San Fransisco (ANTARA News) - Facebook dan Twitter mengatakan pada Selasa bahwa mereka masing-masing telah menghapus sekitar 300 akun yang sebagian besar berasal dari Iran. Akun-akun tersebut diketahui secara terkoordinasi terlibat dalam "aktivitas yang tidak dapat dipercaya".

Sebuah perusahan media sosial yang bertindak atas petunjuk dari firma cybersecurity bernama FireEye mengatakan pada Selasa (21/8), bahwa akun-akun itu mempromosikan propaganda Iran, termasuk diskusi tentang tema "anti-Saudi, anti-Israel dan pro-palestina."

"Kami telah menghapus 652 halaman, grup dan akun untuk perilaku tidak autentik yang terkoordinasi yang berasal dari Iran dan menargetkan orang-orang di berbagai layanan internet di Timur Tengah, Amerika Latin, Inggris dan Amerika Serikat," kata kepala kebijakan keamanan siber di Facebook, Nathaniel Gleicher, dalam sebuah unggahan blog.

Baca juga: Soal tuduhan bocorkan data, Facebook hormati proses hukum

Twitter sendiri menyebut upaya yang dilakukan oleh akun-akun tersebut sebagai "tindakan manipulasi yang terkoordinasi."

Upaya untuk mempengaruhi, seperti yang dijelaskan oleh FireEye, dimulai sejak tahun lalu dan terus berlanjut hingga bulan ini, kata perusahaan dalam sebuah unggahan blog.

"Namun, penting untuk dicatat bahwa kegiatan tersebut nampaknya tidak dirancang secara khusus untuk mempengaruhi pemilihan paruh waktu AS pada pertengahan Juli 2018," kata FireEye. Demikian dilansir dari Reuters.

Baca juga: WhatsApp kembangkan perangkat anti penyebaran hoax di India

Baca juga: Trump kritik Twitter-Facebook soal penangguhan akun pengguna