Jakarta (ANTARA News) - Pesilat ganda putra untuk kelas seni asal Indonesia, Yola Primadona Jampil dan Hendy yang meraih medali emas mengaku, kemenangan yang diperolehnya dipersembahkan untuk masyarakat Lombok yang terkena musibah gempa bumi berkekuatan 7 skala richter beberapa waktu lalu.

"Kita persembahkan kepada masyarakat Lombok yang terkena musibah karena layak ikut merayakan pesta olahraga di Indonesia," kata Yola, usai memperoleh medali emas di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin.

Yola/Hendy memperoleh poin tertinggi, yakni 580 dan mempecundangi lawan-lawannya dari pesilat Vietnam, Duc Danh Tran dan Hong Quan Le dengan poin 562 yang meraih medali perak dan pesilat asal Malaysia, Mohd Taqiyuddin Hamid dan Muhammad Afifi Nordin yang meraih medali perunggu.

"Kami bersyukur berhasil melakukan hal yang terbaik yang diikuti oleh tujuh grup ganda putra. Tidak henti-hentinya kita berterima kasih kepada masyarakat Indonesia," kata Yola.

Dengan perolehan medali yang diraih grup ganda putra, maka ini adalah medali emas ke-14 bagi Indonesia di ajang Asian Games 2018.

Di kelas seni masih ada satu kali lagi pertandingan, yakni Nunu Nugraha, Asep Yuldan Sani dan Anggi Faisal Mubarok untuk kategori beregu putra.

Selain pertandingan silat di kelas seni, pada Senin siang juga digelar pertandingan final kategori bertarung, yang diikuti lima pesilat Indonesia.

Baca juga: Pencak silat kembali raih medali emas, Indonesia sudah 14 emas

Baca juga: Lima pesilat Indonesia berlaga di final hari ini

Baca juga: Puspa Arumsari raih emas silat pertama untuk Indonesia