Museum Multimedia BI siap sambut tamu Asian Games
21 Agustus 2018 19:35 WIB
Ruang 'Immersive Cinema' di salah satu sudut Museum Bank Indonesia sebagai salah satu fasilitas multimedia yang dapat digunakan para pengunjung. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta, 21/8 (Antara) - Museum Bank Indonesia (BI) yang terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta, menjadi salah satu destinasi yang direkomendasikan untuk para tamu Asian Games 2018 dari 45 negara untuk pelesiran.
Meskipun menempati gedung berusia 190 tahun yang merupakan bekas gedung Bank Indonesia pada 1800-an, museum ini menggunakan berbagai teknologi terkini sebagai fasilitas untuk menambah pengetahuan para pengunjung.
"Fasilitas ini juga dapat digunakan para tamu Asian Games 2018 yang datang ke sini, sehingga mereka memiliki pengalaman yang menarik saat menjelajah Museum BI," kata Kepala Tim Pengelolaan Museum BI Winarni D Soewarno saat ditemui di Jakarta.
Salah satu ruangan di sudut Museum BI yang menggunakan teknologi terkini yaitu Immersive Cinema.
Ruangan ini menghadirkan dokumentasi sinematik yang menggunakan teknologi imersif atau teknologi yang mengaburkan dunia nyata dengan dunia digital, sehingga penggunanya bisa merasakan suasana yang mirip dengan dunia nyata.
Fasilitas dengan jam tayang setiap pukul 11.00 WIB dan 14.00 WIB ini akan membawa para pengunjung pada perjalanan sejarah arsitektur Gedung Museum BI dari masa ke masa.
Selain itu, terdapat ruang yang menjelaskan tentang berbagai kebijakan BI dari periode ke periode, termasuk pengertian soal hal-hal yang terkait sistem perbankan, bank konvensional dan syariah, hingga relasi BI melalui layar besar dengan teknologi sentuhan.
Terdapat pula buku digital, yang dengan sapuan tangan, layar pada buku besar tersebut berganti ke halaman selanjutnya.
Selain itu, Winarni menjelaskan, bahwa salah satu ruangan yang menjadi kesukaan para pengunjung adalah ruang Numismatik, yang menampilkan koleksi uang-uang kuno hingga uang modern yang dijadikan sebagai alat jual beli sejak zaman kerajaan di Indonesia.
Tidak hanya itu, ruang tersebut juga menampilkan uang-uang kuno dari negara lain, seperti Jepang, China, India, Korea, Arab Saudi, dan beberapa negara laiinnya.
"Ini merupakan salah satu ruang favorit para pengunjung dari dalam maupun luar negeri. Jadi, tamu dari Asian Games yang berasal dari berbagai negara itu pasti akan tertarik mengunjungi sudut ini," papar Winarni.
Dalam jelajah Museum BI, pengunjung akan diajak kembali ke masa-masa sejak barter sebagai mekanisme jual-beli di tanah air. Kemudian, bagaimana uang mulai digunakan sebagai alat jual beli, kondisi perekonomian Indonesia dari masa ke masa, hingga perjuangan Indonesia menghadapi krisis.
Dalam rangka turut merayakan Asian Games 2018, Museum BI akan buka setiap hari hingga 2 September 2018, termasuk di Hari Senin dan tanggal merah.
Selain itu, jam operasional museum juga ditambah, di mana biasanya dibuka sejak pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB, selama Asian Games museum akan dibuka hingga pukul 18.00 WIB.
Multimedia
Berbagai fasilitas multimedia yang disajikan museum ini nyatanya mampu menarik dan mempermudah pengunjung untuk memahami informasi lebih dalam tentang tugas Bank Indonesia sebagai bank central, serta sejarah uang tanah air dari masa ke masa.
"Fasilitas multimedia yang digunakan itu mudah diakses siapa saja, sehingga pengunjung bisa lebih memahami apa itu Bank Indonesia dan apa saja tugasnya," kata seorang pengunjung yang juga mahasiswa Universitas Indonesia bernama Lilis Nurul Husna.
Sementara itu, pengunjung asal Swiss bernama Ivan Decarli mengaku sangat mengagumi arsitektur gedung museum dan bagaimana pihak pengelola menjaga keaslian gedung.
"Bagi saya yang menakjubkan adalah gedung museumnya sendiri dan koleksi di ruang numismatik," ungkap Ivan.
Baca juga: Fakta sejarah lima museum Kota Tua Jakarta
Baca juga: Pameran produk daerah tertinggal sedot pengunjung Asian Games
Sedangkan, ia menilai bahwa fasilitas multimedia yang ada merupakan salah satu cara yang baik dan menarik agar pengunjung mendapatkan informasi secara komprehensif dari museum tersebut.
"Multimedianya menarik dan tertata dengan baik. Ini adalah salah satu cara yang menarik untuk menerima wawasan dari sejarah di museum ini," ujar Ivan.
Senada dengan Ivan, pengunjung lain asal Inggris bernama Gar Sin Chong menyampaikan bahwa dengan mengelilingi Museum BI, ia dapat memahami Indonesia dari sisi sistem perbankannya.
"Saya jadi memahami sistem perbankan Indonesia yang merupakan negara besar dari sisi perbankannya. Di mana ada juga sistem syariah yang digunakan di Indonesia," ungkapnya.
Ia juga mengaku sangat mengagumi ruang perbankan, di mana arsitektur dan interiornya menarik yang dilengkapi informasi tentang pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Meskipun menempati gedung berusia 190 tahun yang merupakan bekas gedung Bank Indonesia pada 1800-an, museum ini menggunakan berbagai teknologi terkini sebagai fasilitas untuk menambah pengetahuan para pengunjung.
"Fasilitas ini juga dapat digunakan para tamu Asian Games 2018 yang datang ke sini, sehingga mereka memiliki pengalaman yang menarik saat menjelajah Museum BI," kata Kepala Tim Pengelolaan Museum BI Winarni D Soewarno saat ditemui di Jakarta.
Salah satu ruangan di sudut Museum BI yang menggunakan teknologi terkini yaitu Immersive Cinema.
Ruangan ini menghadirkan dokumentasi sinematik yang menggunakan teknologi imersif atau teknologi yang mengaburkan dunia nyata dengan dunia digital, sehingga penggunanya bisa merasakan suasana yang mirip dengan dunia nyata.
Fasilitas dengan jam tayang setiap pukul 11.00 WIB dan 14.00 WIB ini akan membawa para pengunjung pada perjalanan sejarah arsitektur Gedung Museum BI dari masa ke masa.
Selain itu, terdapat ruang yang menjelaskan tentang berbagai kebijakan BI dari periode ke periode, termasuk pengertian soal hal-hal yang terkait sistem perbankan, bank konvensional dan syariah, hingga relasi BI melalui layar besar dengan teknologi sentuhan.
Terdapat pula buku digital, yang dengan sapuan tangan, layar pada buku besar tersebut berganti ke halaman selanjutnya.
Selain itu, Winarni menjelaskan, bahwa salah satu ruangan yang menjadi kesukaan para pengunjung adalah ruang Numismatik, yang menampilkan koleksi uang-uang kuno hingga uang modern yang dijadikan sebagai alat jual beli sejak zaman kerajaan di Indonesia.
Tidak hanya itu, ruang tersebut juga menampilkan uang-uang kuno dari negara lain, seperti Jepang, China, India, Korea, Arab Saudi, dan beberapa negara laiinnya.
"Ini merupakan salah satu ruang favorit para pengunjung dari dalam maupun luar negeri. Jadi, tamu dari Asian Games yang berasal dari berbagai negara itu pasti akan tertarik mengunjungi sudut ini," papar Winarni.
Dalam jelajah Museum BI, pengunjung akan diajak kembali ke masa-masa sejak barter sebagai mekanisme jual-beli di tanah air. Kemudian, bagaimana uang mulai digunakan sebagai alat jual beli, kondisi perekonomian Indonesia dari masa ke masa, hingga perjuangan Indonesia menghadapi krisis.
Dalam rangka turut merayakan Asian Games 2018, Museum BI akan buka setiap hari hingga 2 September 2018, termasuk di Hari Senin dan tanggal merah.
Selain itu, jam operasional museum juga ditambah, di mana biasanya dibuka sejak pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB, selama Asian Games museum akan dibuka hingga pukul 18.00 WIB.
Multimedia
Berbagai fasilitas multimedia yang disajikan museum ini nyatanya mampu menarik dan mempermudah pengunjung untuk memahami informasi lebih dalam tentang tugas Bank Indonesia sebagai bank central, serta sejarah uang tanah air dari masa ke masa.
"Fasilitas multimedia yang digunakan itu mudah diakses siapa saja, sehingga pengunjung bisa lebih memahami apa itu Bank Indonesia dan apa saja tugasnya," kata seorang pengunjung yang juga mahasiswa Universitas Indonesia bernama Lilis Nurul Husna.
Sementara itu, pengunjung asal Swiss bernama Ivan Decarli mengaku sangat mengagumi arsitektur gedung museum dan bagaimana pihak pengelola menjaga keaslian gedung.
"Bagi saya yang menakjubkan adalah gedung museumnya sendiri dan koleksi di ruang numismatik," ungkap Ivan.
Baca juga: Fakta sejarah lima museum Kota Tua Jakarta
Baca juga: Pameran produk daerah tertinggal sedot pengunjung Asian Games
Sedangkan, ia menilai bahwa fasilitas multimedia yang ada merupakan salah satu cara yang baik dan menarik agar pengunjung mendapatkan informasi secara komprehensif dari museum tersebut.
"Multimedianya menarik dan tertata dengan baik. Ini adalah salah satu cara yang menarik untuk menerima wawasan dari sejarah di museum ini," ujar Ivan.
Senada dengan Ivan, pengunjung lain asal Inggris bernama Gar Sin Chong menyampaikan bahwa dengan mengelilingi Museum BI, ia dapat memahami Indonesia dari sisi sistem perbankannya.
"Saya jadi memahami sistem perbankan Indonesia yang merupakan negara besar dari sisi perbankannya. Di mana ada juga sistem syariah yang digunakan di Indonesia," ungkapnya.
Ia juga mengaku sangat mengagumi ruang perbankan, di mana arsitektur dan interiornya menarik yang dilengkapi informasi tentang pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: