Asian Games 2018
Bola tangan putra Indonesia butuh pembinaan usia dini
24 Agustus 2018 14:54 WIB
Pemain bola tangan putra Indonesia, Andi Yoga Ananda (3) dihadang pemain Chinese Taipei, Hsiencheng Chao (35) saat melakukan lompatan dalam babak utama grup 3, Asian Games 2018 di GOR Popki, Cibubur, Jakarta, Jumat (24/8). (ANTARA FOTO/INASGOC/Fulli Syafi)
Jakarta (ANTARA News) - Pelatih bola tangan putra Indonesia, Yoon Tae-il, mengemukakan dibutuhkan dukungan pemerintah berupa pembinaan usia dini agar cabang olahraga tersebut bisa menghasilkan atlet-atlet berprestasi di masa mendatang.
Pasalnya, menurut Tae-il, Indonesia saat ini sudah memiliki atlet-atlet bola tangan muda yang berbakat, namun kurang mendapat perhatian dari segi pembinaan.
"Saat ini kita sudah mempunyai atlet-atlet muda yang sangat berbakat. Saya melihat kualitas pemain kita sudah sangat bagus, yang diperlukan saat ini adalah pembinaan," katanya usai mendampingi timnya melawan Chinese Taipei, Jumat.
"Dukungan itu seperti pembinaan usia dini, mempunyai turnamen-turnamen khusus bola tangan seperti yang ada di negara-negara yang mempunyai klub-klub bola tangan sendiri," ujarnya menambahkan.
Jika pembinaan dilakukan secara terencana sejak usia dini, Tae-il meyakini Indonesia bisa menjadi salah satu kekuatan utama bola tangan di Asia Tenggara.
Baca juga: Pelatih bola tangan Indonesia puji permainan tim meski kalah
Hal senada juga disampaikan kapten bola tangan putra Indonesia, Aditya Pratama Fitra Agung, yang menyebut empat kekalahan mereka di Asian Games 2018 diderita lantaran menghadapi tim-tim dengan pengalaman bertanding yang lebih banyak.
"Kita kalah di pengalaman. Kalau berbicara soal fisik bisa kita andalkan, namun pembinaan usia dini dan pengalaman bertanding membuat kita kalah selama ini," tuturnya.
Aditya mengharapkan pemerintah bisa memberi dukungan lebih terhadap bola tangan, tidak semata menggelar seleksi menjelang ajang multievent, tetapi juga mengadakan kompetisi antarklub yang hingga saat ini belum ada.
Baca juga: Indonesia dipaksa tunduk 33-11 atas Hong Kong
Pewarta: Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: