Kalah telak dari China, kapten basket putra Indonesia tak kecewa
28 Agustus 2018 01:43 WIB
Pebasket Indonesia, Arki Dikania Wisnu (tengah), melakukan lay up dalam pertandingan perempat final bola basket putra Asian Games 2018 melawan China di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (27/8/2018). (ANTARA FOTO/INASGOC/Rocky Padila)
Jakarta (ANTARA News) - Kapten tim bola basket putra Indonesia, Arki Dikania Wisnu, mengaku tidak terlalu kecewa dengan kekalahan telak dari China di perempat final Asian Games 2018, apalagi mereka "cuma" kalah dengan selisih 35 poin saja.
"Kita kalah tinggi, pengalaman, tidak usah kecewa. Kami melakukan sebaik mungkin dan ternyata kalah selisih 35 poin," kata Arki selepas pertandingan di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin malam.
Indonesia menelan kekalahan 98-63 di laga tersebut dari China, yang dihuni dua pemain NBA yakni Zhou Qi (Houston Rockets) dan Ding Yanyuhang (Dallas Mavericks) serta satu lainnya, Abudushalamu Abudurexiti, pernah membela Golden State Warriors di turnamen pramusim NBA Summer League.
Meski menghadapi pemain-pemain dengan selisih postur tubuh yang jauh berbeda, Indonesia sempat memberikan perlawanan keras terutama di kuarter pertama.
Namun kombinasi strategi yang mulai terbaca, dan kelelahan yang mulai mendera membuat China melaju tak terbendung.
"Baru kali ini kita ketemu pemain-pemain yang satu tim tinggi semua, tapi semuanya bisa nembak," kata Arki.
Hal itu memaksa Indonesia untuk memilih prioritas pertahanan apakah berjaga di bawah keranjang untuk berupaya mengamankan rebound atau mengawal di luar garis untuk menghalau tripoin.
"Tapi ya gimana harus pilih salah satu, jaga di bawah atau jaga di luarnya. Mereka luar biasa tingginya, kita pilih jaga bawah," ujarnya.
Baca juga: China ke semifinal basket putra usai menang mudah atas Indonesia
Arki menjadi salah satu penampil terbaik di laga itu dengan membukukan 18 poin dan 3 rebound, tersubur setelah Jamarr Andre Johnson dengan 20 poin dan 9 rebound.
Penampilan lepas tanpa beban yang diperlihatkan para pemain Indonesia juga cukup menghibur para penonton yang memadati tribun Hall Basket GBK.
Arki beberapa kali memamerkan no look pass, kendati tak berujung menjadi poin untuk timnya.
Selain itu, Andakara Prastawa Dhyaksa yang biasanya menjadi salah satu pencetak angka terbanyak Indonesia juga tampil memamerkan kebolehannya, meski kali ini cuma bisa mengoleksi empat poin saja.
Prastawa yang lebih banyak disimpan baru turun pada saat kuarter pertama tersisa 3 menit 32 detik dan adegan itu tak ubahnya seperti liliput yang memasuki negeri raksasa.
Namun, hal itu tak menghentikan semangat Prastawa untuk berusaha menampilkan gerak permainan atraktif saat berkesempatan.
Meski tersingkir dari perebutan medali, tim basket putra Indonesia masih melanjutkan kiprahnya dengan melakoni rangkaian pertandingan pemeringkatan pada Selasa (28/8) dan Jumat (31/8) untuk menentukan urutan 5-8 turnamen.
Urutan itu juga akan dipakai sebagai unggulan dalam pengundian grup Asian Games 2022 di Hangzhou, China.
Sebagai laga pertama, Indonesia akan lebih dulu menghadapi Suriah di Hall Basket GBK, Selasa (28/8).
Baca juga: Hasil perempat final basket putra, semua tim juara grup melaju
"Kita kalah tinggi, pengalaman, tidak usah kecewa. Kami melakukan sebaik mungkin dan ternyata kalah selisih 35 poin," kata Arki selepas pertandingan di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin malam.
Indonesia menelan kekalahan 98-63 di laga tersebut dari China, yang dihuni dua pemain NBA yakni Zhou Qi (Houston Rockets) dan Ding Yanyuhang (Dallas Mavericks) serta satu lainnya, Abudushalamu Abudurexiti, pernah membela Golden State Warriors di turnamen pramusim NBA Summer League.
Meski menghadapi pemain-pemain dengan selisih postur tubuh yang jauh berbeda, Indonesia sempat memberikan perlawanan keras terutama di kuarter pertama.
Namun kombinasi strategi yang mulai terbaca, dan kelelahan yang mulai mendera membuat China melaju tak terbendung.
"Baru kali ini kita ketemu pemain-pemain yang satu tim tinggi semua, tapi semuanya bisa nembak," kata Arki.
Hal itu memaksa Indonesia untuk memilih prioritas pertahanan apakah berjaga di bawah keranjang untuk berupaya mengamankan rebound atau mengawal di luar garis untuk menghalau tripoin.
"Tapi ya gimana harus pilih salah satu, jaga di bawah atau jaga di luarnya. Mereka luar biasa tingginya, kita pilih jaga bawah," ujarnya.
Baca juga: China ke semifinal basket putra usai menang mudah atas Indonesia
Arki menjadi salah satu penampil terbaik di laga itu dengan membukukan 18 poin dan 3 rebound, tersubur setelah Jamarr Andre Johnson dengan 20 poin dan 9 rebound.
Penampilan lepas tanpa beban yang diperlihatkan para pemain Indonesia juga cukup menghibur para penonton yang memadati tribun Hall Basket GBK.
Arki beberapa kali memamerkan no look pass, kendati tak berujung menjadi poin untuk timnya.
Selain itu, Andakara Prastawa Dhyaksa yang biasanya menjadi salah satu pencetak angka terbanyak Indonesia juga tampil memamerkan kebolehannya, meski kali ini cuma bisa mengoleksi empat poin saja.
Prastawa yang lebih banyak disimpan baru turun pada saat kuarter pertama tersisa 3 menit 32 detik dan adegan itu tak ubahnya seperti liliput yang memasuki negeri raksasa.
Namun, hal itu tak menghentikan semangat Prastawa untuk berusaha menampilkan gerak permainan atraktif saat berkesempatan.
Meski tersingkir dari perebutan medali, tim basket putra Indonesia masih melanjutkan kiprahnya dengan melakoni rangkaian pertandingan pemeringkatan pada Selasa (28/8) dan Jumat (31/8) untuk menentukan urutan 5-8 turnamen.
Urutan itu juga akan dipakai sebagai unggulan dalam pengundian grup Asian Games 2022 di Hangzhou, China.
Sebagai laga pertama, Indonesia akan lebih dulu menghadapi Suriah di Hall Basket GBK, Selasa (28/8).
Baca juga: Hasil perempat final basket putra, semua tim juara grup melaju
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: