44 kandidat diseleksi untuk selenggarakan Festival Indonesiana 2019
28 Agustus 2018 17:54 WIB
Kepala Bagian Umum dan Kerja Sama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ahmad Mahendra memberikan keterangan kepada wartawan terkait platform kebudayaan Indonesiana, Jakarta, Selasa (28/8/2018). (ANTARA/ Martha Herlinawati Simanjuntak)
Jakarta, (Antara) - Koordinator Sekretariat Indonesiana Ahmad Mahendra mengatakan platform kebudayaan Indonesiana di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) saat ini telah menerima 44 kandidat yang akan diseleksi untuk penyelenggaraan Festival Budaya Indonesiana pada 2019.
"Di tahun ini sudah ada masuk 44 kandidat untuk kemudian diseleksi berapa yang layak," kata Mahendra yang juga Kepala Bagian Umum dan Kerja Sama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan platform kebudayaan Indonesiana merupakan bagian dari upaya memajukan kebudayaan di daerah-daerah.
Mahendra mengatakan proposal festival untuk lolos seleksi harus memenuhi berbagai syarat antara lain mencerminkan kegotongroyongan, ketersediaan anggaran, kesediaan membentuk kurator bersama dan ada penguatan lokal.
Mahendra mengatakan Indonesiana akan memberikan pendampingan kepada kandidat yang terpilih nanti selama tiga tahun untuk belajar mandiri dan profesional mengadakan suatu festival budaya.
"Platform Indonesiana juga berfungsi untuk mendorong mereka agar percaya diri terhadap daerahnya terhadap kelokalannya," tuturnya.
Menurut dia, pelibatan masyarakat dalam penyelenggaran festival menunjukkan keinginan masyarakat untuk memajukan kebudayaan lewat tradisinya serta menumbuhkan kecintaan dan pelestarian terhadap budaya setempat.
"Memang perlu didorong teman-teman di daerah ini agar mereka percaya diri, supaya mereka bisa (menyelenggarakan festival budaya)," ujarnya.
Platform kebudayaan Indonesiana telah dan sedang menyelenggarakan empat festival dari total 13 festival pada 2018.
Empat festival itu adalah Festival Foho Rai di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), International Gamelan Festival di Jawa Tengah dan rangkaian festival dalam Gaung Sintuvu di Sulawesi Tengah.
Selain di NTT, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tengah, berbagai festival seni budaya di beberapa wilayah yang didukung oleh platform kebudayaan Indonesiana akan segera diselenggarakan pada 2018, di antaranya Multatuli Arts Festival di Lebak pada awal September; Blora Folklore Festival (Cerita dari Blora) di Blora, Jawa Tengah pada pertengahan September.
Kemudian, Festival Budaya Saman di Gayo Lues, Aceh, pada Oktober-November; Silek Arts Festival di Padang, Padang Pariaman, Solok, Sawahlunto, Tanahdatar, Payakumbuh, dan Bukittinggi di Sumatera Barat pada September-November; Festival Tenun Nusantara di Tapanuli Utara, Sumatera Itara pada pertengahan Oktober; dan Amboina International Bamboowind Music Festival di Ambon pada November.*
Baca juga: Indonesiana dorong daerah jadi penyelenggara festival mandiri
"Di tahun ini sudah ada masuk 44 kandidat untuk kemudian diseleksi berapa yang layak," kata Mahendra yang juga Kepala Bagian Umum dan Kerja Sama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan platform kebudayaan Indonesiana merupakan bagian dari upaya memajukan kebudayaan di daerah-daerah.
Mahendra mengatakan proposal festival untuk lolos seleksi harus memenuhi berbagai syarat antara lain mencerminkan kegotongroyongan, ketersediaan anggaran, kesediaan membentuk kurator bersama dan ada penguatan lokal.
Mahendra mengatakan Indonesiana akan memberikan pendampingan kepada kandidat yang terpilih nanti selama tiga tahun untuk belajar mandiri dan profesional mengadakan suatu festival budaya.
"Platform Indonesiana juga berfungsi untuk mendorong mereka agar percaya diri terhadap daerahnya terhadap kelokalannya," tuturnya.
Menurut dia, pelibatan masyarakat dalam penyelenggaran festival menunjukkan keinginan masyarakat untuk memajukan kebudayaan lewat tradisinya serta menumbuhkan kecintaan dan pelestarian terhadap budaya setempat.
"Memang perlu didorong teman-teman di daerah ini agar mereka percaya diri, supaya mereka bisa (menyelenggarakan festival budaya)," ujarnya.
Platform kebudayaan Indonesiana telah dan sedang menyelenggarakan empat festival dari total 13 festival pada 2018.
Empat festival itu adalah Festival Foho Rai di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), International Gamelan Festival di Jawa Tengah dan rangkaian festival dalam Gaung Sintuvu di Sulawesi Tengah.
Selain di NTT, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tengah, berbagai festival seni budaya di beberapa wilayah yang didukung oleh platform kebudayaan Indonesiana akan segera diselenggarakan pada 2018, di antaranya Multatuli Arts Festival di Lebak pada awal September; Blora Folklore Festival (Cerita dari Blora) di Blora, Jawa Tengah pada pertengahan September.
Kemudian, Festival Budaya Saman di Gayo Lues, Aceh, pada Oktober-November; Silek Arts Festival di Padang, Padang Pariaman, Solok, Sawahlunto, Tanahdatar, Payakumbuh, dan Bukittinggi di Sumatera Barat pada September-November; Festival Tenun Nusantara di Tapanuli Utara, Sumatera Itara pada pertengahan Oktober; dan Amboina International Bamboowind Music Festival di Ambon pada November.*
Baca juga: Indonesiana dorong daerah jadi penyelenggara festival mandiri
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: