Aksi "#2019GantiPresiden" dinilai demokrasi kebablasan
Arsip Terdakwa kasus dugaan ujaran kebencian Ahmad Dhani (kedua kiri) berpose saat akan mengikuti sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) atas kasus ujaran kebencian di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (16/4/2018). Dhani ditetapkan menjadi tersangka atas laporan pendiri BTP Network Jack Lapian karena kicauannya di sosial media Twitter dan dianggap menghasut serta penuh kebencian terhadap pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Cahaya Purnama alias Ahok. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Menurut Markus, sebagai warga Indonesia seharusnya menghargai seorang kepala negara, jangan sampai masyarakat diprovokasi untuk kepentingan tertentu.
Dia katakan siapa pun yang menjadi presiden jika sekelompok masyarakatnya seperti saat ini, maka tidak akan ada sisi baiknya seorang pemimpin.
"Kami prihatin atas aksi ganti presiden yang dilakukan sekelompok masyarakat, kenapa harus menyuarakan hal-hal yang membuat negara ini semakin kacau," kata dia.
Sebagai warga perbatasan, Markus mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung program pembangunan pemerintah dan saling mengisi dalam membangun bangsa Indonesia.
Tidak hanya itu, warga Kecamatan Embaloh Hulu yang juga daerah perbatasan, Adrianus mengatakan aksi #2019GantiPresiden tersebut hanya membuat kondisi bangsa Indonesia semakin kacau, karena dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak sosial.
"Kami minta para elit politik, tokoh agama jangan justru ikut-ikutan memprovokasi masyarakat, lebih baik kita isi pembangunan sesuai kapasitas kita masing-masing," ujar Adrianus.
Salah satu pemuda perbatasan, Dominkus (35) menyampaikan masih banyak cara yang jauh lebih terhormat dalam berdemokrasi, jangan melakukan aksi yang dapat menimbulkan konflik di tengah masyarakat.
"Kami sebagai masyarakat kecil menganggap aksi ganti presiden itu merupakan cerminan demokrasi yang sudah kebablasan, hargailah pemimpin bangsa ini," kata dia pula.
Baca juga: Separtai, alasan Fadli Zon datangi sidang Ahmad Dhani
Baca juga: Elemen Bela NKRI minta Ahmad Dhani tinggalkan Surabaya
Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018