"Itu memang otoritas dari masing-masing perguruan tinggi, tapi kami minta, memohon, karena kondisi Kota Malang sudah penuh setiap Sabtu-Minggu," kata Plt Wali Kota Malang Sutiaji di Balai Kota Malang, Malang, Rabu.
Sutiaji mewacanakan hal tersebut sehubungan dengan meningkatnya volume kendaraan bermotor pada akhir pekan. Selama ini, pelaksanaan wisuda yang jatuh pada akhir pekan menyebabkan kemacetan luar biasa di wilayah Kota Malang.
Wilayah Malang Raya yang merupakan gabungan dari tiga wilayah, yakni Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, dikenal memiliki banyak objek wisata, khususnya saat akhir pekan. Jika jadwal penyelenggaraan wisuda jatuh pada akhir pekan, maka volume kendaraan akan meningkat drastis.
Dengan kondisi tersebut, ruas-ruas jalan di Kota Malang, termasuk ke Kota Batu serta wilayah Kabupaten Malang akan dipadati kendaraan bermotor, sehingga kemacetan tidak terelakkan. "Seyogyanya, kalau wisuda itu tidak di akhir pekan," ucap Sutiaji.
Saat ini, Kota Malang menjadi salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki tingkat kemacetan cukup tinggi. Berdasarkan survei dari Inrix pada 2017, Kota Malang menempati posisi kota termacet ketiga di Indonesia, di bawah Jakarta dan Bandung.
Kemacetan di Kota Malang dinilai lebih tinggi dibandingkan kemacetan yang terjadi pada Ibu Kota Jawa Timur, Surabaya. Pengendara harus menghabiskan waktu selama 45 jam dalam setahun di tengah macet, dengan persentase keseluruhan mencapai 23 persen.
Pada jam sibuk, kemacetan naik menjadi 27 persen dibandingkan kondisi normal atau di luar jam sibuk, yakni 24 persen.*
Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya ciptakan tinta bercahaya dari bakteri
Baca juga: Universitas Brawijaya siapkan beasiswa bagi mahasiswa Palestina