Asian Games 2018
Tim bulu tangkis putra Indonesia ulang laga final 1998
22 Agustus 2018 00:13 WIB
Ekspresi pebulu tangkis ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon (kiri) dan Kevin Sanjaya Sukamuljo (kanan) setelah berhasil memperoleh angka atas lawannya pebulu tangkis ganda putra Jepang Keigo sonoda dan Takeshi Kamura, pada pertandingan babak semifinal beregu putri Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa, (20/8/2018). (ANTARA FOTO/INASGOC/Hadi Abdullah)
Jakarta (ANTARA News) - Tim bulu tangkis putra Indonesia akan mengulang laga final nomor beregu Asian Games 1998, yaitu berhadapan dengan tim putra China.
“Ini kesempatan besar untuk meraih emas di Asian Games. Apalagi, tim bulu tangkis putra Indonesia terakhir kali meraih emas Asian Games pada 1998,” kata pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi usai tim Indonesia mengalahkan Jepang di babak semifinal beregu putra Asian Games 2018 di Istora Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kesempatan tersebut tidak dapat disia-siakan begitu saja karena tim Indonesia akan bermain di rumah sendiri dan dipastikan akan memperoleh dukungan penuh dari suporter Tanah Air.
Pada babak semifinal, dua anak asuh Herry yaitu ganda Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Fajar Alfian/Muhmmad Rian Ardianto masing-masing menyumbang poin untuk kemenangan Indonesia saat menghadapi Jepang di babak semifinal.
Pada babak semifinal, Indonesia mengalahkan Jepang dengan skor 3-1, begitu pula China yang harus bermain empat partai sebelum mengalahkan Chinese Taipei 3-1.
“Tentunya, kami memiliki strategi untuk menghadapi China di babak final. Lawan pun pasti juga sudah menyiapkan strategi khusus menghadapi Indonesia. Yang penting tetap harus waspada,” katanya
Meskipun tidak meminta tim putra Indonesia untuk bisa meraih emas, namun Herry tetap berharap tim bulu tangkis putra Indonesia bisa meraih medali emas yang akan menjadi kado untuk ulang tahunnya.
Jika dibanding 20 tahun lalu, Herry menyebut, perebutan medali emas di partai final bulu tangkis beregu putra akan memiliki atmosfer yang berbeda.
“Dulu, tim putra Indonesia tampil sebagai tamu. Sekarang, menjadi tuan rumah. Sistem perolehan poinnya pun berbeda. Dulu masih sistem pindah bola sekarang reli poin yang membutuhkan konsentrasi lebih tinggi,” katanya.
Namun demikian, ia berharap, suntikan semangat dari penonton akan memberikan energi lebih kepada seluruh pemain di tim bulu tangkis putra Indonesia untuk menampilkan permainan terbaik menghadapi China.
Fajar Alfian mengatakan, akan berusaha menyiapkan mental dan fokus di lapangan jika diturunkan pada babak final yang akan digelar Rabu (22/8) petang di Istora Senayan.
Baca juga: Tim putri Indonesia telan pil pahit di semifinal bulu tangkis
“Ini kesempatan besar untuk meraih emas di Asian Games. Apalagi, tim bulu tangkis putra Indonesia terakhir kali meraih emas Asian Games pada 1998,” kata pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi usai tim Indonesia mengalahkan Jepang di babak semifinal beregu putra Asian Games 2018 di Istora Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kesempatan tersebut tidak dapat disia-siakan begitu saja karena tim Indonesia akan bermain di rumah sendiri dan dipastikan akan memperoleh dukungan penuh dari suporter Tanah Air.
Pada babak semifinal, dua anak asuh Herry yaitu ganda Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Fajar Alfian/Muhmmad Rian Ardianto masing-masing menyumbang poin untuk kemenangan Indonesia saat menghadapi Jepang di babak semifinal.
Pada babak semifinal, Indonesia mengalahkan Jepang dengan skor 3-1, begitu pula China yang harus bermain empat partai sebelum mengalahkan Chinese Taipei 3-1.
“Tentunya, kami memiliki strategi untuk menghadapi China di babak final. Lawan pun pasti juga sudah menyiapkan strategi khusus menghadapi Indonesia. Yang penting tetap harus waspada,” katanya
Meskipun tidak meminta tim putra Indonesia untuk bisa meraih emas, namun Herry tetap berharap tim bulu tangkis putra Indonesia bisa meraih medali emas yang akan menjadi kado untuk ulang tahunnya.
Jika dibanding 20 tahun lalu, Herry menyebut, perebutan medali emas di partai final bulu tangkis beregu putra akan memiliki atmosfer yang berbeda.
“Dulu, tim putra Indonesia tampil sebagai tamu. Sekarang, menjadi tuan rumah. Sistem perolehan poinnya pun berbeda. Dulu masih sistem pindah bola sekarang reli poin yang membutuhkan konsentrasi lebih tinggi,” katanya.
Namun demikian, ia berharap, suntikan semangat dari penonton akan memberikan energi lebih kepada seluruh pemain di tim bulu tangkis putra Indonesia untuk menampilkan permainan terbaik menghadapi China.
Fajar Alfian mengatakan, akan berusaha menyiapkan mental dan fokus di lapangan jika diturunkan pada babak final yang akan digelar Rabu (22/8) petang di Istora Senayan.
Baca juga: Tim putri Indonesia telan pil pahit di semifinal bulu tangkis
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: