Kementan dorong petani produksi bawang merah kualitas ekspor
19 Agustus 2018 17:20 WIB
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kanan) didampingi Dirut Perum Bulog Budi Waseso (kedua kanan) memperhatikan hamparan bawang merah saat meninjau gudang bawang merah di Desa Klampok, Brebes, Jawa Tengah, Rabu (1/8/2018). Kementerian Pertanian memprediksi total produksi bawang merah nasional pada 2018 akan mencapai 1,48 juta ton atau naik dari 2017 yang mencapai 1,47 juta ton. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian mendorong petani menghasilkan bawang merah berkualitas ekspor.
"Kami mendorong petani di sentra produksi menghasilkan bawang merah yang berkualitas, terutama dihasilkan dengan waktu panen yang baik antara Juli sampai November," kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto saat dihubungi Antara di Jakarta, Minggu.
Ia memaparkan ciri-ciri bawang merah berkualitas ekspor adalah berdiameter minimal 2,5 cm, berbentuk bulat tidak lonjong, dan berwarna merah terang.
Kementerian Pertanian telah menargetkan ekspor bawang merah sepanjang 2018 sebanyak 15 ribu ton, atau naik dua kali lipat dari 2017 sebanyak 7.750 ton.
Prihasto menuturkan hingga November 2018, bawang merah akan diekspor ke sejumlah negara Asia Tenggara yang memiliki pasar besar, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam dan Filipina.
Pada awal Juli 2018, Indonesia melakukan ekspor sebanyak 6.000 ton bawang merah ke Singapura. Bawang merah tersebut berasal dari PT Aman Buana Putera, Surabaya, Jawa Timur.
Setelah itu, ekspor kembali dilakukan dari salah satu sentra pertanian bawang merah yakni Brebes, Jawa Tengah, sebanyak 5.600 ton bawang merah ke Thailand oleh PT Revi Makmur Sentosa.
Data Kementan menunjukkan, sejak penghentian impor bawang merah pada 2016, Indonesia malah mengekspor sebanyak 736 ton.
Pada 2017, Indonesia kembali mengekspor sebanyak 7.750 ton atau naik 93,5 persen dari 2016.
Ekspor tersebut sejalan dengan naiknya luas areal tanam bawang merah menjadi 158.172 hektare pada 2017 atau naik 5,71 persen dibanding 2016.
Kabupaten Brebes menyumbang 18,5 persen areal tanam bawang merah secara nasional.
Baca juga: Kementan sukses ekspor bawang merah
"Kami mendorong petani di sentra produksi menghasilkan bawang merah yang berkualitas, terutama dihasilkan dengan waktu panen yang baik antara Juli sampai November," kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto saat dihubungi Antara di Jakarta, Minggu.
Ia memaparkan ciri-ciri bawang merah berkualitas ekspor adalah berdiameter minimal 2,5 cm, berbentuk bulat tidak lonjong, dan berwarna merah terang.
Kementerian Pertanian telah menargetkan ekspor bawang merah sepanjang 2018 sebanyak 15 ribu ton, atau naik dua kali lipat dari 2017 sebanyak 7.750 ton.
Prihasto menuturkan hingga November 2018, bawang merah akan diekspor ke sejumlah negara Asia Tenggara yang memiliki pasar besar, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam dan Filipina.
Pada awal Juli 2018, Indonesia melakukan ekspor sebanyak 6.000 ton bawang merah ke Singapura. Bawang merah tersebut berasal dari PT Aman Buana Putera, Surabaya, Jawa Timur.
Setelah itu, ekspor kembali dilakukan dari salah satu sentra pertanian bawang merah yakni Brebes, Jawa Tengah, sebanyak 5.600 ton bawang merah ke Thailand oleh PT Revi Makmur Sentosa.
Data Kementan menunjukkan, sejak penghentian impor bawang merah pada 2016, Indonesia malah mengekspor sebanyak 736 ton.
Pada 2017, Indonesia kembali mengekspor sebanyak 7.750 ton atau naik 93,5 persen dari 2016.
Ekspor tersebut sejalan dengan naiknya luas areal tanam bawang merah menjadi 158.172 hektare pada 2017 atau naik 5,71 persen dibanding 2016.
Kabupaten Brebes menyumbang 18,5 persen areal tanam bawang merah secara nasional.
Baca juga: Kementan sukses ekspor bawang merah
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: