Asian Games 2018
Korea ciptakan atmosfer perdamaian-harmoni di Asia
20 Agustus 2018 22:02 WIB
Kontingen Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) bersiap mengikuti Upacara Pembukaan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Jakarta, Sabtu (18/8/2018). (INASGOC/Fanny Octavianus)
Jakarta (ANTARA News) - Tim Korea, sebagai tim gabungan atlet-atlet Korea Utara dan Korea Selatan, telah menciptakan atmosfer perdamaian dan kehidupan harmonis di Asia, terutama wilayah semenanjung Asia.
"Itu berarti, apa yang terjadi dalam bidang olahraga mungkin akan terjadi pada bidang lainnya," kata Wakil Presiden OCA Wei Jizhong di sela-sela kunjungannya dalam pusat ruang media Asian Games 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Senin.
Namun, Wei tidak dapat memperkirakan ataupun mendorong agar kedua negara itu kembali memunculkan tim gabungan dalam kejuaraan lain internasional seperti Asian Games 2024 ataupun Olimpiade 2020.
"Pembentukan tim gabungan itu tergantung kepada kedua pihak (Korea Utara dan Korea Selatan). Saya tidak dapat memberikan pernyataan apapun. Tapi, kami selalu menghargai mereka," kata Wei.
Sebelumnya dalam upacara pembukaan Asian Games ke-18, kontingen Korea, yang merupakan kontingen gabungan atlet-atlet Korea Utara dan atlet-atlet Korea Selatan, serta kontingen Palestina mendapatkan sambutan yang paling meriah dari para penonton di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu (18/8) malam.
Sementara, Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Perdana Menteri Korea Selatan Lee Nak-Yon dan Wakil Perdana Menteri Korea Utara Ri Ryong Nam di Cofftea House Kompleks Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (18/8) malam.
"Asian Games merupakan satu momen penting yang dapat terus memperkokoh perdamaian dan persahabatan antara Korea Selatan dan Korea Utara,” kata Presiden Jokowi dalam pertemuan itu.
Presiden menyampaikan bahwa Indonesia berharap beberapa perkembangan positif yang terjadi belakangan ini dapat ditindaklanjuti sehingga stabilitas dan perdamaian Semenanjung Korea dapat segera tercipta.
Di akhir pertemuan, tak lupa Presiden Jokowi menitipkan salam untuk Presiden Moon Jae-in dan Pemimpin Kim Jong Un.
"Itu berarti, apa yang terjadi dalam bidang olahraga mungkin akan terjadi pada bidang lainnya," kata Wakil Presiden OCA Wei Jizhong di sela-sela kunjungannya dalam pusat ruang media Asian Games 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Senin.
Namun, Wei tidak dapat memperkirakan ataupun mendorong agar kedua negara itu kembali memunculkan tim gabungan dalam kejuaraan lain internasional seperti Asian Games 2024 ataupun Olimpiade 2020.
"Pembentukan tim gabungan itu tergantung kepada kedua pihak (Korea Utara dan Korea Selatan). Saya tidak dapat memberikan pernyataan apapun. Tapi, kami selalu menghargai mereka," kata Wei.
Sebelumnya dalam upacara pembukaan Asian Games ke-18, kontingen Korea, yang merupakan kontingen gabungan atlet-atlet Korea Utara dan atlet-atlet Korea Selatan, serta kontingen Palestina mendapatkan sambutan yang paling meriah dari para penonton di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu (18/8) malam.
Sementara, Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Perdana Menteri Korea Selatan Lee Nak-Yon dan Wakil Perdana Menteri Korea Utara Ri Ryong Nam di Cofftea House Kompleks Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (18/8) malam.
"Asian Games merupakan satu momen penting yang dapat terus memperkokoh perdamaian dan persahabatan antara Korea Selatan dan Korea Utara,” kata Presiden Jokowi dalam pertemuan itu.
Presiden menyampaikan bahwa Indonesia berharap beberapa perkembangan positif yang terjadi belakangan ini dapat ditindaklanjuti sehingga stabilitas dan perdamaian Semenanjung Korea dapat segera tercipta.
Di akhir pertemuan, tak lupa Presiden Jokowi menitipkan salam untuk Presiden Moon Jae-in dan Pemimpin Kim Jong Un.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: