Asian Games 2018
Sepak takraw gunakan teknologi kamera pengawas laga
19 Agustus 2018 09:43 WIB
Petugas memasang lampu penerangan di Arena Ranau, Jakabaring Sport CIty (JSC), Sumatera Selatan, Jumat (10/8). INASGOC terus mempersiapkan Arena Ranau yang akan dipakai untuk cabang olahraga Sepak Takraw Asian Games 2018 mulai 19 Agustus - 1 September 2018. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc/18.
Palembang (ANTARA News) - Cabang olahraga sepak takraw untuk kali pertama sejak 50 tahun olahraga ini berjalan resmi menggunakan teknologi "Challenge" dengan kamera pengawas laga pada perhelatan Asian Games 2018, yang bertujuan menjamin kualitas pertandingan.
"Pranata baru ini diharapkan menjadi sebuah terobosan baru dalam perkembangan olahraga ini, dan ini akan menjadi pertama di dunia yang akan disiarkan secara langsung," ujar Presiden Asian Sepaktakraw Federation (ASTAF) Dato Abdul Kadir bin Kader di Palembang, Minggu.
Dato Abdul Kadir menjelaskan, pranata "Challenge" ini akan memberikan kesempatan kepada pelatih dan manager tim untuk memberikan protes apabila terdapat hal-hal yang dianggap merugikan saat pertandingan berlangsung.
Caranya dengan melakukan panggilan "Challenge" guna mengetahui apakah bola masuk atau tidak atau bola berada di garis baseline depan atau belakang dengan menggunakan teknologi kamera pengawas.
Dalam menilai keabsahannya, akan dibantu oleh juru ahli yang netral untuk menentukan keputusan dengan melihat rekaman gambar dan bukan melalui keputusan wasit.
Untuk mendukung penerapan pranata ini, ASTAF akan menggunakan sebanyak 24 kamera yang tersebar di setiap sudut arena dengan kecepatan mencapai 100 frame per detik dan dibantu pula dengan teknologi canggih lainnya yang akan dipakai dalam menunjang pranata tersebut.
Penerapan pranata tersebut diharapkan nantinya pertandingan sepak takraw akan lebih terbuka dan adil, serta menjunjung semangat "fair play" di lapangan dan mencegah sejumlah insiden protes penentuan masuk atau tidaknya bola tidak terulang kembali.
Dengan itu diharapkan semua pihak dapat menerima keputusan yang dibuat dengan melihat kejadian yang sebenarnya melalui pranata yang diterapkan tersebut.
Baca juga: Sepak takraw, Thailand yakin tetap mendominasi
Baca juga: Kemenpora kontrol ketat pelatnas takraw Asian Games
"Pranata baru ini diharapkan menjadi sebuah terobosan baru dalam perkembangan olahraga ini, dan ini akan menjadi pertama di dunia yang akan disiarkan secara langsung," ujar Presiden Asian Sepaktakraw Federation (ASTAF) Dato Abdul Kadir bin Kader di Palembang, Minggu.
Dato Abdul Kadir menjelaskan, pranata "Challenge" ini akan memberikan kesempatan kepada pelatih dan manager tim untuk memberikan protes apabila terdapat hal-hal yang dianggap merugikan saat pertandingan berlangsung.
Caranya dengan melakukan panggilan "Challenge" guna mengetahui apakah bola masuk atau tidak atau bola berada di garis baseline depan atau belakang dengan menggunakan teknologi kamera pengawas.
Dalam menilai keabsahannya, akan dibantu oleh juru ahli yang netral untuk menentukan keputusan dengan melihat rekaman gambar dan bukan melalui keputusan wasit.
Untuk mendukung penerapan pranata ini, ASTAF akan menggunakan sebanyak 24 kamera yang tersebar di setiap sudut arena dengan kecepatan mencapai 100 frame per detik dan dibantu pula dengan teknologi canggih lainnya yang akan dipakai dalam menunjang pranata tersebut.
Penerapan pranata tersebut diharapkan nantinya pertandingan sepak takraw akan lebih terbuka dan adil, serta menjunjung semangat "fair play" di lapangan dan mencegah sejumlah insiden protes penentuan masuk atau tidaknya bola tidak terulang kembali.
Dengan itu diharapkan semua pihak dapat menerima keputusan yang dibuat dengan melihat kejadian yang sebenarnya melalui pranata yang diterapkan tersebut.
Baca juga: Sepak takraw, Thailand yakin tetap mendominasi
Baca juga: Kemenpora kontrol ketat pelatnas takraw Asian Games
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: