Asian Games 2018
Babak ketiga, Jepang susul Indonesia di Lintas Alam Beregu Putra
27 Agustus 2018 22:56 WIB
Pertandingan cabang olahraga Paralayang memasuki babak ketiga nomor Lintas Alam, diikuti 70 pilot dan 16 negara. (Megapolitan.Antaranews.Com/Foto : Laily Rahmawaty).
Bogor (ANTARA News) - Cabang olahraga Paralayang Asian Games 2018 memasuki babak ketiga, tim nasional Jepang menunjukkan taringnya dengan menyodok di posisi kedua setelah Indonesia.
"Hari ini pertandingan berjalan cukup baik, cuaca relatif mendukung, sehingga banyak pilot (atlet-red) yang mendarat sempurna hari ini," kata Manajer Pertandingan, Wahyu Yuda di arena Paralayang, Gunung Mas, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
Wahyu mengatakan, dari babak pertama sampai ketiga, Tim nasional Indonesia khususnya putra masih memimpin sementara. Tetapi yang menarik Tim putra Jepang yang tadinya di nomor urutan kelima, langsung melompat di nomor dua.
"Hari ini Jepang menyodok, dari nomor lima ke nomor dua, ini lompatan yang cukup besar dari Jepang," kata Wahyu.
Babak pertama nomor Lintas Alam beregu putra Tim Nasional Indonesia memimpin dengan nilai 2.917, Korea berada diurutan kedua dengan nilai 2.500, dan Nepal di urutan ketiga dengan peroleh nilai 2.255.
Pada babak kedua yang berlangsung Minggu (26/8) tidak satupun pilot dari 16 negara menyelesaikan tugas. Sehingga perolehan nilai relatif kecil, hanya tim nasional Indonesia masih memimpin dengan nilai 901, lalu Jepang 741, dan Nepal 694.
Cuaca menjadi salah satu kendala pertandingan babak kedua berjalan kurang optimal. Jarak pandang yang pendek membuat atlet kesulitan menyelesaikan tugas terbang sejauh 25 km.
Pada babak ketiga, cuaca yang begitu dinamis memudahkan 20 atlet dari 16 negara dapat menyelesaikan tugas menjelajah sejauh 25 km, mendarat dengan sempurna.
Terutama tim nasional Indonesia, yang diperkuat Jafro Megawanto, Hening Paradigma, Joni Effendi, Aris Apriansyah, dan Roni Pratama dapat menyelesaikan tugas.
Hening Paradigma menyumbang nilai tertinggi untuk tim putra Indonesia di babak ketiga ini yakni 967 disusul oleh Jafro Megawanto dengan nilai 732.
Sementara squad negara Matahari Terbit yang diperkuat pilot juara dunianya, yakni Yoshiki Kuremoto, Yoshiaki Nakagawa, Taro Kamiyama, Takao Iwasaki, dan Yoshiaki Hirokawa.
Yoshiaki Hirokawa menjadi penyumbang nilai terbesar di babak ketiga yakni 996, disusul rekan senegaranya Yosiki Koremoto dengan raihan 896.
Kepala Pelatih Indonesia, Gendon Subandono menyebutkan bahwa Jepang salah satu lawan terberat Indonesia di Lintas Alam. Ini terbukti di babak kedua, mampu menyodok di posisi kedua.
"Upaya terbaik kita lakukan, Jepang lawan yang berat. Memungkinkan untuk tiga besar, masih ada dua ronde tersisa, teman-teman atlet ini harus berjuang," kata Gendon.
Cabang olahraga Paralayang telah menyumbangkan empat medali, yakni dua emas di nomor Ketepatan Mendarat beregu putra, dan Ketepatan Mendarat indiviual putra atas nama Jafro Megawanto.
Sedangkan medali perak diraih perak diraih oleh beregu putri, dan perunggu oleh beregu putri. Masih tersisa dua medali yang diperebutkan di nomor Lintas Alam yang akan berakhir tanggal 29 Agustus mendatang.
"Hari ini pertandingan berjalan cukup baik, cuaca relatif mendukung, sehingga banyak pilot (atlet-red) yang mendarat sempurna hari ini," kata Manajer Pertandingan, Wahyu Yuda di arena Paralayang, Gunung Mas, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
Wahyu mengatakan, dari babak pertama sampai ketiga, Tim nasional Indonesia khususnya putra masih memimpin sementara. Tetapi yang menarik Tim putra Jepang yang tadinya di nomor urutan kelima, langsung melompat di nomor dua.
"Hari ini Jepang menyodok, dari nomor lima ke nomor dua, ini lompatan yang cukup besar dari Jepang," kata Wahyu.
Babak pertama nomor Lintas Alam beregu putra Tim Nasional Indonesia memimpin dengan nilai 2.917, Korea berada diurutan kedua dengan nilai 2.500, dan Nepal di urutan ketiga dengan peroleh nilai 2.255.
Pada babak kedua yang berlangsung Minggu (26/8) tidak satupun pilot dari 16 negara menyelesaikan tugas. Sehingga perolehan nilai relatif kecil, hanya tim nasional Indonesia masih memimpin dengan nilai 901, lalu Jepang 741, dan Nepal 694.
Cuaca menjadi salah satu kendala pertandingan babak kedua berjalan kurang optimal. Jarak pandang yang pendek membuat atlet kesulitan menyelesaikan tugas terbang sejauh 25 km.
Pada babak ketiga, cuaca yang begitu dinamis memudahkan 20 atlet dari 16 negara dapat menyelesaikan tugas menjelajah sejauh 25 km, mendarat dengan sempurna.
Terutama tim nasional Indonesia, yang diperkuat Jafro Megawanto, Hening Paradigma, Joni Effendi, Aris Apriansyah, dan Roni Pratama dapat menyelesaikan tugas.
Hening Paradigma menyumbang nilai tertinggi untuk tim putra Indonesia di babak ketiga ini yakni 967 disusul oleh Jafro Megawanto dengan nilai 732.
Sementara squad negara Matahari Terbit yang diperkuat pilot juara dunianya, yakni Yoshiki Kuremoto, Yoshiaki Nakagawa, Taro Kamiyama, Takao Iwasaki, dan Yoshiaki Hirokawa.
Yoshiaki Hirokawa menjadi penyumbang nilai terbesar di babak ketiga yakni 996, disusul rekan senegaranya Yosiki Koremoto dengan raihan 896.
Kepala Pelatih Indonesia, Gendon Subandono menyebutkan bahwa Jepang salah satu lawan terberat Indonesia di Lintas Alam. Ini terbukti di babak kedua, mampu menyodok di posisi kedua.
"Upaya terbaik kita lakukan, Jepang lawan yang berat. Memungkinkan untuk tiga besar, masih ada dua ronde tersisa, teman-teman atlet ini harus berjuang," kata Gendon.
Cabang olahraga Paralayang telah menyumbangkan empat medali, yakni dua emas di nomor Ketepatan Mendarat beregu putra, dan Ketepatan Mendarat indiviual putra atas nama Jafro Megawanto.
Sedangkan medali perak diraih perak diraih oleh beregu putri, dan perunggu oleh beregu putri. Masih tersisa dua medali yang diperebutkan di nomor Lintas Alam yang akan berakhir tanggal 29 Agustus mendatang.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: