Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI (Kemendes PDTT) menyelenggarakan pelatihan bercocok tanam hidroponik bagi warga penyandang disabilitas di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam siaran pers dari Kantor Kemendes PDTT yang diterima Antara di Jakarta, Kamis (30/8), disebutkan bahwa tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas yang selama ini diketahui sulit mendapatkan pekerjaaan secara formal, karena kalah bersaing dengan pencari kerja pada umumnya.

Kemendes PDTT berkomitmen untuk mendorong pemberdayaan bagi seluruh masyarakat di perdesaan di berbagai wilayah Indonesia, tak terkecuali warga penyandang disabilitas.

"Kaum difabel bukan berarti tidak bisa (melakukan) ini itu. Kalau dikasih kesempatan, mereka sebenarnya juga bisa. Oleh karena itu kita mencoba beri pelatihan bagi mereka," kata Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo saat meninjau kegiatan pelatihan bercocok tanam hidroponik bagi penyandang disabilitas di wilayah DIY, bertempat di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Sleman Yogyakarta.

Salah satu upaya Kemendes PDTT tersebut, dilakukan dengan menggelar percontohan pelatihan budidaya sayuran hidroponik bagi para penyandang disabilitas di berbagai wilayah.

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan penyandang disabilitas harus diberi kesempatan untuk bisa hidup mandiri. dengan demikian Kemendes yakin bahwa para penyandang disabilitas akan mampu sukses sebagaimana warga lainnya.

Pelatihan budidaya sayuran hidroponik dipilih karena tergolong mudah dan mampu memberikan pendapatan cukup besar bagi setiap pelakunya.

"Satu unit (tanaman hidroponik) bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp 500 ribu. Karena itu kita coba memberi mereka masing-masing satu. Kalau berhasil bisa dikembangkan lagi," katanya.

Meski saat ini pelatihan budidaya hidroponik ini masih bersifat percontohan, Kemendes PTT menyatakan akan berupaya mengembangkan pelatihan semacam ini ke daerah-daerah lainnya.

"Kita harus terus bantu mereka dengan beri semangat. Mereka sebenarnya mampu dan bisa. Akan kita buktikan dengan dilatih, sehingga ketika sukses, mereka akan bisa menginspirasi penyandang disabilitas lain untuk bisa berbuat hal yang sama juga," ungkapnya.

Saat meninjau para peserta pelatihan budidaya hidroponik ini, Menteri mengaku senang melihat keseriusan dan komitmen para peserta.

"Komitmen mereka saya lihat luar biasa. Saya senang sekali dengan adanya pelatihan ini," katanya.

Kepala BBLM Yogyakarta Erlin Chaerlinatun mengatakan bahwa pelatihan bagi difabel ini baru kali pertama dilaksanakan dan pastinya bukan yang terakhir. Ia berharap pelatihan seperti ini juga akan dikaksanakan oleh balai latihan lainnya.

Dalam pelatihan di BBLM Yogyakarta ini juga melibatkan BNI yang memberikan stimulan instalasi hidroponik.*



Baca juga: Kemendes PDTT latih warga Wonosari bertanam hidroponik

Baca juga: Mahasiswa ciptakan sistem hidroponik tomat cherry