Harapan Gubernur Ganjar saat panen tembakau
27 Agustus 2018 19:49 WIB
Ilustrasi. Gubernur terpilih Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan panen perdana tembakau di kawasan lereng Gunung Sumbing Desa Wonosari, Bulu, Temanggung, Jateng. Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Temanggung Ganjar juga berdialog dengan pihak pabrikan rokok besar membahas kuota pembelian tembakau rajangan tahun ini. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
Temanggung (ANTARA News) - Gubernur Jawa Tengah terpilih Ganjar Pranowo panen tembakau pada acara wiwitan petik tembakau di lereng Gunung Sumbing, Desa Legoksari, Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Senin.
Pada panen tersebut, dia didaulat untuk memetik 11 lembar daun tembakau, dengan filosofi angka sebelas dalam bahasa Jawa berarti sewelas atau memohon kawelasan dari Tuhan supaya pabrikan segera membeli hasil panen petani dengan harga tinggi.
"Kami harapkan pabrikan segera membeli, kualitasnya saya lihat bagus. Bahkan tadi masyarakat berdoa agar bisa jadi srintil, maka hari ini waktu-waktu yang paling penting. Penjabat Bupati Temanggung harus memfasilitasi masyarakat untuk ke pabrikan, tugas saya nanti adalah mengawal," katanya.
Ia berjanji akan melakukan komunikasi dengan pihak pabrikan agar semua panen petani bisa terserap, supaya petani yang terjerat utang bisa segera membayarnya. Pada panen tembakau 2017 cuaca buruk hasil panen kurang baik dan banyak petani tembakau merugi bahkan tidak mampu membayar utang ke perbankan berikut bunganya.
"Intinya agar bisa cepat bayar utang. Mereka kemarin menyampaikan investasinya dari pinjaman, maka kalau tembakau bisa dibeli dengan cepat maka diharapkan roda ekonomi bisa berjalan. Kalau hasil panen bagus meskipun kurang optimal," katanya.
Kepala Desa Legoksari Subakir menuturkan ritual wiwitan merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang, dengan harapan sampai masa akhir panen hasil baik dan tembakau laku terjual dengan harga baik pula. Melalui upacara sakral yang disertai dengan doa-doa inilah petani menaruh harapan besar.
Menurut dia prosesi ritual wiwitan telah berlangsung sejak tiga hari lalu. Dimulai dengan pementasan wayang kulit dua hari dua malam, kirab saji budaya, dan terakhir wiwitan massal.
"Saat ritual kami bawa hasil bumi, tumpeng keliling desa ke mata air. Ada tumpeng khusus namanya tumpeng wulung untuk mengenang Ki Ageng Makukuhan, tumpeng kuning, tumpeng putih, tumpeng robyong, tumpeng kuat megono, tumpeng gurih, tumpeng hitam. Jumlahnya tujuh atau pitu dalam bahasa Jawa yang artinya mohon pitulungan atau pertolongan Allah SWT," katanya.
Ia mengatakan petani berharap agar panen raya tahun ini harganya bisa terus membaik, sehingga meskipun hasil panen sedikit, namun bisa menghasilkan pendapatan yang lebih.
"Jika harganya bagus, meskipun tembakaunya sedikit tapi hasilnya bisa banyak. Petani bisa bayar hutang," katanya.
Baca juga: Hujan turunkan harga tembakau Temanggung
Baca juga: Harga tembakau di Temanggung tembus Rp150.000 per kilogram
Pada panen tersebut, dia didaulat untuk memetik 11 lembar daun tembakau, dengan filosofi angka sebelas dalam bahasa Jawa berarti sewelas atau memohon kawelasan dari Tuhan supaya pabrikan segera membeli hasil panen petani dengan harga tinggi.
"Kami harapkan pabrikan segera membeli, kualitasnya saya lihat bagus. Bahkan tadi masyarakat berdoa agar bisa jadi srintil, maka hari ini waktu-waktu yang paling penting. Penjabat Bupati Temanggung harus memfasilitasi masyarakat untuk ke pabrikan, tugas saya nanti adalah mengawal," katanya.
Ia berjanji akan melakukan komunikasi dengan pihak pabrikan agar semua panen petani bisa terserap, supaya petani yang terjerat utang bisa segera membayarnya. Pada panen tembakau 2017 cuaca buruk hasil panen kurang baik dan banyak petani tembakau merugi bahkan tidak mampu membayar utang ke perbankan berikut bunganya.
"Intinya agar bisa cepat bayar utang. Mereka kemarin menyampaikan investasinya dari pinjaman, maka kalau tembakau bisa dibeli dengan cepat maka diharapkan roda ekonomi bisa berjalan. Kalau hasil panen bagus meskipun kurang optimal," katanya.
Kepala Desa Legoksari Subakir menuturkan ritual wiwitan merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang, dengan harapan sampai masa akhir panen hasil baik dan tembakau laku terjual dengan harga baik pula. Melalui upacara sakral yang disertai dengan doa-doa inilah petani menaruh harapan besar.
Menurut dia prosesi ritual wiwitan telah berlangsung sejak tiga hari lalu. Dimulai dengan pementasan wayang kulit dua hari dua malam, kirab saji budaya, dan terakhir wiwitan massal.
"Saat ritual kami bawa hasil bumi, tumpeng keliling desa ke mata air. Ada tumpeng khusus namanya tumpeng wulung untuk mengenang Ki Ageng Makukuhan, tumpeng kuning, tumpeng putih, tumpeng robyong, tumpeng kuat megono, tumpeng gurih, tumpeng hitam. Jumlahnya tujuh atau pitu dalam bahasa Jawa yang artinya mohon pitulungan atau pertolongan Allah SWT," katanya.
Ia mengatakan petani berharap agar panen raya tahun ini harganya bisa terus membaik, sehingga meskipun hasil panen sedikit, namun bisa menghasilkan pendapatan yang lebih.
"Jika harganya bagus, meskipun tembakaunya sedikit tapi hasilnya bisa banyak. Petani bisa bayar hutang," katanya.
Baca juga: Hujan turunkan harga tembakau Temanggung
Baca juga: Harga tembakau di Temanggung tembus Rp150.000 per kilogram
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018
Tags: