Perlu cara kreatif jaring pemilih pemula
30 Agustus 2018 22:11 WIB
Dokumentasi warga menanyai petugas KPU Daerah DKI Jakarta untuk memeriksa nama mereka dalam Daftar Pemilih Sementara saat Hari Tanpa Kendaraan Bermotor di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (1/7/2018). Ini bentuk sosialisasi KPU DKI Jakarta untuk meninggikan partisipasi pemilih pada Pemilu 2019. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
Purwokerto, Jawa Tengah (ANTARA News) - Penyelenggara Pemilu perlu meningkatkan sosialisasi dengan cara yang kreatif dan inovatif untuk menjaring partisipasi pemilih pemula, kata pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman, Luthfi Makhasin.
"Harus kreatif dan inovatif menyebarkan informasi dan sosialisasi," katanya, di Purwokerto, Kamis.
Dia menjelaskan, pemilih pemula pada saat ini lebih dikenal dengan istilah pemilih milenial. "Dalam beberapa studi, jenis pemilih ini memang biasanya cenderung tidak terlalu aktif dalam politik. Tapi studi yang sama menunjukkan mereka sangat melek informasi dari sosial media," katanya.
Untuk itu, kata dia, KPU harus lebih proaktif mendekati pemilih pemula dengan memanfaatkan media sosial. "Selain itu perlu menawarkan konten informasi dan visualisasi yang menarik minat pemilih pemula. Sangat penting untuk memperhatikan tampilan dan konten," katanya.
Dia bilang, pesan yang disampaikan dengan tampilan, gaya, dan isi yang kreatif dan inovatif akan menarik minat pemilih pemula.
Sementara itu, menurut dia, tingkat partisipasi masyarakat pada Pemilu 2019 mendatang akan lebih tinggi dibandingkan dengan Pilkada dan Pilkada Serentak.
Kendati demikian, kata dia, tingginya partisipasi masyarakat tergantung dari beberapa pihak dan faktor pendukung. "Misalkan, pertama, tim sukses masing-masing calon secara intensif ikut melakukan sosialisasi dan mendekati masyarakat. Kedua, parpol berperan aktif menyokong capres koalisinya," katanya.
Ketiga, media berperan aktif dalam diseminasi informasi, dan keempat, penyelenggara pemilu bekerja profesional. "Selain itu, yang kelima, masyarakat antusias dengan figur dan program yang ditawarkan," katanya.
"Harus kreatif dan inovatif menyebarkan informasi dan sosialisasi," katanya, di Purwokerto, Kamis.
Dia menjelaskan, pemilih pemula pada saat ini lebih dikenal dengan istilah pemilih milenial. "Dalam beberapa studi, jenis pemilih ini memang biasanya cenderung tidak terlalu aktif dalam politik. Tapi studi yang sama menunjukkan mereka sangat melek informasi dari sosial media," katanya.
Untuk itu, kata dia, KPU harus lebih proaktif mendekati pemilih pemula dengan memanfaatkan media sosial. "Selain itu perlu menawarkan konten informasi dan visualisasi yang menarik minat pemilih pemula. Sangat penting untuk memperhatikan tampilan dan konten," katanya.
Dia bilang, pesan yang disampaikan dengan tampilan, gaya, dan isi yang kreatif dan inovatif akan menarik minat pemilih pemula.
Sementara itu, menurut dia, tingkat partisipasi masyarakat pada Pemilu 2019 mendatang akan lebih tinggi dibandingkan dengan Pilkada dan Pilkada Serentak.
Kendati demikian, kata dia, tingginya partisipasi masyarakat tergantung dari beberapa pihak dan faktor pendukung. "Misalkan, pertama, tim sukses masing-masing calon secara intensif ikut melakukan sosialisasi dan mendekati masyarakat. Kedua, parpol berperan aktif menyokong capres koalisinya," katanya.
Ketiga, media berperan aktif dalam diseminasi informasi, dan keempat, penyelenggara pemilu bekerja profesional. "Selain itu, yang kelima, masyarakat antusias dengan figur dan program yang ditawarkan," katanya.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: