Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Sekretariat Indonesiana Ahmad Mahendra mengatakan platform kebudayaan Indonesiana mendorong daerah menjadi penyelenggara festival budaya secara mandiri, terorganisir dan profesional.

"Kami mendampingi bukan pemilik festival, ini dalam rangka penguatan 'capacity building' (pembangunan kapasitas)," kata Mahendra yang juga Kepala Bagian Umum dan Kerja Sama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Selasa.

Dia menuturkan platform kebudayaan Indonesiana di bawah Kemdikbud mendorong agar daerah memiliki pemahaman dan keahlian dalam menyelenggarakan suatu festival budaya sebagai bagaian dalam upaya memajukan budaya di daerah-daerah.

"Kami bukan pemilik festival. Kami mendorong daerah sebagai penyelenggara festival," ujarnya.

Untuk membekali pihak daerah, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan berbagai pelatihan dan menyediakan tenaga ahli untuk mengisi pelatihan itu misalnya cara berkurasi, penataan panggung dan pengemasan konten festival, penyelenggaraan festival berkualitas internasional untuk menjadikan daerah sebagai kota yang bisa berfestival.

"Kami mendampingi selama tiga tahun setelah itu mereka bisa melakukan sendiri," tuturnya.

Pemerintah daerah juga didorong melibatkan dan bekerja sama dengan warganya sendiri termasuk komunitas-komunitas yang ada.

Mahendra menuturkan makin tinggi komitmen daerah menyelenggarakan festival budayanya maka mereka semakin cepat belajar mandiri dan keterlibatan pemerintah pusat akan berkurang demi mendorong kemandirian dan keprofesionalan daerah memperkenalkan budayanya lewat festival.

Komitmen itu tercermin dari sinergi antara pemerintah daerah, warga dan komunitas semakin baik, anggaran daerah untuk penyelenggaraan festival budaya sendiri semakin naik.

Ia mendorong semua daerah untuk memahami potensi daerah dan serius mempromosikan dan menangani potensi yang di miliki terutama di bidang kebudayaan karena akan memberikan manfaat bagi pertumbuhan kesejahteraan masyarakatnya.

Platform kebudayaan Indonesiana telah dan sedang menyelenggarakan empat festival dari total 13 festival pada 2018.

Empat festival itu adalah Festival Foho Rai di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), International Gamelan Festival di Jawa Tengah dan rangkaian festival dalam Gaung Sintuvu di Sulawesi Tengah.

Selain di NTT, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tengah, berbagai festival seni budaya di beberapa wilayah yang didukung oleh platform kebudayaan Indonesiana akan segera diselenggarakan pada 2018, di antaranya Multatuli Arts Festival di Lebak pada awal September 2018; Blora Folklore Festival (Cerita dari Blora) di Blora, Jawa Tengah pada pertengahan September.

Kemudian, Festival Budaya Saman di Gayo Lues, Aceh pada Oktober-November 2018; Silek Arts Festival di Padang, Padang Pariaman, Solok, Sawahlunto, Tanahdatar, Payakumbuh, dan Bukittinggi di Sumatera Barat pada September-November; Festival Tenun Nusantara di Tapanuli Utara, Sumatera Itara pada pertengahan Oktober; dan Amboina International Bamboowind Music Festival di Ambon pada November.

Dia mengatakan keputusan dari pemerintah daerah untuk menyelenggarakan festival setiap tahun atau dua tahun sekali.

Baca juga: "Setan Jawa" di puncak festival gamelan di Inggris