Pangkalpinang (ANTARA News) - PT PLN (Persero) Wilayah Bangka Belitung terus menyalurkan listrik ke pulau-pulau kecil, yang tersebar di seluruh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Untuk melistriki pulau-pulau kecil ini, bukanlah hal mudah, karena harus mengangkut material melewati laut. Namun, kami akan terus berjuang agar masyarakat di sana bisa menikmati listrik," kata General Manager PLN Bangka Belitung Abdul Mukhlis di Pangkalpinang, Minggu.

Ia mencontohkan untuk melistriki Pulau Nangka yang terletak di Selat Bangka, petugas bersama dengan warga harus bergotong royong mengangkut baik mesin, material maupun tiang listrik menggunakan kapal nelayan.

"Setidaknya butuh waktu 45 menit perjalanan laut dari dermaga terdekat, Tanjung Pura. Sebelumnya meterial diangkut selama 120 menit melalui darat dengan medan yang cukup terjal menuju dermaga," katanya.

Selain itu, kondisi pasir di dermaga Pulau Nangka maupun Tanjung Pura begitu gembur, sehingga menyulitkan kaki melangkah di atasnya karena tersedot masuk ke dalam pasir.

"Untuk dapat melewatinya, dianjurkan mengenakan celana pendek dan melepaskan alas kaki yang dikenakan, agar langkah menjadi lebih ringan dan alas kaki tidak tertinggal di dalam pasir," katanya.

Sedangkan ketika melistriki Pulau Pongok dan Celagen, para petugas harus menempuh tiga jam perjalan darat terlebih dahulu untuk mengangkut mesin dan material dari Kota Pangkalpinang ke Pelabuhan Sadai di Bangka Selatan.

Kemudian, mesin dan meterial dibongkar dari truk untuk diangkut menggunakan kapal nelayan menuju pelabuhan Pulau Lepar dengan lama perjalanan laut kurang lebih 30 menit.

Selanjutnya, bersama para nelayan, mesin kembali dipindahkan ke dalam mobil dan diangkut menuju pelabuhan Tanjung Labu selama 45 menit perjalanan yang berlokasi di ujung timur Pulau Lepar.

"Sampai di sini, petugas kembali harus melakukan proses loading dan unloading mesin untuk kemudian dibawa menuju ke pelabuhan Pulau Pongok dan Celagen yang ditempuh selama tiga jam perjalanan laut," katanya.

Menurutnya, jika dilihat dari aspek pembiayaan, menerangi pulau-pulau kecil diperlukan investasi yang sangat besar, dengan tingkat pengembalian nilai investasi yang cukup lama.

Dalam hal ini, PLN harus menggelontorkan dana sebesar Rp35,9 miliar untuk membangun PLTD di delapan pulau yang telah dibangun, ditambah tiga pulau lagi yang saat ini masih dalam proses pengerjaan.

"Biaya tersebut belum menghitung biaya investasi untuk pembangunan jaringan listrik dan biaya operasional seperti bahan bakar minyak (BBM), pelumas, pemeliharaan, kepegawaian dan sebagainya," ujarnya.

Ia mengatakan, besarnya biaya pokok penyediaan listrik (BPP) agar listrik di pulau kecil tersebut dapat menyala rata-rata sebesar Rp4.200/kWh, sedangkan harga jual rata-rata hanya sebesar Rp1.457/kWh, karena pelanggan listrik masyarakat di kepulauan rata-rata berdaya 900 VA dan 1.300 VA.

"Jika melihat kondisi ini, secara bisnis memang tidak menguntungkan, namun hal ini sebagai bentuk dukungan kami untuk mendorong kegiatan perekonomian, pendidikan, dan kesehatan di daerah kepulauan," katanya.

Baca juga: PLN bangun lagi pembangkit gas di beberapa kota Papua
Baca juga: 20 dusun di Bangkalan belum teraliri listrik