Teheran (Antara/Reuters) - Iran dan Suriah menandatangani perjanjian untuk kerja sama militer di pertemuan menteri kedua negara itu di Damaskus, kata kantor berita Tasnim, Senin.

Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami pergi ke Damaskus pada Ahad untuk kunjungan dua hari, bertemu dengan Presiden Bashar al-Assad dan perwira tinggi militer, demikian Tasnim.

Pasukan Iran mendukung Bashar dalam perang saudara di Suriah, demikian Reuters melaporkan.

Tasnim tidak memberikan rincian mengenai perjanjian kerja sama militer tersebut.

Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat John Bolton pada pekan lalu mengatakan bahwa Iran seharusnya menarik pasukannya dari Suriah, demikian Reuters melaporkan,

Pejabat tinggi Iran mengatakan kehadiran militer mereka di Suriah atas undangan pemerintah Bashar dan mereka belum memiliki rencana segera untuk mundur.

Baca juga: Iran nyatakan tidak pernah kirim "pasukan militer" ke Suriah

Presiden Bashar, yang didukung Rusia dan Iran, telah berjanji akan menguasai kembali "setiap inci" wilayah Suriah, dan kendati sekarang ia telah merebut sebagian besar wilayah negaranya, kehadiran Turki akan membuat rumit tiap ofensif pemerintah di bagian baratlaut.

Pemberontak Suriah baru-baru ini membentuk "Tentara Nasional" dengan bantuan Turki. Hal ini bisa menjadi rintangan berjangka waktu lama bagi upaya Presiden Bashar memulihkan kawasan di bagian baratlaut jika mereka dapat mengakhiri permusuhan yang telah lama merusak kelompok oposisi.

Usaha tersebut merupakan inti dari rencana oposisi dukungan Turki untuk menjamin dan memerintah sebuah wilayah yang membentuk bagian dari benteng terakhir pemberontak di Suriah.

Kehadiran pasukan Turki di darat telah membantu melindunginya dari serangan pasukan pemerintah.

Peran Turki telah melampaui dukungan bagi pasukan sekutu Suriah untuk membangun kembali sekolah dan rumah sakit. Sedikit-dikitnya lima cabang kantor pos Turki telah dibuka di kawasan itu.

Editor: Mohammad Anthoni