Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ), Kamis, dibuka anjlok hingga di bawah level 2.000, karena melemahnya bursa global yang terkena dampak krisis 'sub-prime mortgage' AS. IHSG dibuka langsung turun tajam 65,279 poin atau 3,22 persen menjadi 1.963,804, sedangakan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan juga mengalami koreksi 17,311 poin atau 4,28 persen ke posisi 432,133. "Dampak krisis `sub-prime` masih berlanjut hingga merontokkan bursa saham di dunia, termasuk BEJ," kata Analis Riset PT Panin Capital, Luki Aryatama, di Jakarta. Kondisi ini telah membuat hampir semua saham yang ditransaksikan di BEJ turun, yakni 133 dari 396 efek yang tercatat mengalami penurunan di awal perdagangan, sementara yang naik hanya empat saham, empat tidak bergerak harganya dan 255 saham tidak diperdagangkan. Berlanjutnya penurunan bursa Wall Street dengan Indeks Dow Jones Industrial Average yang kehilangan 167,45 poin atau turun 1,29 persen menjadi 12.861,46 tadi malam diikuti oleh sebagian besar bursa regional. Kondisi bursa AS ini telah membuat bursa kawasan Asia juga mengalami penurunan, seperti Bursa Efek Tokyo (TSE) dengan indeks Nikkei-225 juga mengalami kemerosotan 797,40 poin menjadi 16.04746 dan Bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng terkoreksi 700,28,15 poin menjadi 20.675,43 di awal perdagangan. Dengan kondisi ini, saham-saham unggulan kembali memimpin penurunan indeks, seperti Telkom (TLKM), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Bank BNI (BBNI), Antam (ANTM), Astra Internasional (ASII) dan Bank Mandiri (BMRI). Saham TLKM di awal perdagangan jatuh Rp350 menjadi Rp9.800, PGAS tertekan Rp400 ke posisi Rp9.250, BBNI terus melorot Rp60 ke level Rp1.730, ANTM merosot Rp150 ke harga Rp1.950, ASII terjun Rp1.100 ke Rp15.150 dan BMRI turun Rp175 menjadi Rp2.750. (*)