Bantul, (ANTARA News) - Desa Pendowoharjo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan menjadi Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan guna memperluas kepesertaan program BPJS Ketenagakerjaan.

Penetapan Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama atau MoU antara Kepala BPJS Ketenagakerjaan DIY Ainul Kholid dengan Kepala Desa Pendowoharjo Bantul Hilmi Hakimudin di Kecamatan Sewon, Bantul, Jumat.

"Desa Pendowoharjo Sewon ini wilayah kerjanya adalah BPJS Ketenagakerjaan DIY Kantor Cabang Perintis (KCP) Bantul. Tadi saya sampaikan kepada Kepala Desa kalau Pendowoharjo ini bersedia menjadi Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan," katanya usai penandatanganan MoU.

Menurut dia, kriteria desa untuk dijadikan Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan disamping desa bersedia, seluruh perangkat desa dan kepala desanya telah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, karena itu akan menjadi contoh bagi masyarakat desa setempat.

"Kemudian sebagian besar masyarakat pekerja mandirinya dalam hal ini bukan penerima upah sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, terlebih pekerja formal di lingkungan perusahaan yang ada di Desa Pendowoharjo," katanya.

Pihaknya berharap, dengan adanya MoU tentang Desa Pendowoharjo sebagai Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan ini bisa semakin memperluas jaringan kepesertaan yang ada di desa tersebut, yang nantinya akan bisa ditularkan ke desa-desa lain yang ada di Sewon.

"Tahun ini (penandatanganan MoU) baru kita lakukan di Pendowoharjo, tahun lalu sudah kita lakukan di Desa Tamanan, Banguntapan Bantul dan sampai sekarang sudah berkembang kepesertaan di Desa Tamanan," katanya.

Ainul juga menyampaikan, ada kewajiban pihak Desa Pendowoharjo bersedia ikuti program jaminan itu yang meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun.

Ia juga mengatakan, kesadaran perangkat desa dan lurah untuk ikut BPJS Ketenagakerjaan ini juga diikuti masyarakat baik yang bekerja di sektor formal maupun non formal seperti petani, pedagang atau pekerja yang bukan penerima upah.

"Di Tamanan juga sudah berkembang ke gabungan kelompok tani dan Program Keluarga Harapan. Nantinya di sini juga demikian. Kalau secara keseluruhan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan DIY sekitar 230 ribu orang, dan tertinggi di Kabupaten Sleman, kedua Bantul, disusul Kabupaten Kulon Progo," katanya.*




Baca juga: 630 pengurus masjid di Purwakarta ikut BPJS-TK

Baca juga: Narasi Anti-Hoax: BPJS Tidak Bagikan Dana Rp21 Juta