Presiden ajak mahasiswa tumbuhkan optimisme bangun bangsa
29 Agustus 2018 18:04 WIB
Presiden Joko Widodo membuka Kongres XI Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMDHI) di Imperial Ball Room 2, Hotel The Rich Jogja, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (29/08/2018). Foto Biro Pers Setpres RI.
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengajak para mahasiswa membangun optimisme dan berpikiran positif, bukan justru
menghabiskan energi untuk hal-hal negatif seperti saling mencela dan saling mencemooh di media sosial.
"Kita menuju kepada masa-masa optimisme, masa-masa positive thinking, energi kita habiskan untuk membangun persaingan, membangun daya saing, membangun produktivitas," kata Presiden Jokowi ketika membuka Mahasabha (Kongres Nasional) XI Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI).
Kongres XI KMHDI itu berlangsung di Imperial Ball Room 2, Hotel The Rich Jogja, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Rabu. Kongres tersebut dihadiri sekitar 3.000 mahasiswa.
Presiden Jokowi seperti disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, meyakini Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat ke-4 di dunia pada tahun 2045 sehingga optimisme harus terus dibangun.
Kepala Negara menyebut keyakinannya itu berdasarkan hasil perhitungan dari berbagai lembaga seperti McKinsey Global Institue, Bank Dunia, IMF, hingga Bappenas.
"Tapi ini tidak mungkin tercapai kalau kita malas-malasan, kalau kita senang instan, kalau kita tidak bekerja keras," lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Oleh karena itu, Presiden mengajak anak-anak muda untuk terus bekerja keras, produktif, dan memiliki disiplin yang tinggi. Menurutnya, itulah kunci untuk menjadi negara maju dan bersaing dengan negara lain.
Selain itu, Kepala Negara juga memaparkan dua hal yang menjadi faktor fundamental untuk meningkatkan daya saing bangsa, yaitu pembangunan infrastruktur dan investasi di bidang sumber daya manusia (SDM).
"Tidak ada yang lain, ini sangat basic sekali kalau kita ingin berkompetisi dan bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Tanpa itu, lupakan yang namanya bersaing," paparnya.
Di pengujung sambutannya, Kepala Negara mengajak para mahasiswa terus membangun persaudaraan, persatuan, dan kesatuan tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, yang akan melemahkan potensi dan kekuatan bangsa.
Setelah menyampaikan sambutannya, Presiden memukul lesung sebagai tanda pembukaan Mahasabha itu.
Dalam acara itu Presiden didampingi oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Baca juga: Era Industri 4.0, Presiden minta pemuda ikuti perkembangan teknologi
Baca juga: Presiden: Pemuda jangan takut bersaing dan berani ambil risiko bisnis
menghabiskan energi untuk hal-hal negatif seperti saling mencela dan saling mencemooh di media sosial.
"Kita menuju kepada masa-masa optimisme, masa-masa positive thinking, energi kita habiskan untuk membangun persaingan, membangun daya saing, membangun produktivitas," kata Presiden Jokowi ketika membuka Mahasabha (Kongres Nasional) XI Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI).
Kongres XI KMHDI itu berlangsung di Imperial Ball Room 2, Hotel The Rich Jogja, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Rabu. Kongres tersebut dihadiri sekitar 3.000 mahasiswa.
Presiden Jokowi seperti disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, meyakini Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat ke-4 di dunia pada tahun 2045 sehingga optimisme harus terus dibangun.
Kepala Negara menyebut keyakinannya itu berdasarkan hasil perhitungan dari berbagai lembaga seperti McKinsey Global Institue, Bank Dunia, IMF, hingga Bappenas.
"Tapi ini tidak mungkin tercapai kalau kita malas-malasan, kalau kita senang instan, kalau kita tidak bekerja keras," lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Oleh karena itu, Presiden mengajak anak-anak muda untuk terus bekerja keras, produktif, dan memiliki disiplin yang tinggi. Menurutnya, itulah kunci untuk menjadi negara maju dan bersaing dengan negara lain.
Selain itu, Kepala Negara juga memaparkan dua hal yang menjadi faktor fundamental untuk meningkatkan daya saing bangsa, yaitu pembangunan infrastruktur dan investasi di bidang sumber daya manusia (SDM).
"Tidak ada yang lain, ini sangat basic sekali kalau kita ingin berkompetisi dan bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Tanpa itu, lupakan yang namanya bersaing," paparnya.
Di pengujung sambutannya, Kepala Negara mengajak para mahasiswa terus membangun persaudaraan, persatuan, dan kesatuan tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, yang akan melemahkan potensi dan kekuatan bangsa.
Setelah menyampaikan sambutannya, Presiden memukul lesung sebagai tanda pembukaan Mahasabha itu.
Dalam acara itu Presiden didampingi oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Baca juga: Era Industri 4.0, Presiden minta pemuda ikuti perkembangan teknologi
Baca juga: Presiden: Pemuda jangan takut bersaing dan berani ambil risiko bisnis
Pewarta: Agus Salim
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: