Jakarta (ANTARA News) - Tokoh pers nasional Sabam Leo Batubara yang meninggal dunia Rabu sore di RSPAD Gatot Subroto Jakarta menyisakan beragam kenangan di mata para koleganya.

Menurut Wakil Ketua Dewan Pers Ahmad Djauhar, Leo adalah sosok yang tidak pernah lepas dari Dewan Pers.

"Bagi Pak Leo, Gedung Dewan Pers adalah rumah. Beliau adalah pendekar pembela kebebasan pers sejati," kata Ahmad Djauhar dihubungi di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Tokoh pers nasional Sabam Leo Batubara tutup usia

Djauhar mengatakan semasa hidupnya Leo pernah menduduki jabatan Sekretaris Jenderal Serikat Penerbit Suratkabar (SPS, yang kini menjadi Serikat Perusahaan Pers, asosiasi media cetak nasional satu-satunya di Indonesia sejak 1946 hingga kini).

Leo juga pernah menjabat sederet posisi penting di berbagai organisasi, termasuk di Harian Suara Karya dan Lembaga Pers Dr Soetomo.

"Hidup beliau selama belasan tahun terakhir benar-benar didedikasikan untuk membela kepentingan pers bebas. Pak Leo dan sejumlah penyusun naskah akademik UU No. 40/1999 tentang Pers berpandangan bahwa hanya dengan memiliki pers yang bebas/merdeka lah kesinambungan sistem demokrasi suatu negara dapat terjaga," ujar dia.

Djauhar mengaku mengalami dan menyaksikan sendiri bagaimana sikap Leo terhadap media yang mematuhi UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Media yang patuh UU Pers dan kode etik akan dibela habis-habisan oleh Leo.

Sebaliknya, suatu media pasti akan "dihukum" oleh Leo sesuai perundangan bila melanggar UU Pers/Kode Etik Jurnalistik.

Baca juga: In Memoriam - Pencetus istilah pers abal-abal, Leo Batubara

Bagi Djauhar, Leo merupakan salah seorang ahli pers senior yang dimiliki Dewan Pers dan termasuk paling rajin memberikan penilaian apakah suatu media tergolong sebagai "pers yang benar" atau sekadar "pers abal-abal".

"Amat sulit mencari pengganti beliau nantinya. Terutama kegigihannya dalam membela kemerdekaan pers di negeri ini," jelasnya.

Dia mengatakan Leo secara personal juga merupakan sosok suami yang sangat mencintai istrinya Lintong Tambunan. Istri Leo lebih dulu wafat hampir sebulan lalu pada 30 Juli 2018.

"Kini mereka bersama lagi di alam yang lain. Kami semua di Dewan Pers akan mengikuti jejak beliau dalam upaya menjaga kemerdekaan pers di negeri ini," ujar Djauhar.

Anggota Dewan Pers Nezar Patria menilai sosok Sabam Leo Batubara sebagai seorang pembela kebebasan pers yang gigih dan tangguh. Leo dinilainya memiliki prinsip tegas dan selalu mencoba memberikan edukasi kepada generasi baru.

" Bagi kami yang utama beliau adalah guru. Tempat kami bertanya mengenai sejarah, serta pandangan soal kasus yang sedang ditangani Dewan Pers," ujarnya.

Menurut Nezar, Leo adalah tokoh pers yang cepat menangkap situasi yang sedang berkembang.

"Analisis beliau cukup strategis dan taktis dalam melihat persoalan dan memberikan solusi. Pak Leo juga seorang pekerja yang rajin, pagi-pagi sudah berada di Dewan Pers," ujarnya.

Sebagai Anggota Kelompok Kerja Bidang Pengaduan Dewan Pers, Leo dikenal sebagai sosok yang sangat cermat membaca setiap pengaduan yang masuk ke Dewan Pers.

"Beliau membaca dengan detail. Tidak ada satu pun berkas yang lewat dari perhatian beliau. Kalau beliau sudah memeriksa kasus, beliau akan membaca dengan teliti lalu membuat analisis dan merujuk sumber-sumber," kata Nezar.

Leo, menurutnya, dapat mengetahui letak kesalahan apakah fundamental atau kecil, dan secara bijak mampu menentukan mana kasus yang bisa dimaafkan atau sebaliknya.

"Bagi kami, Pak Leo bagaikan sebuah lembaga kecil di dalam Dewan Pers. Beliau adalah tempat kami bertanya, dan seringkali analisis yang disampaikan beliau cukup tajam," jelasnya.

Nezar mengungkapkan Leo selalu menginginkan agar seluruh insan pers memegang teguh standar profesionalisme jurnalistik dalam berjalan di atas rel kebebasan pers.

Leo berharap di tengah melimpahnya informasi di dunia maya, seluruh insan pers tetap memegang standar jurnalisme sehingga informasi yang dihasilkan akurat dan berkualitas.

Dengan info berkualitas maka akan terbangun bangsa yang lebih cerdas dan siap menghadapi tantangan, sebab dengan informasi yang benar sebuah bangsa akan mampu mengambil keputusan yang benar pula.

Sabam Leo Batubara merupakan tokoh pers nasional yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pers, yakni pada periode 2007-2010.

Ia dikabarkan terpeleset di kamar mandi Gedung Dewan Pers yang menyebabkan kepalanya terbentur dan terluka. Leo sempat dirawat di IGD Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat sebelum wafat.