BPBD salurkan air bersih di lima kecamatan
25 Agustus 2018 22:26 WIB
Kekeringan Makin Meluas Seorang anak warga Cibuluh, Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten mengumpulkan air di sumur resapan irigasi sawah yang sudah mengering, Sabtu (12/9). Data BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Banten menyebutkan Daerah Darurat Bencana Kekeringan dan Krisis Air Bersih di Banten terus meluas dan saat ini sudah melanda 125 Desa yang tersebar di 72 Kecamatan. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Lebak (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menyalurkan pasokan air bersih di lima kecamatan yang mengalami krisis air bersih, akibat kemarau yang terjadi sejak Juli 2018.
"Kami selama dua pekan terakhir ini mendistribusikan air bersih sebanyak 12 tangki untuk lima kecamatan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Sabtu.
Lima kecamatan yang dipasok air bersih itu, yakni Sajira, Cihara, Cibadak, Warunggunung dan Cirinten.
Masyarakat di sana, kata dia, kini terpaksa mencari air bersih ke daerah aliran sungai untuk keperluan konsumsi, mandi, cuci dan kakus.
Bahkan, mereka harus berjalan kaki dua sampai empat kilometer dari permukiman warga.
Mereka kesulitan air bersih setelah sumur bawah tanah juga sumber mata air mengering akibat kemarau.
Kesulitan air bersih tersebut dipastikan berlanjut sehubungan curah hujan di daerah itu belum turun.
"Kami minta masyarakat jika kesulitan air bersih maka secepatnya melapor ke aparat kecamatan maupun BPBD," katanya.
Kaprawi mengatakan, pihaknya kini mempersiapkan beberapa unit kendaraan tangki dengan kapasitas 6.000 liter per truk.
BPBD siap menyalurkan pasokan air bersih ke lokasi-lokasi perkampungan warga yang dilanda krisis air bersih akibat kekeringan.
Namun, masyarakat yang akan mengajukan bantuan pasokan air bersih terlebih dahulu melaporkan kepada aparat kecamatan.
Sebab, penyaluran air bersih juga menggunakan dana APBD setempat sehingga perlu pertanggungjawabannya.
Selama ini, pendistribusian pasokan air bersih merupakan upaya jangka pendek agar masyarakat tidak mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Karena itu, pihaknya merekomendasi warga yang tinggal di daerah-daerah kekeringan agar terpasang pipa jaringan air PDAM maupun sarana air bersih.
"Kami berharap ke depan semua warga yang masuk daerah rawan air bersih dapat dipasang jaringan air bersih dari PDAM," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga Kecamatan Cirinten mengatakan bahwa masyarakat setempat mulai mengambil air bersih ke sungai untuk kebutuhan MCK, karena air sumur bawah tanah mulai kekeringan akibat kemarau tersebut.
"Kami berharap BPBD terus menyalurkan air bersih sehingga warga tidak kesulitan air bersih," kata Ujang, warga Cirinten, Kabupaten Lebak.
Baca juga: Debit Sungai di Lebak menurun drastis
Baca juga: BPBD Lebak distribusikan air bersih 18.000 liter/hari
"Kami selama dua pekan terakhir ini mendistribusikan air bersih sebanyak 12 tangki untuk lima kecamatan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Sabtu.
Lima kecamatan yang dipasok air bersih itu, yakni Sajira, Cihara, Cibadak, Warunggunung dan Cirinten.
Masyarakat di sana, kata dia, kini terpaksa mencari air bersih ke daerah aliran sungai untuk keperluan konsumsi, mandi, cuci dan kakus.
Bahkan, mereka harus berjalan kaki dua sampai empat kilometer dari permukiman warga.
Mereka kesulitan air bersih setelah sumur bawah tanah juga sumber mata air mengering akibat kemarau.
Kesulitan air bersih tersebut dipastikan berlanjut sehubungan curah hujan di daerah itu belum turun.
"Kami minta masyarakat jika kesulitan air bersih maka secepatnya melapor ke aparat kecamatan maupun BPBD," katanya.
Kaprawi mengatakan, pihaknya kini mempersiapkan beberapa unit kendaraan tangki dengan kapasitas 6.000 liter per truk.
BPBD siap menyalurkan pasokan air bersih ke lokasi-lokasi perkampungan warga yang dilanda krisis air bersih akibat kekeringan.
Namun, masyarakat yang akan mengajukan bantuan pasokan air bersih terlebih dahulu melaporkan kepada aparat kecamatan.
Sebab, penyaluran air bersih juga menggunakan dana APBD setempat sehingga perlu pertanggungjawabannya.
Selama ini, pendistribusian pasokan air bersih merupakan upaya jangka pendek agar masyarakat tidak mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Karena itu, pihaknya merekomendasi warga yang tinggal di daerah-daerah kekeringan agar terpasang pipa jaringan air PDAM maupun sarana air bersih.
"Kami berharap ke depan semua warga yang masuk daerah rawan air bersih dapat dipasang jaringan air bersih dari PDAM," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga Kecamatan Cirinten mengatakan bahwa masyarakat setempat mulai mengambil air bersih ke sungai untuk kebutuhan MCK, karena air sumur bawah tanah mulai kekeringan akibat kemarau tersebut.
"Kami berharap BPBD terus menyalurkan air bersih sehingga warga tidak kesulitan air bersih," kata Ujang, warga Cirinten, Kabupaten Lebak.
Baca juga: Debit Sungai di Lebak menurun drastis
Baca juga: BPBD Lebak distribusikan air bersih 18.000 liter/hari
Pewarta: Mansyur
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018
Tags: