Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan Indonesia berkomitmen menjaga perdamaian dunia, salah satunya melalui pembangunan arsitektur pertahanan negara untuk mewujudkan stabilitas keamanan dan perdamaian sekaligus meningkatkan kemakmuran di kawasan, sebagai bagian integral kepentingan nasional.

"Dengan terwujudnya stabilitas perdamaian dan keamanan di kawasan, maka pembangunan ekonomi pun akan semakin kondusif, pertumbuhan ekonomi dalam negeri pun akan meningkat," katanya, saat melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis di Washington DC, pada Selasa waktu setempat.

Dalam keterangan resmi yang diterima Antara, Rabu, Menhan mengatakan komitmen Indonesia tersebut sejalan dengan kebijakan pertahanan Amerika Serikat yakni A Good Fit for Our Times yang menekankan pembangunan pertahanan untuk tujuan damai.

Pada kesempatan tersebut, Ryamizard menyatakan Indonesia sependapat dengan konsep kebijakan Free and Open Indo Pasific (FOIP) yang terbukti berperan signifikan untuk membangun stabilitas keamanan dan perdamaian di kawasan dengan mengedepankan aspek pembangunan ekonomi.

"Indonesia sependapat dengan konsep kebijakan FOIP yang mengakui pentingnya posisi ASEAN konstruksi utama regional di kawasan," katanya menambahkan.

Dalam pertemuan tersebut dibahas beberapa isu keamanan antara lain situasi di Laut China Selatan yang semakin kondusif dan Semenanjung Korea. Terkait itu Indonesia mengharapkan Amerika Serikat dapat terus mendukung stabilitas keamanan dan perdamaian di Laut China Selatan dan Semenanjung Korea melalui diplomasi.

"Momentum positif di Laut China Selatan harus kita jaga bersama agar tetap kondusif untuk mengakomodasi kepentingan bersama di wilayah perairan tersebut," kata Ryamizard.

Indonesia juga mengharapkan Amerika Serikat dapat terus memainkan peran diplomasinya untuk mendamaikan kedua Korea, dan mengajak semua pihak untuk tidak terprovokasi hal-hal yang dapat memicu konflik.

Menteri Pertahanan kedua negara juga membahas upaya bersama untuk mengatasi terorisme. "Ancaman sangat nyata dan memerlukan perhatian dan tindakan bersama adalah ancaman terorisme dan radikalisme. Diperlukan tindakan bersama melalui kolaborasi kapabiltas dan interaksi antarnegara yang intensif, konstruktif dan nyata," demikian Menhan Ryamizard.

Menanggapi itu, Menhan Amerika Serikat James Mattis mengatakan pihaknya siap mendukung upaya Indonesia mengatasi tindak terorisme, termasuk kerja sama trilateral di Laut Sulu, Sulawesi, antara Indonesia, Filipina dan Malaysia.

Amerika Serikat komitmen untuk memperkuat dan meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Indonesia di berbagai tingkatan, katanya.