Suriah barat-laut kembali normal setelah operasi militer Turki
24 Agustus 2018 07:33 WIB
Asap bisa terlihat menyusul sebuah ledakan di dekat penyebrangan perbatasan Quneitra antara Israel dan Suriah, seperti yang terlihat dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki oleh Israel, Sabtu (21/7/2018). (REUTERS/Ronen Zvulun)
Azaz, Suriah, (ANTARA News) - Daerah yang diamankan di bagian barat-laut Suriah, yang dibebaskan dari organisasi teror oleh pasukan Turki, mendapati kehidupan kembali normal dua tahun setelah dimulainya Operasi Tameng Eufrat Turki.
Angkatan Bersenjata Turki membebaskan daerah seluas 2.055 kilometer sebagai bagian dari Operasi Tameng Eufrat.
Turki melakukan penanaman modal penting pada prasarana lokal di daerah tersebut, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan masyarakat, demikian laporan kantor berita Turki, Anadolu, yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.
Operasi Tameng Eufrat, yang dimulai pada 24 Agustus 2016 dan berakhir pada Maret 2017, bertujuan menghapuskan ancaman teror di sepanjang perbatasan Turki dengan Wilayah Suriah Utara --Jarabulus, Ar-Rai, Al-Bab dan Azaz-- dengan memanfaatkan Tentara Suriah Bebas, yang didukung oleh selubung udara dan artileri Turki.
Baca juga: Turki, Rusia tandatangani kesepakatan operasi udara di Suriah
Sedikitnya 1,5 warga sipil sudah tinggal di wilayah itu, sementara orang yang menyelamatkan diri dari serangan serta penindasan terus kembali ke rumah mereka, kata Anadolu.
Jumlah penduduk telah naik lima kali lipat sejak Januari 2018.
Tak kurang dari 5.000 personel polisi, katanya, dilatih oleh Turki untuk mengamankan daerah itu.
Tak kurang dari 6.000 guru di 500 sekolah yang telah diperbaiki juga memberi pelajaran buat 200.000 siswa, katanya.
Rumah sakit baru dilaporkan juga sedang dibangun. Turki pertama kali membangun stu rumah sakit yang bisa merawat sebanyak 400 pasien setiap hari di Kabupaten Jarabulus.
Selain itu, lebih dari 100 masjid diperbaiki, dan 500 pejabat agama kembali ke pekerjaan mereka.
Baca juga: 32 petempur ISIS tewas dalam operasi militer Turki
Angkatan Bersenjata Turki membebaskan daerah seluas 2.055 kilometer sebagai bagian dari Operasi Tameng Eufrat.
Turki melakukan penanaman modal penting pada prasarana lokal di daerah tersebut, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan masyarakat, demikian laporan kantor berita Turki, Anadolu, yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.
Operasi Tameng Eufrat, yang dimulai pada 24 Agustus 2016 dan berakhir pada Maret 2017, bertujuan menghapuskan ancaman teror di sepanjang perbatasan Turki dengan Wilayah Suriah Utara --Jarabulus, Ar-Rai, Al-Bab dan Azaz-- dengan memanfaatkan Tentara Suriah Bebas, yang didukung oleh selubung udara dan artileri Turki.
Baca juga: Turki, Rusia tandatangani kesepakatan operasi udara di Suriah
Sedikitnya 1,5 warga sipil sudah tinggal di wilayah itu, sementara orang yang menyelamatkan diri dari serangan serta penindasan terus kembali ke rumah mereka, kata Anadolu.
Jumlah penduduk telah naik lima kali lipat sejak Januari 2018.
Tak kurang dari 5.000 personel polisi, katanya, dilatih oleh Turki untuk mengamankan daerah itu.
Tak kurang dari 6.000 guru di 500 sekolah yang telah diperbaiki juga memberi pelajaran buat 200.000 siswa, katanya.
Rumah sakit baru dilaporkan juga sedang dibangun. Turki pertama kali membangun stu rumah sakit yang bisa merawat sebanyak 400 pasien setiap hari di Kabupaten Jarabulus.
Selain itu, lebih dari 100 masjid diperbaiki, dan 500 pejabat agama kembali ke pekerjaan mereka.
Baca juga: 32 petempur ISIS tewas dalam operasi militer Turki
Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: