Ambon, (ANTARA News) - Peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) tahun 2018 dari provinsi Riau melakukan kunjungan ke Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.

Kunjungan 23 peserta SMN dan guru pendamping diterima Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan Unpatti Jusuf Madubun, Senin.

Kunjungan di kampus basudara Unpatti, peserta SMN mendapatkan penjelasan terkait sejarah berdirinya kampus, fakultas dan program studi serta sistem penerimaan mahasiswa.

Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan Jusuf Madubun menyatakan, sejarah berdirinya Unpatti bermula saat beberapa tokoh masyarakat mengambil prakarsa untuk mendirikan lembaga Pendidikan Tinggi di Maluku yakni Yayasan Perguruan Tinggi Maluku Irian Barat, yang diawali dengan Fakultas Hukum pada 20 Juli 1955.

Selanjutnya Yayasan Perguruan Tinggi Maluku Irian Barat diresmikan menjadi Universitas Negeri dengan lima Fakultas yakni hukum, keguruan dan ilmu pendidikan, sosial Politik, pertanian kehutanan, serta fakultas peternakan.

Jusuf mengatakan, hingga saat ini di Unpatti terdapat sembilan fakultas dan 46 program studi, dengan jumlah mahasiswa sebanyak 25 ribu orang.

"Kita targetkan di tahun 2018 menerima tujuh ribu mahasiswa baru, walaupun sampai saat ini yang telah diterima sebanyak lima ribu mahasiswa," ujarnya.

Ketua Rombongan SMN Riau Sudirman mengatakan, kunjungan ke provinsi Maluku khususnya kota Ambon dimanfaatkan peserta untuk mengetahui budaya, adat istiadat dan perkembangan kota.

Selain Ambon, kota Tual juga dikunjungi peserta SMN untuk melakukan berbagai kegiatan, serta berinteraksi dengan masyarakat.

"Banyak pengalaman yang sudah diperoleh para siswa baik itu pendidikan bela negara, budaya, kesenian serta peserta juga belajar mandiri karena tinggal di rumah orang tua asuh," katanya.

Kesempatan kunjungan dimanfaatkan peserta SMN untuk bertanya tentang aktifitas kampus dan seleksi masuk di kampus negeri terbesar di kota Ambon.

Selain mendapatkan penjelasan tentang kampus Unpatti, peserta SMN juga diajak berkeliling kampus untuk mengetahui fakultas dan program studi.
Baca juga: Kepariwisataan Maluku bisa kalahkan Bali asal dikelola profesional