghadapi masalah pada masa awal kehamilan.
"Untungnya, perkembangannya bagus, sehat semua, seperti mengandung satu bayi, dari berat badan aman, perkembangan juga aman," katanya.
"Akhirnya saya bisa melewati, awal-awal memang tidak terasa berat hingga akhirnya menginjak usia kehamilan tujuh bulan saya diminta dokter untuk beristirahat," kenang Irin, yang sebelumnya selama tiga tahun menanti kehadiran buah hati.
Irin menjalani perawatan di RSIA Puri Bunda sejak 12 Juli karena mengalami gejala persalinan prematur seperti kontraksi rahim yang disertai keluarnya lendir campur darah. Dia mengalami gejala saat kehamilannya berusia 28-29 minggu.
Ibu muda yang berprofesi sebagai guru itu selama menjalani perawatan untuk mencegah persalinan prematur hingga 31 Juli dan masalahnya akhirnya teratasi.
Namun setelah gejala persalinan prematur hilang, muncul persoalan yang lebih serius. Ketuban Irin pecah saat kehamilannya menginjak usia 32 minggu.
Akhirnya, berdasar pertimbangan medis, pada 1 Agustus akhirnya tim dokter memutuskan melakukan operasi sesar.
Sewaktu lahir, berat badan bayi lelaki dan tiga bayi perempuannya masing-masing 1.660 gram, 1.530 gram, 1.470 gram, dan 1.200 gram.
Bayi-bayi Irin dinamai Putu Agartha Delano Rinandra (Agartha), Made Naila Zeina Rinandra (Naila), Komang Anaira Isyani Rinandra (Naira) dan Ketut Anaisya Kamila Rinandra (Naisya).
Sekarang keempat bayi itu beratnya masing-masing sudah 2.100 gram, 2.020 gram, 2.000 gram, dan 1.600 gram. Tim dokter menyatakan mereka sudah sehat dan boleh dibawa pulang.
"Saya merasa mendapat keajaiban yang luar biasa dengan memiliki empat buah hati sekaligus, semoga kisah saya ini juga dapat menginspirasi pasangan suami istri lainnya dalam berjuang memperoleh momongan," ujar Irin.
Putu Agra Ricna Sukarmawan, ayah bayi kembar empat itu, menuturkan dia berusaha sepenuhnya mendung sang istri selama masa kehamilan.
"Kehamilan seperti istri saya ini memang perlu penanganan yang sangat khusus dan spesifik, dan setelah survei sejumlah rumah sakit, akhirnya saya memilih di Puri Bunda ini," ujar Agra, yang bekerja di PT PLN.
Kasus Langka
Direktur Utama PT Puri Bunda dr Ida Bagus Semadi Putra SpOG mengatakan kehamilan bayi kembar empat tergolong langka, angka kejadiannya diperkirakan 1 berbanding 512.000 kehamilan.
Ia mengatakan kelahiran bayi kembar empat Irin merupakan persalinan kembar empat pertama yang ditangani RSIA Puri Bunda, yang sejak 2014 sudah menangani kelahiran 88 bayi kembar dua.
Prof Dr Made Wiryana SpAN (KIC), dr Ida Bagus Upadana Pemaron SpOG, dr I Wayan Artana Putra SpOG (K), dr Ida Bagus Semadi Putra SpOG, dan dr I Wayan Dharma Artana SpA (K) menangani persalinan bayi kembar empat itu bersama dr Made Rini Suari MBiomed SpA (K), dr AA Ngurah Prayoga SpA, dr Made Sumiartini SpA, dr I Gede Budiarta SpAn-KMN, dr IB Krisna SpAn MKes, dan dr Novandi Kurniawan, SpAn.
"Kasus yang sulit, penuh risiko, kompleks dan sangat jarang ini merupakan tantangan tersendiri yang menguji kesiapan berbagai stakeholder. Selain dari kegigihan pasien, tim dokter dan perawat juga harus mendedikasikan segenap profesinya, didukung langkah terpadu manajemen RS," kata Ida Bagus Semadi.
Sejak bayi masih dalam kandungan, tim RSIA Puri Bunda telah melakukan komunikasi serta terus menerus menyampaikan informasi kepada pasien dalam menghadapi kehamilan kembar empat (quadruplet) tersebut.
"Segala persiapan harus dilakukan secara matang agar ibu dan bayi kembar empat ini selamat dan sehat," katanya.
"Memang banyak kelahiran bayi kembar empat, tetapi komitmen kami bukan hanya sampai proses lahir, bayi-bayi mungil ini harus bisa melalui fase kritis saat persalinan, pascapersalinan, hingga pertumbuhannya mencapai potensi yang maksimal. Pada intinya kami memberikan pelayanan yang komprehensif," ia menambahkan.
Supaya ayah, ibu dan keluarga bayi kembar empat itu siap melanjutkan perawatan setelah pulang dari rumah sakit, tim medis dan paramedis Puri Bunda mengunjungi rumah pasangan suami istri itu.
"Tim melakukan home visit dan bersama orangtua bayi melakukan pembenahan agar kamar bayi selalu memiliki suhu yang diperlukan, terjaga kelembaban dan kebersihannya. Untuk keberlanjutan pemantauan perawatan keempat bayi, tim Health Home Care Puri Bunda akan berkunjung secara periodik ke rumah pasien," kata dr Ida Bagus Semadi Putra.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: