Asian Games 2018
Tim medis paralayang tuai pujian
26 Agustus 2018 07:39 WIB
Atlet paralayang putri Afghanistan Lida Hozoori dievakuasi menuju rumah sakit dengan menggunakan Helikopter, setelah terjatuh pada saat pendaratan, Asian Games 2018 di Cisarua, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/8). (ANTARA FOTO/INASGOC/Crack Palinggi/Ast/18.)
Bogor (ANTARA News) - Tim Medis dan Tim Rescue Asian Games 2018 menuai pujian, saat mengevakuasi atlet Afghanistan yang menggunakan helikopter di cabang olahraga Paralayang.
Manajer Pertandingan Cabang Olahraga Palarayang, Wahyu Yudha, di Bogor, Minggu mengatakan, cabang olahraga Paralayang memiliki Tim Rescue dan Tim Medis yang bergerak cepat dalam memberikan pertolongan pertama kepada atlet.
"Cabang olahraga Paralayang sudah menyiagakan tim medis dan tim rescue sejak hari pertama pertandingan sampai hari akhir nanti, kita juga menyiagakan satu helikopter dari Basarnas yang 'standby' di sini 24 jam," kata Wahyu.
Kemampuan tim rescue (pencarian dan penyelamatan) dan tim medis yang cepat dan sigap dalam memberikan pertolongan pertama teruji pada saat atlet Afghanistan dan China mengalami cedera pada 22 Agustus 2018.
Atlet putri Afghanistan, Lida Hozoori mengalami kejadian 'stall' atau kehilangan daya angkut parasutnya saat pertandingan nomor Ketepatan Mendarat.
Stall terjadi ketika atlet melakukan kebanyakan 'break' atau mengerem ketika akan mendarat, sehingga payung atau parasut yang digunakan mengalami stall atau kehilangan daya angkut.
Ketika payung kehilangan daya angkut, menyebabkan pendarat secara keras, atlet Afghanistan terjatuh dari ketinggian kurang lebih 10 meter.
"Lida mengalami fraktur sehingga harus dirujuk ke RSPAD," katanya.
Evakuasi atlet Afghanistan dilakukan secara cepat menggunakan helikopter Basarnas, hal ini berdasarkan pertimbangan tim medis, memilih untuk merujuk ke RSPAD.
Baca juga: Tim Medis Paralayang gerak cepat bantu atlet
Baca juga: Indonesia unggul di babak pertama nomor lintas alam paralayang
Manajer Pertandingan Cabang Olahraga Palarayang, Wahyu Yudha, di Bogor, Minggu mengatakan, cabang olahraga Paralayang memiliki Tim Rescue dan Tim Medis yang bergerak cepat dalam memberikan pertolongan pertama kepada atlet.
"Cabang olahraga Paralayang sudah menyiagakan tim medis dan tim rescue sejak hari pertama pertandingan sampai hari akhir nanti, kita juga menyiagakan satu helikopter dari Basarnas yang 'standby' di sini 24 jam," kata Wahyu.
Kemampuan tim rescue (pencarian dan penyelamatan) dan tim medis yang cepat dan sigap dalam memberikan pertolongan pertama teruji pada saat atlet Afghanistan dan China mengalami cedera pada 22 Agustus 2018.
Atlet putri Afghanistan, Lida Hozoori mengalami kejadian 'stall' atau kehilangan daya angkut parasutnya saat pertandingan nomor Ketepatan Mendarat.
Stall terjadi ketika atlet melakukan kebanyakan 'break' atau mengerem ketika akan mendarat, sehingga payung atau parasut yang digunakan mengalami stall atau kehilangan daya angkut.
Ketika payung kehilangan daya angkut, menyebabkan pendarat secara keras, atlet Afghanistan terjatuh dari ketinggian kurang lebih 10 meter.
"Lida mengalami fraktur sehingga harus dirujuk ke RSPAD," katanya.
Evakuasi atlet Afghanistan dilakukan secara cepat menggunakan helikopter Basarnas, hal ini berdasarkan pertimbangan tim medis, memilih untuk merujuk ke RSPAD.
Baca juga: Tim Medis Paralayang gerak cepat bantu atlet
Baca juga: Indonesia unggul di babak pertama nomor lintas alam paralayang
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: