Tujuh kabupaten di NTT alami kekeringan ekstrem
24 Agustus 2018 06:17 WIB
Pembangunan Bendungan Raknamo Sejumlah pekerja melakukan pekerjaan pembangunan bendungan Raknamo di Desa Raknamo Kabupate Kupang, NTT, Selasa (29/11/2016). Bendungan seluas 147 hektare yang dibangun untuk mengatasi masalah kekeringan di Kabupaten itu ditargetkan selesai pada 2017 dari target awal 2019, dan saat ini pembangunannya fisik telah mencapai 83,46 persen. (ANTARA/Kornelis Kaha)
Kupang (ANTARA News) - Hasil Monitoring Hari Tanpa Hujan bertutut-turut (HTH) Dasarian II Agustus 2018 di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebutkan sebanyak tujuh kabupaten mengalami kekeringan ekstrem.
Kabupaten-kabupaten itu meliputi Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ende, Lembata, Sumba Timur, Belu, Rote Ndao dan Kabupaten Kupang, kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru kepada Antara di Kupang, Jumat.
"Monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) Dasarian II Agustus 2018 Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada umumnya mengalami kriteria Hari Tanpa Hujan dengan kategori Sangat Pendek (1-5 hari) dan Menengah (11-21 hari)," katanya.
Namun terdapat wilayah yang mengalami Hari Tanpa Hujan dengan kategori Ekstrem (>60 hari).
Wilayah-wilayah itu adalah Kabupaten Nagekeo (sekitar Danga dan Rendu, Kabupaten Ende (sekitar Sokoria), Kabupaten Lembata (sekitar Wairiang, Kabupaten Sumba Timur (sekitar Rambangaru dan Lambanapu). Kabupaten Rote Ndao (sekitar Olafulihaa), Kabupaten Belu (sekitar Fatulotu) serta Kabupaten Kupang (sekitar Hueknutu dan Sulamu).
Terkait peluang curah hujan, dia mengatakan, berdasarkan peta prakiraan, peluang curah hujan dasarian III Agustus 2018 diketahui bahwa pada umumnya wilayanh NTT diprakirakan memiliki peluang curah hujan 0-20 milimeter (mm) sebesar 60-90 persen.
Sedangkan di sebagian kecil Kabupaten Manggarai Barat, sebagian Kabupaten Manggarai Timur, dan sebagian kecil Kabupaten Ngada diprakirakan memiliki peluang curah hujan 21-50 mm sebesar 40-50 persen.
Baca juga: Penanggulangan kekeringan di NTT butuh Rp20 miliar
Baca juga: Kekeringan meluas di NTT
Kabupaten-kabupaten itu meliputi Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ende, Lembata, Sumba Timur, Belu, Rote Ndao dan Kabupaten Kupang, kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru kepada Antara di Kupang, Jumat.
"Monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) Dasarian II Agustus 2018 Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada umumnya mengalami kriteria Hari Tanpa Hujan dengan kategori Sangat Pendek (1-5 hari) dan Menengah (11-21 hari)," katanya.
Namun terdapat wilayah yang mengalami Hari Tanpa Hujan dengan kategori Ekstrem (>60 hari).
Wilayah-wilayah itu adalah Kabupaten Nagekeo (sekitar Danga dan Rendu, Kabupaten Ende (sekitar Sokoria), Kabupaten Lembata (sekitar Wairiang, Kabupaten Sumba Timur (sekitar Rambangaru dan Lambanapu). Kabupaten Rote Ndao (sekitar Olafulihaa), Kabupaten Belu (sekitar Fatulotu) serta Kabupaten Kupang (sekitar Hueknutu dan Sulamu).
Terkait peluang curah hujan, dia mengatakan, berdasarkan peta prakiraan, peluang curah hujan dasarian III Agustus 2018 diketahui bahwa pada umumnya wilayanh NTT diprakirakan memiliki peluang curah hujan 0-20 milimeter (mm) sebesar 60-90 persen.
Sedangkan di sebagian kecil Kabupaten Manggarai Barat, sebagian Kabupaten Manggarai Timur, dan sebagian kecil Kabupaten Ngada diprakirakan memiliki peluang curah hujan 21-50 mm sebesar 40-50 persen.
Baca juga: Penanggulangan kekeringan di NTT butuh Rp20 miliar
Baca juga: Kekeringan meluas di NTT
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018
Tags: