526 hotspot terpantau di Kalbar
20 Agustus 2018 10:37 WIB
ilustrasi - Tangkapan layar laman peta pemantauan titik panas di Sulawesi Utara oleh BNPB diakses pada Sabtu (28/7/2018). (geospasial.bnpb.go.id/monitoring/hotspot)
Pontianak (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, saat ini terpantau sebanyak 526 hotspot atau titik api di Provinsi Kalimantan Barat, dari total sebanyak 1.117 hotspot di seluruh Indonesia.
"Sebanyak 526 titik api tersebut, terdiri dari sebanyak 331 titik api kategori sedang, dan ketegori tinggi sebanyak 195 titik api," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Pontianak, Senin.
Sebanyak 526 titik api tersebut hasil pemantauan selama 24 jam terakhir dari Satelit Aqua, Terra, SNNP pada catalog Modis LAPAN, Senin (20/8) pukul 08.22 WIB, katanya.
Sebelumnya, Sutopo mengatakan sudah seminggu lebih muncul banyak hotspot akibat Karhutla di Kalbar yang sebagian besar penyebabnya akibat lahan yang dibakar.
Meski, menurut dia, upaya pemadaman terus dilakukan, namun di lapangan yang dibakar lebih banyak jumlahnya. "Sehingga harus terus ditingkatkan patroli dan pencegahan Karhutla," katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Pontianak, mulai Senin (20/8) meliburkan aktivitas belajar dan mengajar dari tingkat PAUD, TK, dan SD hingga 26 Agustus mendatang, dampak dari kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang semakin tebal dan mengganggu kesehatan.
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji melalui media sosial, Minggu malam, mengintruksikan kepada sekolah-sekolah yang ada di Kota Pontianak, agar meliburkan aktivitas belajar dan mengajar, karena semakin buruknya kualitas udara di Pontianak, dampak dari Karhutla tersebut.
"Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, sehubungan dengan kondisi udara di Kota Pontianak sangat buruk, maka saya instruksikan untuk meliburkan anak sekolah mulai dari PAUD, TK, SD mulai tangal 20 hingga 26 Agustus, dan masuk kembali tanggal 27 Agustus 2018," kata Sutarmidji melalui media sosial.
Kemudian, menurut dia, untuk SMP/sederajat masuk kembali atau belajar kembali tanggal 24 Agustus 2018.
Baca juga: Sekolah di Pontianak diliburkan karena asap karhutla
Baca juga: Lanud Supadio siagakan pesawat cassa atasi kerhutla
"Sebanyak 526 titik api tersebut, terdiri dari sebanyak 331 titik api kategori sedang, dan ketegori tinggi sebanyak 195 titik api," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Pontianak, Senin.
Sebanyak 526 titik api tersebut hasil pemantauan selama 24 jam terakhir dari Satelit Aqua, Terra, SNNP pada catalog Modis LAPAN, Senin (20/8) pukul 08.22 WIB, katanya.
Sebelumnya, Sutopo mengatakan sudah seminggu lebih muncul banyak hotspot akibat Karhutla di Kalbar yang sebagian besar penyebabnya akibat lahan yang dibakar.
Meski, menurut dia, upaya pemadaman terus dilakukan, namun di lapangan yang dibakar lebih banyak jumlahnya. "Sehingga harus terus ditingkatkan patroli dan pencegahan Karhutla," katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Pontianak, mulai Senin (20/8) meliburkan aktivitas belajar dan mengajar dari tingkat PAUD, TK, dan SD hingga 26 Agustus mendatang, dampak dari kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang semakin tebal dan mengganggu kesehatan.
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji melalui media sosial, Minggu malam, mengintruksikan kepada sekolah-sekolah yang ada di Kota Pontianak, agar meliburkan aktivitas belajar dan mengajar, karena semakin buruknya kualitas udara di Pontianak, dampak dari Karhutla tersebut.
"Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, sehubungan dengan kondisi udara di Kota Pontianak sangat buruk, maka saya instruksikan untuk meliburkan anak sekolah mulai dari PAUD, TK, SD mulai tangal 20 hingga 26 Agustus, dan masuk kembali tanggal 27 Agustus 2018," kata Sutarmidji melalui media sosial.
Kemudian, menurut dia, untuk SMP/sederajat masuk kembali atau belajar kembali tanggal 24 Agustus 2018.
Baca juga: Sekolah di Pontianak diliburkan karena asap karhutla
Baca juga: Lanud Supadio siagakan pesawat cassa atasi kerhutla
Pewarta: Andilala
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: