Yogyakarta, (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)Yogyakarta, menyatakan, sebanyak 20 kecamatan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) rawan mengalami bencana kekeringan meteorologis di penghujung musim kemarau.

"Kekeringan memiliki potensi terjadi karena saat ini masuk fase puncak musim kemarau," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Djoko Budiono, di Yogyakarta, Jumat.

Dia mengemukakan, potensi kekeringan tertinggi ada di Kecamatan Dlingo, Bantul, Imogiri, Piyungan, Sedayu, Sewon (Kabupaten Bantul), Gedangsari, Panggang, Patuk, Playen, Ponjong, Purwosari, Tanjungsari (Gunung Kidul), Kalibawang, Nanggulan, Samigaluh, Temon (Kulon Progo), Berbah, Minggir, dan Ngemplak (Sleman).

"Di sejumlah wilayah itu telah terjadi hari tanpa hujan lebih dari dua bulan," katanya.

Menurut dia, kekeringan meteorologis merupakan berkurangnya curah hujan dari keadaan normal dalam jangka waktu yang panjang bisa berlangsung bulanan, dua bulanan, hingga tiga bulanan.

"Kami sudah mengeluarkan peringatan dini itu," ujar Djoko.

Karena puncak musim kemarau masih berlangsung, ia mengimbau masyarakat mulai melakukan upaya antisipasi dengan berhemat air.

Sedangkan untuk petani, ia mengimbau agar menanam tanaman yang tidak terlalu membutuhkan air seperti palawija.

"Masyarakat agar menjaga kesehatan serta menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran lahan," kata Djoko.

Baca juga: BPBD Jatim: 199 desa terdampak kekeringan kritis
Baca juga: Tujuh kabupaten di NTT alami kekeringan ekstrem