Ambon (ANTARA News) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku mengindikasikan optimisme konsumen terus meningkat pada Juli 2018 sesuai dengan hasil survei.
"Hal tersebut tercermin pada indeks keyakinan konsumen (IKK) yang meningkat dari 137,3 pada Juni 2018 menjadi 139,3 pada Juli 2018," kata Andi Setyo Biwado Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Maluku di Ambon, Senin.
Menurutnya, penguatan pada IKK ini lebih didorong oleh? meningkatnya indeks ekspektasi konsumen (IEK).
Survei konsumen, lanjutnya, adalah survei yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku secara bulanan untuk mengetahui perkembangan konsumsi rumah tangga (sebagai salah satu komponen dalam menghitung pertumbuhan ekonomi), persepsi konsumen terhadap perkembangan harga kedepan dan bagaimana kondisi keuangan rumah tangga.
Dia mengatakan, meningkatnya keyakinan konsumen didorong oleh membaiknya ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan.
Hal tersebut terindikasi dari kenaikan indeks ekspektasi konsumen (IEK), sebesar 5,3 poin, dari 153,3 pada Juni 2018 menjadi 158,7 pada Juli 2018.
Peningkatan pada IEK disebabkan adanya peningkatan pada indeks ekonomi Indonesia enam bulan yang akan datang sebesar 3,5 poin.
Selain itu faktor lain yang mendorong IEK meningkat adalah indeks ekspektasi tersedianya palangan pekerjaan enam bulan yang akan datang sebesar 18 poin.
Sementara itu, Indeks Konsisi Ekonomi (IKE) saat ini mengalami sedikit penurunan . Penurunan pada IKE disebabkan oleh turunnya indeks penghasilan saat ini jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya , namun penurunan tersebut masih lebih baik jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Disisi lain, pengeluaran membeli barang tahan lama dan keyakinan akan ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini dibandingkan enam bulan lalu masih mengalami peningkatan.
Di sisi rumah tangga , terlihat adanya peningkatan optimisme pada pendapatan rumah tangga. Hal ini tercermin dari adanya peningkatan pada porsi perndapatan yang digunakan untuk membayar cicilan.
Kondisi ini jugta menunjukan bahwa pendapatan masyarakat saat ini khususnya di Provinsi Maluku cukup untuk memennuhi kebutuhan sehari-hari sehingga masih mampu untuk menyisihkan penghasilan untuk pembayaran cicilan.
Baca juga: BI: Kenaikan bunga acuan tahan rupiah tertekan lebih dalam
Baca juga: Ini alasan BI, mengapa asumsi kurs Rp14.400 pada RAPBN 2019
Apa kata BI soal indikasi konsumen?
20 Agustus 2018 23:38 WIB
ILUSTRASI - BI (Bank Indonesia). (ANTARANews/Ferliansyah)
Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018
Tags: