"Hari ini sudah memasuki hari ketiga bagi relawan Unej melakukan misi kemanusiaan kepada korban gempa bumi di Lombok. Kami sudah membagikan bantuan bahan pokok dan melakukan ToT kepada relawan dan korban bencana," kata Koordinator tim trauma healing dari pusat layanan conseling dan disabilitas (PLCD) Unej, Arif saat dihubungi Antara dari Kabupaten Jember, Senin.
Menurut dia, tim kemanusiaan Unej sudah memberikan ToT kepada 60 relawan dan menyalurkan bantuan sembako kepada sekitar 500 pengungsi di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, sehingga diharapkan bantuan tersebut dapat bermanfaat bagi korban gempa bumi di sana.
"ToT dilakukan dengan dua tahap, yaitu pertama tentang trauma healing dan kedua tentang pertolongan pertama pada kecelakaan atau biasa disebut first aid," ujarnya.
Tim kemanusiaan Unej juga menyiapkan bantuan penyediaan mandi cuci kakus (MCK) di sepuluh titik pengungsian, kemudian mendirikan mushala darurat di 10 titik di wilayah Kecamatan Tanjung.
"Tim aksi kemanusian Unej akan berada di Lombok selama lima hari sejak diberangkatkan oleh Rektor Unej M. Hasan pada 17 Agustus 2018. Harapannya untuk trauma healing, relawan mampu melakukan penanganan trauma healing secara mandiri dan sembako yang dibagikan dapat meringankan beban penderitaan korban bencana gempa bumi di Lombok," katanya.
Arif mengatakan tim kemanusiaan Unej juga merasakan guncangan gempa yang cukup hebat saat terjadi gempa bumi berkekuatan 6,9 SR yang mengguncang Lombok pada Minggu (19/8), pukul 21.56 WIB.
"Kami merasakan sekitar enam kali gempa susulan dan hal itu membuat tim aksi kemanusian Unej untuk sementara tidur di bekas kolam renang yang tidak terpakai, agar keamanannya bisa terjaga," ujarnya.
Sebuah tenda didirikan di sebuah tempat bekas sebuah kolam renang yang tidak terpakai karena di atasnya kosong dan tidak ada pohon, sehingga dirasa aman ketika terjadi guncangan gempa bumi susulan.
"Tidak hanya untuk tidur, tenda di bekas kolam renang tersebut juga digunakan relawan tim kemanusiaan Unej untuk istirahat, makan, dan menjalankan ibadah," ucap dosen kesejahteraan sosial FISIP Unej itu.*
Baca juga: Korban gempa Lombok mengungsi sampai Jembrana
Baca juga: Kapal kemanusiaan berlabuh di Lombok