Palembang (ANTARA News) - Final nomor street putra cabang skateboard di Asian Games 2018 berakhir anti-klimaks bagi tim Indonesia, karena satu-satunya harapan dari Sanggoe Dharma Tanjung gagal meraih medali emas meski sebelumnya memuncaki babak kualifikasi.

Bertanding di Jakabaring Sport City, Palembang, Rabu, medali emas dimenangkan oleh skateboarder Jepang Keyaki Ike dengan perolehan 31,1 poin. Sanggoe Dharma Tanjung harus puas meraih perak dengan 30,5 poin, dan atlet Korea Selatan Juwon Eun meraih perunggu dengan 25,4 poin.

Sehari sebelumnya Sanggoe sempat membuka asa untuk memenuhi target satu emas untuk Indonesia karena berhasil memimpin di babak kualifikasi. Babak final masih menggunakan sistem penilaian sama dengan kualifikasi, yang diawali dengan dua kali babak kesempatan (runs) dengan durasi 45 detik, dan lima kali kesempatan trik terbaik (best trick). Dalam penilaian akhir, dewan juri hanya akan mengambil empat poin teratas dari setiap atlet sebagai hasil final yang menentukan peringkat.

Hingga akhir babak runs, Sanggoe sebenarnya masih memimpin di ranking 1 dengan 16,1 poin melewati skateboarder Jepang Ike Keyaki di ranking dua dengan perolehan 13,5 poin. Sanggoe pada runs 1 mengumpulkan 7,7 poin dan 8,4 pada runs 2.

Bahkan, hingga pertengahan babak best trick, Sanggoe masih memimpin dengan total 30,5 poin. Dari tiga kali kesempatan, ia mencatatkan nilai tertinggi dengan trik treflip fs lipslide yang mendapat 7,7 poin.

Ike Keyaki mulai melakukan perlawanan dengan mengeluarkan trik dengan tingkat kesulitan tinggi. Pada kesempatan trik 3, Keyaki berhasil melakukan switch 270 lipslide menuruni rel. Trik ini sangat sulit karena ia berganti posisi kaki dari yang biasa dia gunakan, kemudian melompat sambil memutar 270 derajat dan meluncur di atas rel delapan anak tangga.

Dewan juri tidak ragu memberikan nilai 8,9 untuk Keyoki yang membuatnya menyalip posisi Sanggoe. Kemudian pada kesempatan trik 4, ia lagi-lagi mengeksekusi trik sulit yakni treflip lipslide to fakie yang mendapat nilai 7,1 poin, sedangkan Sanggoe belum bisa menambah nilai karena gagal di kesempatan trik 4.

Keyoki sebenarnya bisa saja tidak meraih emas karena gagal di trik 5, sedangkan total nilainya 31,1 poin sangat tipis dengan Sanggoe yang meraih 30,5 poin. Namun, Sanggoe kembali gagal di trik 5 ketika mencoba kickflip fs boardslide di rel delapan anak tangga.


Baca juga: Sanggoe berpeluang raih emas nomor street cabang skateboard
Baca juga: Indonesia tambah dua medali Asian Games 2018 dari cabang skateboard

Usai pertandingan, Sanggoe mengatakan memilih trik sulit di kesempatan terakhir untuk mengunci kemenangan dengan skor tinggi. Sebabnya, penilaian dalam nomor ini hanya mengambil empat nilai terbaik, jadi ia butuh trik kombinasi atau kombo yang bisa bernilai minimal 7,4 dalam penilaian juri.

“Saya butuh trik kombo paling tidak nilainya 7,4 poin. Kalau trik terakhir itu berhasil, saya yakin bisa dapat 8 poin,” ujarnya.

Skateboarder 16 tahun itu sebenarnya sudah sering berhasil melakukan trik sulit itu dengan mulus. Namun, kali ini kegugupan lebih menguasai dirinya sehingga gagal di kesempatan terakhir.

“Karena gugup banget, semua teriak Indonesia, Indonesia. Terfokus penentuan (medali) ada di saya,” katanya.

Ia mengatakan kegagalan ini akan menjadi motivasi baginya, karena Sanggoe kini ingin menggapai terget main di Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. Skateboard adalah cabang olahraga yang baru pertama kali dipertandingkan di Asian Games. Pertandingan di Palembang ini jadi semacam uji coba sebelum pertama kalinya akan dipertandingkan di olimpiade.

Pelatih Tim Skateboard Indonesia, Ardy Polli, mengatakan kekalahan tersebut karena Sanggoe sudah terlalu terpancing emosi melihat kontestan lainnya mengeluarkan trik-trik sulit bernilai tinggi. Selain itu, kegagalan tersebut juga karena kurang strategi dan koordinasi dalam tim.

“Sanggoe lagi tinggi adrenalinnya jadi tidak mendengar saya sudah teriak-teriak dari pinggir sini (arena). Seharusnya dia tidak perlu melakukan trik sulit itu. Tapi bagaimana lagi, semua sudah terjadi,” kata Ardy.

Sementara itu, skateboarder Indonesia Pevi Permana Putra memilih untuk mengambil sisi positif dari kegagalan Sanggoe meraih target medali emas.

“Kalau dia (Sanggoe) tadi bermain aman tapi trik terakhir tidak mendapat 7,4 poin, pasti akan lebih menyedihkan buatnya. Dia memang gagal, tapi tetap punya pride (harga diri). Dia sudah melakukan yang terbaik dengan beban sebagai tuan rumah,” kata skateboarder yang meraih medali perungu dari nomor park AG 2018.

Dengan begitu, Jepang menjadi juara secara keseluruhan di cabang skateboard karena mendapat tiga emas dari empat nomor yang dipertandingkan. Indonesia meraih empat medali, yakni dua perak dari nomor street dan park putra serta dua perunggu dari nomor park putra dan park putri.

Baca juga: Skateboarder putri 12 tahun raih medali perunggu untuk Indonesia
Baca juga: Menpora semangati atlet Indonesia di final skateboard
Baca juga: Skateboarder Malaysia mundur dari final park akibat cedera