Addis Ababa, Ethiopia (ANTARA News) - Organisasi Internasional bagi Migrasi (IOM) meluncurkan rencana aksi terpadu tiga-tahun untuk mencegah migrasi di intra-Afrika, yang akan diterapkan di 35 negara.
Program tersebut, yang akan diterapkan dengan dana hibah sembilan juta dolar AS yang disediakan oleh Pemerintah Swedia akan secara bersama dilaksanakan oleh Uni Afrika (AU), Komisi Ekonomi PBB buat Afrika (UNECA), Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan IOM.
Program itu, yang diberi nama sandi "Manajemen Terpadu bagi Pembangunan dan Jaringan Kerja di Afrika", direncanakan untuk memberikan sumbangan yang lebih besar bagi penerapan Agenda AU 2063 dan Sasaran Pembangunan Berkelanjutan PBB, kata Kantor Berita Ethiopia (ENA) --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang.
Di dalam pernyataannya, Ketua Misi dan Wakil IOM untuk AU, ECA dan IGAD Maureen Achieng mengatakan 82 persen migrasi di Afrika terjadi di dalam benua tersebut.
Baca juga: 1.000 lebih migran diselamatkan di lepas pantai Libya
Wanita pejabat itu menambahkan peluncuran rencana aksi tersebut, angkutan udara tunggal membuat sejarah. Selama peluncuran tersebut, Afrika bekerja bagi kebebasan bergerak manusia.
"Jika dipandu secara memadai, migrasi akan memiliki dampak yang sangat besar," kata Achieng --yang menunjukkan manfaat demografik di dalam benua itu mesti didukung untuk meringankan angka pengangguran.
Asisten Direktur Jenderal untuk Afrika Cynthia Samuel mengatakan migrasi intra-Afrika akan memiliki dampak ekonomi positif dan integrasi di kalangan semua negara jika dipandu dengan cara yang melibatkan semua pihak.
Rencana aksi tersebut, yang akan diterapkan di Afrika Selatan, Utara, Timur dan Barat, diperkirakan akan bermanfaat bukan hanya bagi ekonomi makro semua negara tapi juga kehidupan migran.
Editor : Chaidar Abdullah
IOM luncurkan program guna cegah migrasi intra-Afrika
25 Agustus 2018 15:31 WIB
Migran Afrika dalam gambar yang diambil dari video memanjat perbatasan dari Maroko ke kantung Afrika Utara di Spanyol di Ceuta, Spanyol, Kamis (26/7/2018). (FARO TV/REUTERS TV/via REUTERS)
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018
Tags: