Jakarta (ANTARA News) - Atlet kurash Indonesia mewaspadai atlet-atlet dari kawasan Asia Tengah atau negara pecahan Uni Soviet yang dinilai memang memiliki kemampuan cukup baik olahraga beladiri yang baru kali ini pertandingkan di Asian Games.

Pelatih Kurash Indonesia Deni Zulpendri di Jakarta, Senin, mengatakan, atlet dari negara-negara pecahan Uni Soviet seperti Kazakhstan, Kyrgystan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan menjadi ancaman bagi Indonesia untuk mendulang medali.

Hal tersebut dinilai wajar mengingat kurash memang berasal dari Uzbekistan dan sudah lama berkembang di negara-negara Asia Tengah dan Eropa dan Asia Timur.

"Kazakhstan, Kyrgystan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan memilii atlet yang bagus-bagus. Itu yang harus kita waspadai. Selain itu Korea, Jepang dan China juga tidak bisa dianggap remeh," kata mantan atlet judo tersebut.

Meaki demikian tentunya atlet-atlet Indonesia tidak boleh gentar, dan untuk itu berbagai persiapan terus dilakukan guna menghadapi Asian Games demi mengharumkan nama negara di mata dunia internasional .

"Atlet kita sudah siap demi meraih medali. Persiapan juga sudah sangat matang. Baru-baru ini kita juga baru melakukan try out ke Korea Selatan untuk mematangkan teknik maupun mental bertanding," katanya.

Indonesia sendiri akan menurunkan 14 atlet terbaiknya yakni 6 putri dan 8 putra yang nantinya akan bermain di tujuh kelas berbeda.

Ke-14 atlet tersebut yakni Terry Kusumawardani Susanti (52 kg), Heka Maya Sari Sembiring (52 Kg), Siti Latifah (63 kg), Khasani Najmu Shifa (63 Kg), Szalsza Maulida, Marcelina Papara (78 Kg).

Kemudian Hendi Hadiat (66 kg), Aprilianda Adhi Timur (66 Kg), I Komang Adiarta, Bayu Febrian Rahman (81 Kg), Putu Adesta Wiradamungga (90 Kg), Muhammad Dhifa Alfais (+90), Billy Sugara (+90), Franklin Misionaris Kakalang (+90 Kg).

Baca juga: Kurash perebutkan tujuh medali, pertandingan mulai besok
Baca juga: 167 atlet akan bersaing di cabang kurash
Baca juga: Tim kurash Indonesia optimistis raih medali