PGSI kumpulkan data untuk evaluasi
24 Agustus 2018 21:08 WIB
Pegulat Indonesia, Muhammad Aliansyah (kiri) versus Korea Utara, Myong Chol Kim (kanan) pada babak perdelapan final Freestyle 67 kg putra di Asian Games ke-18 Tahun 2018 di JCC Assembly Hall, Jakarta Pusat, Selasa (21/8/2018). (ANTARA FOTO/INASGOC/IKHWAN YANUAR)
Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) akan mengumpulkan data statistik pertandingan selama gelaran Asian Games 2018 sebagai bentuk evaluasi.
“Harapannya ke depan menjadi lebih baik dan Indonesia bisa berbicara banyak dari gulat,” ujar Kabid Pembinaan dan Prestasi PP PGSI, Gusti Randa, ketika dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan mengumpulkan seluruh atlet dan pelatih, serta data-data yang tercatat sejak 19-22 Agustus 2018.
Salah satunya, kata dia, terkait pemetaan terhadap atlet dari beberapa negara yang menjadi pesaing Indonesia, bahkan dari India usai sukses meraih dua medali emas, salah satunya pegulat putri.
“Kalau negara-negara pecahan Rusia sudah kami petakan, termasuk Iran. Tapi, kejutan dari putri India yang berhasil emas,” ucap Gusti Randa, yang juga manajer Timnas Gulat Indonesia di Asian Games 2018 tersebut.
Menurut dia, negara-negara yang muncul dengan kekuatan baru telah mempersiapkannya sejak lama atau jangka panjang dan pembinaannya berkesinambungan.
Untuk Indonesia, lanjut dia, ke depan juga akan dilakukan pembinaann jangka panjang dan sudah berpikir untuk kesuksesan di Asian Games 2022 di China.
“Faktor usia sangat penting dan atlet yang dipersiapkan empat tahun lagi maka umur sekarang sekitar 19-20 tahun sehingga 2022 sudah matang dan menjadi hebat,” katanya sembari memastikan bahwa bukan hanya pemenang Kejurnas yang otomatis lolos timnas.
Sementara itu, pada hasil Asian Games 2018, dari 18 atlet yang bertanding belum satu pun berhasil mendapatkan medali.
Turun di gaya bebas putra, gaya bebas putri dan grego putra, semua atlet Indonesia kalah di babak perdelapan final dan perempat final.
“Harapannya ke depan menjadi lebih baik dan Indonesia bisa berbicara banyak dari gulat,” ujar Kabid Pembinaan dan Prestasi PP PGSI, Gusti Randa, ketika dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan mengumpulkan seluruh atlet dan pelatih, serta data-data yang tercatat sejak 19-22 Agustus 2018.
Salah satunya, kata dia, terkait pemetaan terhadap atlet dari beberapa negara yang menjadi pesaing Indonesia, bahkan dari India usai sukses meraih dua medali emas, salah satunya pegulat putri.
“Kalau negara-negara pecahan Rusia sudah kami petakan, termasuk Iran. Tapi, kejutan dari putri India yang berhasil emas,” ucap Gusti Randa, yang juga manajer Timnas Gulat Indonesia di Asian Games 2018 tersebut.
Menurut dia, negara-negara yang muncul dengan kekuatan baru telah mempersiapkannya sejak lama atau jangka panjang dan pembinaannya berkesinambungan.
Untuk Indonesia, lanjut dia, ke depan juga akan dilakukan pembinaann jangka panjang dan sudah berpikir untuk kesuksesan di Asian Games 2022 di China.
“Faktor usia sangat penting dan atlet yang dipersiapkan empat tahun lagi maka umur sekarang sekitar 19-20 tahun sehingga 2022 sudah matang dan menjadi hebat,” katanya sembari memastikan bahwa bukan hanya pemenang Kejurnas yang otomatis lolos timnas.
Sementara itu, pada hasil Asian Games 2018, dari 18 atlet yang bertanding belum satu pun berhasil mendapatkan medali.
Turun di gaya bebas putra, gaya bebas putri dan grego putra, semua atlet Indonesia kalah di babak perdelapan final dan perempat final.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: