Pembangunan rumah rusak akibat gempa didampingi PUPR
21 Agustus 2018 16:21 WIB
Sejumlah warga berada di dekat rumah yang roboh pascagempa di Dusun Labuan Pandan, Desa Padak Guar, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, NTB, Senin (20/8/2018). Pascagempa bumi yang berkekuatan 7 Skala Richter mengguncang Lombok pada Minggu malam pukul 22.56 Wita mengakibatkan sejumlah rumah di daerah tersebut roboh dan puluhan warga mengungsi. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Mataram (ANTARA News)- Wakil Wali Kota Mataram Mohan Roliskana mengatakan, proses pembangunan rumah warga yang mengalami rusak berat akibat gempa bumi akan didampingi oleh tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Pendampingan itu dimaksudkan agar dana bantuan yang diberikan sebesar Rp50 juta per rumah rusak berat bisa mencukupi dan pembangunannya sesuai dengan standar bangunan tahan gempa dari kementerian," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa.
Dikatakan, dengan adanya pendampingan itu dinyakini anggaran yang diberikan pemerintah untuk pembangunan rumah bagi warga bisa tercukupi dan pemerintah daerah tidak memberikan pendampingan.
"Penetapan besaran bantuan dari pemerintah itu pastinya sudah melalui kajian dan disesuaikan dengan skala kerusakan serta kebutuhan pembangunan baru rumah warga tahan gempa," katanya.
Sementara Asisten I Setda Kota Mataram Lalu Martawang saat mendampingi wakil wali kota menambahkan, bantuan kepada masyarakat yang rumahnya mengalami rusak berat akibat gempa bumi saat ini sedang diproses dan direncanakan segera dicairkan.
Dari data yang ada sebanyak 1.482 unit rumah di Kota Mataram sudah terverifikasi masuk kategori rusak berat dan sudah di SK-kan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui BRI selaku bank yang ditunjuk untuk penyaluran bantuan bagi korban gempa.
"Dari 1.482 sasaran itu, sebanyak 971 rekening buku tabungannya untuk mentrasfer bantuan sudah diterbitkan, sisanya 508 masih dalam proses," sebutnya.
Sedangkan untuk rumah rusak sedang dengan besaran bantuan Rp25 juta dan rusak ringan dengan bantuan Rp10 juta sejauh ini masih dilakukan verifikasi sebab yang diprioritaskan terhadap kerusakan rumah rusak berat karena itu menjadi prioritas dari Presiden.
"Presiden menargetkan membangun 10 ribu rumah segera ditangani melalui transfer rekening korban sebesar Rp50 juta. Inilah yang sedang kita pacu tim untuk bekerja segera," katanya.
Martawang mengatakan, dalam proses pembangunan itu struktur bangunan harus memenuhi standar tahan gempa bumi seperti halnya bangunan-bangunan di Negara Jepang yang jika menggunakan beton, betonnya harus tahan gempa hingga 9 skala richter (SR).
"Harapannya, bencana gempa bumi yang kita hadapi saat ini bisa mengedukasi masyarakat dalam membangun rumah tahan gempa bumi," katanya sambil menambahkan titik rumah rusak berat berada di Kecamatan Sandubaya yakni di Lingkungan Gontoran, Tegal, Pengempel dan Bertais.
Baca juga: Belasan rumah warga mataram akan dirobohkan
Baca juga: Wapres: Bangun kembali, uang dari pemerintah
Baca juga: Jalan retak di Pelabuhan Kayangan ditambal sementara
"Pendampingan itu dimaksudkan agar dana bantuan yang diberikan sebesar Rp50 juta per rumah rusak berat bisa mencukupi dan pembangunannya sesuai dengan standar bangunan tahan gempa dari kementerian," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa.
Dikatakan, dengan adanya pendampingan itu dinyakini anggaran yang diberikan pemerintah untuk pembangunan rumah bagi warga bisa tercukupi dan pemerintah daerah tidak memberikan pendampingan.
"Penetapan besaran bantuan dari pemerintah itu pastinya sudah melalui kajian dan disesuaikan dengan skala kerusakan serta kebutuhan pembangunan baru rumah warga tahan gempa," katanya.
Sementara Asisten I Setda Kota Mataram Lalu Martawang saat mendampingi wakil wali kota menambahkan, bantuan kepada masyarakat yang rumahnya mengalami rusak berat akibat gempa bumi saat ini sedang diproses dan direncanakan segera dicairkan.
Dari data yang ada sebanyak 1.482 unit rumah di Kota Mataram sudah terverifikasi masuk kategori rusak berat dan sudah di SK-kan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui BRI selaku bank yang ditunjuk untuk penyaluran bantuan bagi korban gempa.
"Dari 1.482 sasaran itu, sebanyak 971 rekening buku tabungannya untuk mentrasfer bantuan sudah diterbitkan, sisanya 508 masih dalam proses," sebutnya.
Sedangkan untuk rumah rusak sedang dengan besaran bantuan Rp25 juta dan rusak ringan dengan bantuan Rp10 juta sejauh ini masih dilakukan verifikasi sebab yang diprioritaskan terhadap kerusakan rumah rusak berat karena itu menjadi prioritas dari Presiden.
"Presiden menargetkan membangun 10 ribu rumah segera ditangani melalui transfer rekening korban sebesar Rp50 juta. Inilah yang sedang kita pacu tim untuk bekerja segera," katanya.
Martawang mengatakan, dalam proses pembangunan itu struktur bangunan harus memenuhi standar tahan gempa bumi seperti halnya bangunan-bangunan di Negara Jepang yang jika menggunakan beton, betonnya harus tahan gempa hingga 9 skala richter (SR).
"Harapannya, bencana gempa bumi yang kita hadapi saat ini bisa mengedukasi masyarakat dalam membangun rumah tahan gempa bumi," katanya sambil menambahkan titik rumah rusak berat berada di Kecamatan Sandubaya yakni di Lingkungan Gontoran, Tegal, Pengempel dan Bertais.
Baca juga: Belasan rumah warga mataram akan dirobohkan
Baca juga: Wapres: Bangun kembali, uang dari pemerintah
Baca juga: Jalan retak di Pelabuhan Kayangan ditambal sementara
Pewarta: Nirkomala
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: