Asian Games 2018
Pesenam trampolin Indonesia targetkan emas SEA Games
30 Agustus 2018 18:47 WIB
Dua pesenam putra Indonesia Yudha Tri Aditya (kiri) dan Sindhu Aji Kurnia Putra Dimas (kanan) usai bertanding pada babak kualifikasi senam trampolin di JIExpo Hall D, Kemayoran, Jakarta, Kamis. Keduanya gagal masuk final setelah berada pada posisi dua terbawah dari 10 pesenam yang bertanding. (Antara/Benardy Ferdiansyah)
Jakarta (ANTARA News) - Pesenam putra Indonesia Sindhu Aji Kurnia Putra Dimas menargetkan meraih emas senam trampolin pada ajang SEA Games 2019 di Manila Filipina setelah tampil di Asian Games 2018.
Untuk diketahui, Sindhu bersama pesenam Indonesia laninnya Yudha Tri Aditya gagal masuk final setelah berada pada posisi dua terbawah pada kualifikasi senam trampolin Asian Games 2018 di JIExpo Hall D, Kemayoran, Jakarta, Kamis.
"Ke depannya ini target kita di Sea Games tahun depan kalau ada nanti Insya Allah bisa emas," kata Sindhu usai pertandingan tersebut.
Lebih lanjut, Sindhu pun menyatakan bahwa dukungan penuh dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk mewujudkan emas pada SEA Games 2019 tersebut
"Yang pasti dukungan penuh dari pemerintah, dukungan penuh dari pengurus, dukungan penuh dari orangtua dan kita cuma butuh latihan," ucap pesenam kelahiran 6 Juni 1996 itu.
Terlepas dari kegagalannya menembus final, Sindhu menyatakan bahwa penampilannya di Asian Games 2018 akan menjadi pelajaran yang berharga.
"Ini kan pengalaman pertama buat "trampoline gymnastics" Indonesia dan "best moment" dan "big moment" banget karena sudah langsung turun di Asian Games 2018 dan semua saingannya dari juara Olimpiade jadi pengalaman besar banget dan berharap kami lebih banyak buat meningkat lagi," ujarnya.
Sementara itu, pesenam lainnya Yudha mengatakan bahwa ke depan dirinya akan terus latihan untuk meningkatkan penampilannya.
"Kalau Yudha pribadi bakal terus latihan soalnya kita tiga bulan saja istilahnya Greg sendiri bilang peningkatannya pesat banget, apalagi ditambah satu dua tahun Insya Allah kita bisa," ucap Yudha mengacu pada Greg Roe asal Kanada yang merupakan pelatih senam trampolin putra Indonesia.
Ia pun menyatakan bahwa Greg merupakan sosok yang "enjoy".
"Kalau Greg orangnya sih serius tetapi "enjoy". Intinya lakuin apa yang kamu bisa," ungkap pesenam kelahiran 23 Maret 1990 itu.
Untuk diketahui, Sindhu bersama pesenam Indonesia laninnya Yudha Tri Aditya gagal masuk final setelah berada pada posisi dua terbawah pada kualifikasi senam trampolin Asian Games 2018 di JIExpo Hall D, Kemayoran, Jakarta, Kamis.
"Ke depannya ini target kita di Sea Games tahun depan kalau ada nanti Insya Allah bisa emas," kata Sindhu usai pertandingan tersebut.
Lebih lanjut, Sindhu pun menyatakan bahwa dukungan penuh dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk mewujudkan emas pada SEA Games 2019 tersebut
"Yang pasti dukungan penuh dari pemerintah, dukungan penuh dari pengurus, dukungan penuh dari orangtua dan kita cuma butuh latihan," ucap pesenam kelahiran 6 Juni 1996 itu.
Terlepas dari kegagalannya menembus final, Sindhu menyatakan bahwa penampilannya di Asian Games 2018 akan menjadi pelajaran yang berharga.
"Ini kan pengalaman pertama buat "trampoline gymnastics" Indonesia dan "best moment" dan "big moment" banget karena sudah langsung turun di Asian Games 2018 dan semua saingannya dari juara Olimpiade jadi pengalaman besar banget dan berharap kami lebih banyak buat meningkat lagi," ujarnya.
Sementara itu, pesenam lainnya Yudha mengatakan bahwa ke depan dirinya akan terus latihan untuk meningkatkan penampilannya.
"Kalau Yudha pribadi bakal terus latihan soalnya kita tiga bulan saja istilahnya Greg sendiri bilang peningkatannya pesat banget, apalagi ditambah satu dua tahun Insya Allah kita bisa," ucap Yudha mengacu pada Greg Roe asal Kanada yang merupakan pelatih senam trampolin putra Indonesia.
Ia pun menyatakan bahwa Greg merupakan sosok yang "enjoy".
"Kalau Greg orangnya sih serius tetapi "enjoy". Intinya lakuin apa yang kamu bisa," ungkap pesenam kelahiran 23 Maret 1990 itu.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: