Asian Games 2018
Bakal hadapi Suriah usai ditekuk China, pelatih basket putra Indonesia: kasih yang terbaik
28 Agustus 2018 01:27 WIB
Pemain Basket Indonesia, Kaleb Ramot Gemilang (kiri) melakukan drive dibayangi pemain Cina Tailong Zhao pada pertandingan Babak Perempatfinal Asian Games ke 18 di Hall Basket Senayan, Jakarta Senin (27/8/2018). (ANTARA FOTO/INASGOC/Bobby Arifin)
Jakarta (ANTARA News) - Pelatih tim bola basket putra Indonesia, Fictor Roring, menegaskan timnya akan tetap berusaha memberikan penampilan yang terbaik saat menghadapi Suriah selepas ditekuk China 63-98 dalam perempat final Asian Games 2018.
Meski kalah di perempat final, Indonesia akan berlaga di dua pertandingan pemeringkatan untuk menentukan urutan kelima hingga kedelapan dalam turnamen tersebut pada Selasa (28/8) dan Jumat (31/8).
Namun, setelah kalah telak dari China yang sebagian besar diakibatkan perbedaan postur yang terlalu mutlak, Indonesia akan menghadapi permasalahan serupa kala melawan Suriah.
"Abis macan ketemu mulut buaya, kira-kira gitu. Suriah nomor berapa itu kan 2 meter 22 (cm), tadi cuma 2 meter 16 (cm), jadi lewat dari singa masuk buaya," kata pria yang akrab disapa Ito itu selepas pertandingan di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin malam.
Ito merujuk kepada pemain Suriah Abdulwahab Alhamwi yang memang memiliki tinggi badan 222 cm atau lebih tinggi dari pemain tertinggi di tim China yakni 217 centimeter Zhou Qi.
"Tapi guys, yang penting buat saya, buat tim, kita akan fight buat kasih yang terbaik," ujarnya menegaskan.
Baca juga: China ke semifinal basket putra usai menang mudah atas Indonesia
Ito mengungkapkan kepada para pemainnya ia menyampaikan bahwa mereka tidak bisa memilih lawan, maka satu-satunya pilihan adalah berusaha untuk menikmati pertandingan sembari memberikan yang terbaik.
Hal itu juga terjadi ketika Indonesia kalah dari China, Ito menekankan bahwa para pemainnya hanya bisa berusaha sekuat tenaga.
Dari sisi strategi, pertahanan menjadi pekerjaan utama yang mau tidak mau harus dibenahi dengan segala keterbatasan yang ada.
"Kalau offense, kita itu cukup diakui punya shooter yang jago. Tapi masalahnya di defense kita gak bisa jaga kalau lawan sudah raksasa," ujarnya.
Baca juga: Hasil perempat final basket putra, semua tim juara grup melaju
Meski kalah di perempat final, Indonesia akan berlaga di dua pertandingan pemeringkatan untuk menentukan urutan kelima hingga kedelapan dalam turnamen tersebut pada Selasa (28/8) dan Jumat (31/8).
Namun, setelah kalah telak dari China yang sebagian besar diakibatkan perbedaan postur yang terlalu mutlak, Indonesia akan menghadapi permasalahan serupa kala melawan Suriah.
"Abis macan ketemu mulut buaya, kira-kira gitu. Suriah nomor berapa itu kan 2 meter 22 (cm), tadi cuma 2 meter 16 (cm), jadi lewat dari singa masuk buaya," kata pria yang akrab disapa Ito itu selepas pertandingan di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin malam.
Ito merujuk kepada pemain Suriah Abdulwahab Alhamwi yang memang memiliki tinggi badan 222 cm atau lebih tinggi dari pemain tertinggi di tim China yakni 217 centimeter Zhou Qi.
"Tapi guys, yang penting buat saya, buat tim, kita akan fight buat kasih yang terbaik," ujarnya menegaskan.
Baca juga: China ke semifinal basket putra usai menang mudah atas Indonesia
Ito mengungkapkan kepada para pemainnya ia menyampaikan bahwa mereka tidak bisa memilih lawan, maka satu-satunya pilihan adalah berusaha untuk menikmati pertandingan sembari memberikan yang terbaik.
Hal itu juga terjadi ketika Indonesia kalah dari China, Ito menekankan bahwa para pemainnya hanya bisa berusaha sekuat tenaga.
Dari sisi strategi, pertahanan menjadi pekerjaan utama yang mau tidak mau harus dibenahi dengan segala keterbatasan yang ada.
"Kalau offense, kita itu cukup diakui punya shooter yang jago. Tapi masalahnya di defense kita gak bisa jaga kalau lawan sudah raksasa," ujarnya.
Baca juga: Hasil perempat final basket putra, semua tim juara grup melaju
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: